4/30/2015

Kemdikbud Salahkan Kepsek Dengan Banyak Guru Honorer Saat Ini

Kemdikbud menilai jika guru di Indonesia sebenarnya sudah cukup, hanya distribusinya tidak merata. Banyaknya guru honorer yang saat ini menuntut diangkat menjadi PNS karena Kepala Sekolah (Kepsek) asal-asalan mengangkat honorer.

Masalahnya para kepsek mengangkat guru meski tidak jelas kompetensinya.

"Sebenarnya guru kita cukup, cuma penyebarannya tidak merata," kata kata Hamid Muhammad, Dirjen Pendidikan Dasar Kemdikbud yang dikutip dari JPNN.

Menurut Hamid yang juga yang juga merangkap Plt Sekjen Kemdikbud ini menyebutkan, masalah yang dihadapi saat ini adalah adanya tuntutan guru harus PNS. Apalagi sepertiga guru SD adalah honorer.

"Jumlah guru honorer kita adalah 512 ribuan dari 1,6 juta guru di Indonesia. Kalau pengangkatan guru didasari kompetensi fine-fine saja. Masalahnya para kepsek mengangkat guru meski tidak jelas kompetensinya," kata Hamid.

Hamid mengingatkan guru honorer yang tidak berkompetensi jangan berharap bisa diangkat PNS. Pasalnya, ini hanya guru yang memiliki kompetensi yang bakal diangkat menjadi PNS.

"Inikan masalahnya ada di kepsek, kenapa tetap mengangkat honorer padahal sudah ada aturan tidak boleh angkat honorer lagi," kata Hamid.


Guru honorer ini kemudian digaji dengan dana BOS sekitar Rp 200 ribu-Rp 300 ribu. Tetapi, guru honorer selalu teriak honornya kecil. Padahal, Pemda memang tidak menganggarkan honor mereka. 

Ujian Sekolah SD/MI Akan Dilaksanakan Tanggal 18-20 Mei 2015



Ujian Sekolah atau Madrasah (US/M) untuk jenjang SD/MI, SDLB, dan Program Paket A/ULA tahun pelajaran 2014/2015 akan dilaksanakan tanggal 18 sampai 20 Mei 2015. Ujian akhir yang dulunya dikenal dengan Ujian Nasional (UN) ini tetap mengujikan tiga mata pelajaran, yaitu; Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA.


Jadwal pelaksanaan ujian sekolah untuk SD/MI
Jadwal pelaksanaan ujian sekolah untuk SD/MI tahun pelajaran 2014/2015.

Sesuai dengan jadwal pelaksanaan ujian sekolah yang tertulis pada Prosedur Operasional Standar (POS) penyelenggaraan ujian sekolah pada SD/MI dan sederajat, hari pertama adalah Bahasa Indonesia, hari kedua Matematika, dan hari ketiga IPA.

Sementara untuk ujian sekolah susulan bagi peserta didik yang berhalangan hadir akan dilaksanakan mulai tanggal 28 sampai 30 Mei 2015. Ujian dimulai pukul 08.00 sampai 10.00 dengan jumlah butir soal; Bahasa Indonesia 50 soal, Matematika 40 soal, dan IPA 40 soal.

Kemendikbud menetapkan 25% paket soal dengan cara memilih butir-butir soal dari bank soal nasional sesuai dengan kisi-kisi soal ujian sekolah tahun pelajaran 2014/2015. 75% soal ujian sekolah disusun pemerintah provinsi dengan melibatkan guru yang mewakili seluruh kabupaten/kota di wilayahnya.

TUNJANGAN GURU 2015 SEDOT RP. 80 TRILIUN

Pembayaran tunjangan profesi guru tahun 2015 mencapai Rp. 80 triliun dengan rincian Rp72 triliun tunjangan untuk tahun berjalan dan Rp8 triliun tunjangan tahun 2014 yang belum ditransfer ke daerah.

hendra-skb.blogspot.com

"Pembayaran tunjangan profesi guru untuk tahun 2015 yang mencapai Rp80 triliun sama dengan anggaran Kemdikbud per tahunnya. Jumlahnya terus meningkat dan menyedot APBN. Namun sayangnya, peningkatan budget pembayaran tunjangan guru itu tidak diimbangi dengan peningkatan mutu guru," kata Dirjen Pendidikan Dasar Kemendikbud Hamid Muhammad di Jakarta, Selasa.

Kepada pers usai membuka Lokakarya Pemerataan dan Distribusi Guru yang diselenggarakan USAID Prioritas, Hamid mengatakan bahwa Bappenas sempat mempertanyakan terkait dana tunjangan profesi guru yang menyedot anggaran besar kemudian dampak yang diperoleh terhadap mutu pendidikan di Tanah Air.

"Kenyataannya berbanding terbalik. Dari hasil survei menyebutkan ternyata pemberian tunjangan profesi tidak meningkatkan mutu guru dan prestasi peserta didik tidak mengalami perubahan signifikan," katanya.

Karena itu, ujar Hamid, terkait tunjangan guru ada kemungkinan kedepan sesuai saran dari Bappenas maka pemberian tunjangan guru akan diberikan berdasarkan kinerja guru berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP) Kemdikbud.

Ia mengatakan pencairan tunjangan sertifikasi akan selesai tahun 2016. "Tetapi kami sudah mengingatkan sekolah bahwa kedepan tunjangan profesi hanya diberikan kepada guru-guru yang mengajar dengan standar 20 murid dalam satu kelas. Dan ketentuan jumlah minimal siswa hanya berlaku di sekolah-sekolah di perkotaan saja dan tidak berlaku untuk daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T)."

Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistiyo mengatakan besarnya anggaran untuk pembayaran tunjangan profesi guru terjadi karena dilakukan secara bertahap jadi wajar saja bila dihitung menjadi besar.

"Ini bukan pemborosan APBN. Pemerintah hendaknya tidak memanipulasi seolah-olah anggaran tersedot untuk membayarkan tunjangan guru, sebab nanti pada tahun 2015 sudah selesai karena semua guru diharapkan sudah menerima sertifikasi guru".

Terkait peningkatan budget APBN untuk pembayaran tunjangan profesi namun tidak diimbangi dengan peningkatan mutu guru, Sulistiyo mengatakan kondisi peningkatan mutu guru tidak serta merta terjadi karena memang butuh waktu.

Belajar Menulis Huruf Abjad Tegak Bersambung



Belajar menulis huruf sebaiknya diajarkan mulai usia 3 tahun. Biasanya awalnya anak mengikuti apa yang kita arahkan. Setelah mereka mulai jenuh dah bosan , tingkahnya pun akan berubah, misalnya menulis asal, membuang alat tulis bahkan merobek buku. Seorang penganjar yang baik tentunya harus memiliki ketrampilan yang baik untuk mengatasi hal tersebut misalnya dengan aktivitas mewarnai supaya anak tidak bosan pada saat belajar menulis huruf abjad. Berdasar pengalaman para pengajar, mereka membeli buku panduan menulis huruf abjad dan browsing di internet. Seiring bertambahnya usia anak, materi menulis yang diajarkan pun harus meningkat. Sekarang kita akan belajar menulis huruf tegak bersambung atau sering disebut tulisan latin.

Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika mengajari anak belajar menulis huruf tegak bersambung:

1. Ajarkan sejak dini

Mengajari anak untuk belajar menulis huruf tegak bersambung biasanya dimulai dari bangku Sekolah Dasar (SD). Saat ini pengajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sudah menjamur sehingga anak anak bisa diajari menulis huruf kapital dan huruf tegak bersambung lebih dini. Menulis dengan huruf tegak bersambung merupakan seni menulis indah, tetapi banyak yang melupakan tulisan ini.

2. Ikuti aturan penulisannya

Belajar menulis huruf tegak bersambung harus mengikuti aturan penulisannya, terutama dalam menyambung hurufnya. Garis besarnya, menulis huruf tegak bersambung hampir sama dengan menulis huruf biasa. Perbedaan tulisan ini dengan yang abjad A-Z biasa hanya pada penambahan penyambung antar huruf. Berikut ini contoh tulisan tegak bersambung untuk pembelajaran anak. Anak tinggal mengikuti polanya penulisannya.


Dari gambar di atas, setiap anak diharapkan mengikuti tulisan titik-titik dan dan menulis sendiri di tmpat yang masih kosong. Setelah anak bisa menyelesaikan table tersebut, Anda bisa mengajarkan huruf selanjutnya, yaitu B sampai Z.

3. Ajarkan dengan sabar dan tekun

Apabila Anda sabar dan tekun mengajarkan anak menulis huruf tegak bersambung, banyak keuntungan yang didapat anak yaitu sensori motorik menjadi halus, daya sentuhan, dan visualisasi anak menjadi aktif secara bersamaan. Cara penggoresan alat tulis di atas kertas dapat mengajarkan tentang ketegasan, sentuhan kelembutan, dan proses ketekunan.

4. Suasana mempengaruhi konsentrasi anak

Suasana yang menyenangkan dapat mempengaruhi konsentrasi anak. Misalnya belajar sambil mendengarkan musik slow. Pembelajaran dapat dimulai dengan meniru tulisan abjad biasa menjadi tulisan tegak bersambung. Materi selanjutnya yaitu menulis huruf tunggal, satu suku kata,kemudian satu kata, dan satu kalimat.

Belajar menulis huruf abjad tegak bersambung jika dilakukan berulang, insya Allah anak akan senang karena sudah terbiasa menulisnya. Apabila Anda sabar dengan tingkah anak yang seringkali enggan mengikuti apa yang kita ajarkan dan terus mengajarinya, suatu saat akan dapatkan hasil yang memuaskan. Semakin sering berlatih, tulisan anak juga menjadi semakin indah dipandang dan mudah dibaca.

Laporan PTK: Metode Two Stay Two Stray

Laporan PTK: Metode Two Stay Two Stray
Catatan: Makalah ini dipublikasikan di blog ini dengan tujuan untuk meningkatkan kemudahan para pendidik untuk memperolehnya dengan lebih banyak terindeks pada search engine. Makalah ini sepenuhnya bukan milik saya. Bila Anda pemilik makalah ini dan merasa bahwa tidak semestinya makalah ini diterbitkan, silakan menghubungi saya di sini, maka dengan senang hati saya akan menghapus konten ini. Terimakasih (admin).

Sumber:
Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama Islam
Volume 01, Nomor 01, Juni 2010
H a l a m a n 3 7 - 5 2

Judul:
Upaya Peningkatan Keterampilan Berargumentasi Pendidikan Agama Islam dengan Metode Two Stay Two Stray pada Siswa Kelas XI di SMA Al-Muniroh Ujung Pangkah Gresik


Oleh:
Ita Qomariyah - Lailatul Badriyah
SMA Al-Muniroh, Gresik

Abstrak: 
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan berargumentasi siswa setelah diterapkan pembelajaran two stay two stray. Adapun permasalahan yang dikaji adalah “Bagaimanakah upaya peningkatan keterampilan berargumentasi siswa dengan diterapkannya pembelajaran Two Stay Two Stray?.” Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan sebanyak dua siklus. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA di SMA Al-Muniroh Ujung Pangkah Gresik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket, dan tes (pre-test dan post-test). Dari hasil analisis didapatkan bahwa ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II yaitu, siklus I ketuntasan belajar siswa pada kegiatan pembelajaran 6,2%, pada siklus II ketuntasan belajar siswa pada kegiatan pembelajaran 8,6%, sedangkan untuk penerapan pembelajaran Two Stay Two Stray termasuk kategori cukup baik, dengan persentase sebesar 49,3% dan keterampilan berargumentasi siswa sebesar 41,7%. Simpulan dari penelitian ini adalah metode Two Stay Two Stray berpengaruh positif terhadap peningkatan keterampilan berargumentasi PAI siswa kelas XI di SMA Al-Muniroh Ujung Pangkah Gresik.

Kata kunci: Peningkatan Keterampilan Berargumentasi, PAI, Metode Two Stay Two Stray.

PENDAHULUAN
Dalam pembukaan UUD 1945 (Mendikbud, UUD 1945: 45) disebutkan bahwa cita-cita bangsa Indonesia salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Cita-cita tersebut terealisir dengan ditetapkannya Undang-Undang Republik Indonesia Pasal 31 ayat 3 “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan Undang-Undang”.

Untuk dapat mewujudkan cita-cita tersebut, diperlukan seorang figur guru yang berpotensi. Selain dibekali konsep untuk mencerdaskan otak dan rasionya (aspek kognitif), anak didik juga diarahkan pada pembentukan aspek afektif dan psikomotorik yang meliputi: pola sikap, pola laku, dan berfikir yang berlandaskan agama.

Pendidikan Agama Islam menjadi sangat penting dan mempunyai peranan yang lebih besar dibanding pendidikan pada umumnya yang hanya menitik beratkan pada aspek kognitif semata. Peranan guru sebagai motivator sangat penting dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi (Sardiman, 2006;143). Realita menunjukkan bahwa dorongan dan motivasi bagi anak didik untuk mempelajari agama secara mendalam semakin berkurang dengan disertai melajunya IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang semakin berkembang, anak didik cenderung untuk menekuni bidang-bidang studi yang sesuai dengan bakat dan tuntutan zaman, terutama menuntut pengembangan yang lebih lanjut pada aktualisasinya.

Keterampilan berargumentasi diajarkan di sekolah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi baik secara individu maupun kelompok. Salah satu kemampuan berargumentasi..............baca selengkapnya laporan penelitian/jurnal ilmiah/makalah tentang Upaya Peningkatan Keterampilan Berargumentasi Pendidikan Agama Islam dengan Metode Two Stay Two Stray pada Siswa Kelas XI di SMA Al-Muniroh Ujung Pangkah Gresik ini langsung dari sumber aslinya.

Cara Mudah Belajar Matematik Secara Efektif



Belajar matematik itu berbeda dengan belajar mata pelajaran lainnya. Matematik adalah satu mata pelajaran yang memerlukan penyelesaian masalah. proses penyelesaian tersebut dapat membantu anda untuk lebih memahami topik-topik matematik, lebih mengingat fomula matematik, dan meningkatkan tahapan dan teknik menjawabnya. Permasalahan yang paling penting dalam mempelajari matematik adalah bagaimana memahami konsep dasarnya. Belajar matematik itu tidak semudah membalik telapak tangan, tidak pula sesusah mencari jarum dalam tumpukan jerami. Mata pelajaran ini sebaiknya jangan dihafal tetapi dipahami.

Berikut ini beberapa tips belajar matematik yang terbaik:

1. Niat ingin belajar matematik. Mantapkan dahulu apa tujuan Anda belajar matematik. Apabila Anda sudah meniatkan diri belajar matematik, pasti tidak ada kata malas dan bosan untuk mempelajarinya.

2. Berusaha menyukai pelajaran matematika. empelajari setiap mata pelajaran tentunya berbeda-beda tingkat kesulitannya. Seringkali untuk mempelajari matematik, para siswa kesulitan. Para guru pun akan bersaha keras mencari cara bagaimana agar setiap siswa menyukai dahulu pelajarannya.

3. Perbanyaklah membuat dan mengerjakan soal latihan daripada membaca.

4. Carilah soalan-soalan lepas. Soalan-soalan lepas adalah gambaran tentang apa yang perlu Anda tahu dalam setiap subjeknya.

5. Berlatihlah secara rutin. Semakin banyak latihan soal yang Anda kerjakan, maka semakin paham pula dengan materi yang sedang Anda hadapi.

6. Matematik adalah mata pelajaran yang membutuhkan kedisiplinan dalam menjawab soal. Cobalah kerjakan soal matematik dengan cepat. Saat mengerjakan, konsentrasilah sejenak, agar dapat fokus dan cepat dalam menyelesaikan soal tersebut.

7. Anda perlu memahami ilmu hitung, mulai dari penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Jangan hanya hafal, tetapi harus memahami ilmu hitung tersebut. Jika menghafal, sering kali lupa. Apabila selalu bergantung pada mesin hitung, efeknya otak Anda menjadi lemah.

8. Adanya kemauan untuk menjadi hebat. Hebat yang dimaksud yaitu mampu menyelesaikan soal matematik dengan benar yang diberikan oleh guru maupun dari soal-soal lembar kerja siswa.

9. Jangan malu bertanya ke guru apabila tidak tahu. Apabila Anda tidak paham dengan salah satu bab atau bagian tertentu, Anda harus segera tann maksud materi tersebut. Anda bisa menanyakan langsung saat kegiatan belajar mengajar atau saat istirahat. Menanyakan langsung ke guru akan mempercepat penyelesaian rasa penasaran Anda.

10. Jangan malu bertanya ke teman apabila tidak tahu.

Apabila Anda belum ada kesempatan untuk menanyakan langsung ke guru, segera tanyakan ke teman terdekat atau ke teman yang pandai dan memahaminya. Teman yang sudah paham, pasti akan menjelaskan dengan detail. Akan tetapi lihat dulu situasi dan kondisi teman Anda tersebut.

Belajar matematik bukanlah satu pelajaran yang paling susah untuk dipelajari apabila Anda menyukainya terlebih dahulu. Dengan usaha dan teknik yang benar pasti akan terasa lebih mudah untuk menguasainya mata pelajaran tersebut.

Contoh - Contoh Surat Keperluan Sekolah

Welcome To Link Download.seputardapodik.com , this link is the download link associated with the world of education and Teachers For that we as admins gave the information related to education
Contoh - Contoh Surat Keperluan Sekolah
Contoh - Contoh Surat Keperluan Sekolah 

Berikut ini adalah Contoh-contoh Surat yang ada Di sekolah :
 " Tak Ada gading yang tak retak " Silahkan Bapak/Ibu Guru Download Filenya , apabila ada kekurangannya silahkan di edit sesuai dengan keadaan sekolah masing-masing ........
Sekian Informasinya Mengenai Contoh-Contoh Surat Untuk keperluan Sekolah , semoga dapat bermanfaat buat kita Semua , Khusunya Bapak/Ibu Guru di seluruh tanah air ........terima kasih 

 " Tak Ada gading yang tak retak " Silahkan Bapak/Ibu Guru Download Filenya , apabila ada kekurangannya silahkan di edit sesuai dengan keadaan sekolah masing-masing ........
Link yang disembunyikan disini


Hukum III Newton

Coba sekarang memukul tembok dengan tanganmu ? apa yang kamu rasakan ?pastilah tangan terasa sakit. Nah sekarang cobalah menendang tembok dengan kaki tanpa memakai sepatu, apa yang kamu rasakan ?tentunya kaki akan terasa sakit. Mengapa hal itu dapat terjadi ? hal tersebut berkaitan dengan hukum III Newton. Untuk lebih memahami tentang hukum III Newton perhatikan uraian berikut.

Bunyi Hukum III Newton
Menurut Newton "apabila sebuah benda diberi gaya maka benda tersebut akan memberikan gaya yang sama sebagai balasan dimana gaya balasan tersebut sama besar dengan gaya yang diterima tetapi arahnya berlawanan". Hukum III Newton juga disebut hukum aksi reaksi.

Mengapa kaki terasa sakit saat menendang tembok ?. hal ini disebabkan saat kita memberikan gaya (menendang) tembok maka tembok juga akan membalas dengan gaya yang besarnya sama kepada kaki kita. Gaya yang kita berikan pada tembok saat menendang tembok disebut gaya aksi, gaya aksi ini arahnya menuju tembok. Sedangkan gaya yang tembok berikan disebut gaya reaksi, gaya reaksi arahnya menjauhi tembok.

Rumus Hukum III Newton
Hukum III Newton dapat dituliskan
F aksi = - F reaksi

Ingat gaya merupakan besaran vektoryang mempunyai nilai dan arah, tanda negatif menunjukkan arah gaya reaksi berlawanan dengan gaya aksi. Adapun syarat berlakunya hukum II Newton atau hukum aksi reaksi kedua gaya sama besar, kedua gaya arahnya berlawanan, bekerja pada dua benda yang berbeda. Gaya yang bekerja pada aksi reaksi disebut gaya sentuh.

Hukum III Newton
juga berlaku pada gaya tak sentuh, seperti pada gaya gravitasi bumi. Gaya gravitasi bumi menyebabkan benda-benda dapat jatuh ke bumi. Buah kelapa yang sudah tua seringkali jatuh dari pohonnya.

Aplikasi hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari :
1. Tangan terasa sakit saat memukul tembok
Saat memukul tembok kita memberikan gaya pada tembok sebagai aksi, dan tembok aka memberikan gaya yang sama tetapi arahnya berlawanan sebagai reaksi. Gaya reaksi inilah yang menyebabkan tangan terasa sakit saat memukul tembok.

2. Berjalan di atas lantai
Pada saat berjalan kaki memberikan gaya dorong kepada lantai sebagai aksi, gaya aksi ini arahnya ke belakang. Lantai akan memberikan gaya dorong ke depan kepada kaki sebagai reaksi.

3. Berenang
Pada saat berenang kaki dan tangan memberikan gaya dorong kebelakang kepada air sebagai aksi. Air akan memberikan gaya dorong ke depan sebagai reaksi.
peluncuran roket

4. Peluncuran roket
Pada saat roket diluncurkan mesin rokt akan memberikan gaya aksi kepada gas yang arahnya ke bawah, dan gas tersebut akan mendoron roket keatas sebagai gaya reaksi.

5. Senapan yang ditembakkan
Senapan mendorong peluru ke depan sebagai aksi, dan peluru akan mendorong senapan ke belakang sebagai reaksi.
Demikianlah sekilas tentang hukum III Newton semoga bermanfaat.

Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah. Arends (Nurhayati Abbas, 2000: 12) menyatakan bahwa model pembelajaran berdasarkan masalah adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik, sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inquiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu dan meningkatkan keterampilan berpikirkritis dan menyelesaikan masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting.

Pendekatan pembelajaran Berbasis Masalah ini mengutamakan proses belajar dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan diri. Pembelajaran berdasarkan masalah penggunaannya di dalam tingkat berpikir lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah, termasuk bagaimana belajar (Nurhayati Abbas, 2000:12). Guru dalam model pembelajaran berdasarkan masalah berperan sebagai penyaji masalah, penanya, mengadakan dialog, membantu menemukan masalah dan pemberi fasilitas penelitian. Selain itu guru menyiapkan dukungan dandorongan yang dapat meningkatkan pertumbuhan inquiri dan intelektual siswa.Pembelajaran berdasarkan masalah hanya dapat terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan membimbing pertukaran gagasan. Pembelajaran berdasarkan masalah juga dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan aktivitas belajar siswa, baik secara individual maupun secara kelompok. Di sini guru berperan sebagai pemberi rangsangan, pembimbing kegiatan siswa, dan penentun arah belajar siswa (Nurhayati Abbas, 2000:12).
Hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam pembelajaran berdasarkan masalah adalah memberikan siswa masalah yang berfungsi sebagai batu loncatan untuk proses inquiri dan penelitian. Di sini, guru mengajukan masalah, membimbing dan memberikan petunjuk minimal kepada siswa dalam memecahkan masalah. Pengaturan pembelajaran berdasarkan masalah berkisar pada masalah atau pertanyaan yang penting bagi siswa maupun masyarakat. Menurut Arends (Nurhayati Abbas, 2000:13) pertanyaan dan masalah yang diajukan itu haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut :
  1. Autentik. Yaitu masalah harus lebih berakar pada kehidupan dunia nyata siswa daripada berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu.
  2. Jelas. Yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak menimbulkan masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkan penyelesaian siswa.
  3. Mudah dipahami. Yaitu masalah yang diberikan hendaknya mudah dipahami siswa. Selain itu, masalah disusun dan dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
  4. Luas dan sesuai dengan Tujuan Pembelajaran. Yaitu masalah yang disusun dan dirumuskan hendaknya bersifat luas, artinya masalah tersebut mencakup seluruh materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan waktu, ruang dan sumber yang tersedia. Selain itu, masalah yang telah disusun tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
  5. Bermanfaat. Yaitu masalah yang disusun dan dirumuskan haruslah bermanfaat, baik bagi siswa sebagai pemecah masalah maupun guru sebagai pembuat masalah. Masalah yang bermanfaat adalah masalah yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah siswa. Serta membangkitkan motivasi belajar siswa.

Ciri-ciri Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Ciri utama pembelajaran berbasis masalah meliputi pengajuan pertanyaan-pertanyaan atau masalah, memusatkan pada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan autentik, kerjasama dan menghasilkan karya serta peragaan. Pembelajaran berbasis masalah tidak dirancang untuk mernbantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Disamping itu siswa yang bekerjasama satu dengan yang lainnya dalam kelompok dapat mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir. 
John Dewey dalam Muslimin Ibrahim dan Mohamad Nur (2002:16) menganjurkan guru untuk mendorong siswa terlibat dalam proyek atas tugas berorientasi masalah dan membantu mereka menyelidiki masalah-masalah intelektual.
Lev Vygotsky dalam Muslimin Ibrahim dan Mohamad Nur (2002:18) mengemukakan bahwa perkembangan intelektual terjadi pada saat individu berhadapan dengan pengalaman baru yang menantang dan ketika mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang dimunculkan oleh pengalamannya sendiri. Dia juga menambahkan bahwa interaksi sosial dengan teman lain memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa. Pembelajaran berbasis masalah berusaha membantu siswa menjadi pebelajar yang mandiri dan otonom. Dengan bimbingan guru yang secara berulang-ulang mendorong dan mengarahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, siswa belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas itu sendiri.

Untuk mengimplementasikan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah, guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat dipecahkan.Sedangkan pembelajaran dengan pemecahan masalah dapat diterapkan :
  • Manakala guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekadar hanya dapat mengingat metri pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahaminya secara utuh.
  • Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan ketrampilan berpikir rasional siswa.
  • Manakala guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah serta membuat tantangan intelektual siswa.
  • Jika guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam pembelajarannya.
  • Jika guru ingin agar siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan kenyataan dalam kehidupannya.
Pembelajaran berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pembelajaran berbasis masalah antara lain bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah (Ismail, 2002: 2). Dalam pembelajaran berbasis masalah, perhatian pembelajaran tidak hanya pada perolehan pengetahuan deklaratif, tetapi juga perolehan pengetahuan prosedural. Oleh karena itu penilaian tidak cukup hanya dengan tes. 
Penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model pembelajaran berbasis masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh siswa sebagai hasil penyelidikan mereka. Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan siswa tersebut, penilaian itu antara lain asesmen kenerja, asesmen autentik dan portofolio. Penilaian proses bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana siswa merencanakan pemecahan masalah melihat bagaimana siswa menunjukkan pengetahuan dan keterampilan. Karena anyakan problema dalam kehidupan nyata bersifat dinamis sesuai perkembangan jaman dan konteks/lingkungannya, maka perlu dikembangkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa secara aktif mengembangkan kemampuannya untuk belajar (Learning how to learn). Dengan kemampuan atau kecakapan tersebut diharapkan siswa akan mudah beradaptasi
Demikian kajian tentang strategi pembelajaran berbasis masalah yang dapat saya share dan saya rangkum dari beberapa sumber, dan lihat juga artikel yang lain mengenai pengertian strategi pembelajaran. mudah-mudahan bermanfaat!!

4/29/2015

progres perkembangan integrasi Padamu - Dapodik hingga April 2015

Sebagai informasi publik terkait dengan progres perkembangan integrasi Padamu - Dapodik hingga April 2015 sebagaimana dijelaskan pada copy surat terlampir adalah :
  1. Total sekolah yang telah melakukan verval NPSN di Padamu Negeri sebagai basis referensi proses integrasi hingga 27 April 2015 sejumlah 186.746 sekolah. Hal ini berarti bahwa data GTK dari sejumlah sekolah tersebut dapat diakses/diintegrasikan dengan DAPODIK oleh PDSP melalui mekanisme Web Services API.
  2. Berdasarkan data NPSN yang di "push" oleh PDSP sejumlah 214.029 ke server Padamu Negeri maka masih menyisakan 214.029 - 186.746 = 27.283 sekolah yang belum bisa diintegrasikan data GTK dari Padamu Negeri ke DAPODIK oleh PDSP sampai saat ini.
  3. Untuk itu kami himbau kepada sekolah-sekolah agar melakukan verval NPSN di Padamu Negeri agar proses integrasi Padamu Negeri dengan DAPODIK dapat berlangsng baik dan lancar sesuai jadwal hingga 30 Juni 2015 nanti. Bila ada kendala ketidaksesuain NPSN silakan hubungi pihak pengelola PDSP (Helpdesk NPSN) untuk perbaikan dan nantinya akan diupdate perbaikan tersebut melalui mekanisme "push data NPSN" ke server Padamu Negeri oleh PDSP.
  4. Khusus bagi sekolah jenjang TK dan sekolah-sekolah naungan Kemenag, untuk sementara ini belum bisa melakukan verval NPSN karena server Padamu Negeri belum menerima update terbaru "push data NPSN" sekolah-sekolah tersebut dari PDSP.

Umpan Balik yang Efektif bagi Siswa

Umpan balik merupakan sebuah proses di kelas yang telah menjadi daya tarik tersendiri bagi para peneliti praktik pembelajaran sejak tahun 1970-an hingga sekarang ini. Secara konsisten, para peneliti telah menemukan bukti-bukti bahwa ketika guru mampu menggunakan prosedur umpan balik yang efektif ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswanya. Bahkan, hasil studi yang dilakukan Bellon, Bellon, dan Blank menunjukkan bahwa dibandingkan dengan berbagai perilaku mengajar lainnya, pemberian umpan balik akademik ternyata lebih berkorelasi dengan prestasi belajar siswa. Dengan tanpa memandang kelas, status sosial ekonomi, ras, atau keadaan sekolah korelasi ini cenderung konsisten. Ketika umpan balik dan prosedur korektif digunakan secara tepat ternyata sebagian besar siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya hingga di atas 20% .

Umpan balik yang efektif merupakan bagian integral dari sebuah dialog instruksional antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, maupun siswa dengan dirinya sendiri, dan bukanlah sebuah praktik yang terpisahkan.

Terkait dengan umpan balik yang efektif ini, Black dan Wiliam mencatat tiga komponen penting yaitu:

(1) Recognition of the desired goal.

Umpan balik diberikan sebagai respons atas kinerja siswa. Kinerja siswa adalah kesanggupan siswa untuk dapat menunjukkan penguasaannya atas berbagai tujuan pembelajarannya. Guru harus dapat merumuskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai secara jelas dan dapat mengkomunikasikannya pada awal pembelajaran, baik tentang wilayah materi, indikator kurikuler maupun penguasaan tujuan.

Salah satu metode yang cukup efektif untuk memastikan bahwa siswa memahami tujuan pembelajarannya yaitu dengan cara melibatkan mereka dalam menetapkan “kriteria keberhasilan” yang bisa dilihat atau didengar. Misalnya, guru dapat memperlihatkan beberapa contoh produk sebagai tujuan pembelajaran yang patut ditiru oleh para siswa, menunjukkan kalimat-kalimat yang benar dengan ditulis menggunakan huruf kapital, kesimpulan yang diambil dari data, penyajian tabel atau grafik dan sejenisnya.

Apabila para siswa telah dapat memahami tentang kriteria keberhasilan pembelajarannya, mereka akan terbantu untuk mengarahkan belajarnya dan mereka akan lebih mampu untuk melaksanakan proses pembelajarannnya

Selain memberikan pemahaman yang jelas tentang tujuan pembelajaran, guru juga perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami indikator dari tingkat penguasaan tujuan pembelajarannya, baik secara lisan, tertulis maupun dalam bentuk lainnya.

(2) Evidence about present position

Istilah ”bukti” di sini menunjuk kepada informasi atau fakta tentang kinerja yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran, khusunya tentang sejauhmana tujuan pembelajaran telah tercapai dan sejauhmana tujuan pembelajaran itu belum tercapai.

Grant Wiggin mengemukakan bahwa umpan balik bukanlah tentang pemberian pujian atau celaan, persetujuan atau ketidaksetujuan, tetapi sebagai usaha untuk memberikan nilai atau makna. Umpan balik pada dasarnya bersifat netral yang menggambarkan apa yang telah dilakukan dan tidak dilakukan siswa. Selain itu, bahwa umpan balik juga harus bersifat obyektif, deskriptif dan disampaikan pada waktu yang tepat yakni pada saat tujuan pembelajaran masih segar dalam benak siswa.

Salah satu cara pemberian umpan balik yang cukup bermakna yaitu dengan membandingkan produk siswa dengan kriteria keberhasilan telah telah dikomunikasikan sebelumnya. Contoh sederhana pemberian umpan balik yaitu dengan membuat sebuah format tentang “Daftar Kriteria Keberhasilan”. Dalam daftar tersebut, guru dapat memberikan tanda + (plus) untuk menunjukkan tentang kriteria yang telah berhasil dipenuhi siswa dan memberikan catatan tertentu untuk yang belum dipenuhinya.

(3) Some understanding of a way to close the gap between the two.

Umpan balik yang efektif yaitu harus dapat memberikan bimbingan kepada setiap siswa tentang bagaimana melakukan perbaikan. Black dan Wiliam menegaskan bahwa setiap siswa harus diberi bantuan dan kesempatan untuk melakukan perbaikan. Guru tidak hanya memberikan umpan balik yang mencerminkan tentang kinerja yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran siswanya, tetapi juga harus dapat memberikan strategi dan tips tentang cara yang lebih efektif untuk mencapai tujuan, serta kesempatan untuk menerapkan umpan balik yang diterimanya.

Wiggins meyakini bahwa melalui siklus umpan balik ini dapat menghasilkan keunggulan kinerja siswa. Oleh karena itu, siswa harus senantiasa memiliki akses rutin terhadap kriteria dan standar-standar tugas yang harus dituntaskannya; mereka juga harus memperoleh umpan balik dalam upaya menyelesaikan tugas-tugasnya, mereka harus memiliki kesempatan untuk memanfaatkan umpan balik untuk memperbaiki kerjanya serta mengevaluasi kembali terhadap standar

Sumber :

Diterjemahkan dari judul asli : Providing Students with Effective Feedback. Academic Leadership Jounal online Volume 4 – Issue 4 Feb 12, 2007

SYARAT GURU UNTUK DIANGKAT PNS LEWAT JALUR KHUSUS

Kemristek Dikti membuka jalur khusus pengangkatan CPNS melalui jalur khusus dan pesaing sedikit, Apa itu? Kabar baik bagi para lulusan program Sarjana Mengajar di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T).


makalahinyong.blogspot.com

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi memastikan jalur khusus seleksi CPNS bagi mereka masih tersedia.  ’’Tentu akan terus ada. Ini adalah mekanisme membangun Indonesia,’’ ungkap Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kemenristek Dikti Supriadi Rustad di Jakarta, Kamis (26/3).

Dia menyatakan, akan ada penambahan kuota untuk jalur khusus tersebut. Dengan catatan, seluruh lulusan SM3T yang diangkat menjadi PNS tahun ini dapat bekerja maksimal di daerah penempatan.

 Selain itu, animo para lulusan SM3T untuk turut berkontribusi tahun depan cukup besar. ’’Tentu kita tidak mau kalau sampai sudah mengajukan, tapi ternyata kuota tidak dapat terpenuhi,’’ ujarnya.

Untuk diketahui, kuota khusus penerimaan CPNS untuk alumni SM3T baru diadakan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN-RB) tahun lalu. Ada seribu kuota yang diberikan khusus untuk mereka.

Mantan pembantu rektor bidang akademik Universitas Negeri Semarang itu menjelaskan, pada jalur khusus tersebut, tidak ada perbedaan antara tes yang diberikan dan tes CPNS jalur umum. Materi yang diujikan relatif sama.

Hanya, keistimewaannya, pesaing dalam tes tidak terlalu banyak. Para alumnus SM3T hanya akan bersaing dengan sesama alumnus yang mencapai 11 ribu orang. Sementara itu, pada tes CPNS jalur umum, persaingan akan lebih ketat karena dilakukan bersama ratusan ribu pelamar lainnya.
dari catatan seleksi CPNS tahun lalu, 1.395 alumnus SM3T ikut mendaftar tes jalur khusus tersebut. Hasilnya, 1.224 orang dinyatakakan lulus.

Hukum I Newton

Untuk lebih memahami hukum I Newton lakukanlah percobaan  berikut !Cobalah letakkan segelas air mineral diatas selembar kertas HVS lalu tarik kertas HVS pelan-pelan sekali, apa yang akan terjadi dengan gelas air mineral tersebut ? lalu letakkan kembali gelas air mineral tersebut di atas kertas HVS dan tarikketas HVS dengan cepat ?adakah perbedaan dari kedua percobaan tersebut ? mengapa hal itu dapat terjadi ?

Hukum I Newton disebut juga dengan hukum kelembaman atau hukum inersia. Hal ini karena benda yang mendapat atau dikenai gaya bersifat lembam atau malas. Benda cenderung malas bergerak dan akan mempertahankan keadaan atau posisi benda sebelum dikenai gaya.

Bunyi hukum I Newton
Menurut Newton “ apabila resultan gayayang bekerja pada benda sama dengan nol maka benda yang diam akan tetap diam, dan benda yang sedang bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan”. Pernyataan tersebut dikenal dengan hukum I Newton. Pernyataan Newton tersebut dapat dituliskan ∑F = 0

Seperti pada percobaan yang telah dilakukan ketika gelas air mineral diletakkan di atas kertas dan kertas ditarik pelan-pelan maka gelas air mineral akan ikut bergerak bersama dengan kertas, hal ini karena gaya yang diberikan mengakibatkan gelas air mineral mengalami percepatan, percepatan ini yang akan menyebabkangelas air mineral bergerak. Sedangkan jika kertas ditarik dengan cepat mengakibatkan gelas air mineral memiliki percepatan sesaat (percepatan sesaat mendekati atau sama dengan nol) sehingga gelas air mineral akan tetap diam.

Aplikasi hukum I Newton dalam kehidupan sehari-hari :
1. Tubuh akan terdorong ke depan saat kendaraan yang kita naiki bberhenti mendadak, karena tubuh sedang mempertahankan posisi diam.
2. Tubuh akan terdorong ke belakang saat di dalam kendaraan dan kendaraan tersebut dijalankan mendadak, karena tubuh mempertahankan posisi diam.
3. Lift yang bergerak naik turun dengan kecepatan tetap, pada saat belajar gerak lurus beraturan kita sudah tahu bjika kecepaan benda tetap maka percepatan benda = 0
4. Benda-benda yang terletak di atas meja akan tetap berada di atas selama tidak ada gaya luar yang memindahkan barang-barang tersebut.
5. Pemain ice skating dapat meluncur di atas ice tanpa mengeluarkan tenaga. Hal ini karena lapangan ice skating sangat kicin sehingga hampir tidak ada gaya gesek antara sepatu pemain ice skating dengan lapangan, sehingga kecepatan pemain ice skating meluncur selalu konstan dan percepatan pemain meluncur sama denga nol.
6. Bandul sederhana akan tetap berayun dengan kecepatan yang sama jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada bandul.
Demikianalah sekilas tentang hukum I Newton semoga bermanfaat.

Hierarki Manajemen strategi

Hierarki Manajemen strategi
Hierarki Manajemen strategi - Hierarki pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan biasanya terdiri dari tiga jenjang. Pada puncak hirarki yang terletak tingkat korporasi (perusahaan) yaitu suatu urusan yang merupakan sebuah kumpulan bisnis yang secara relatif independen, yang kadang-kadang disebut sebagai Strategic Unit Bisnis. Pada bagian tengah hirarki, pengambilan keputusan terletak tingkat bisnis atau strategi kompetitif. Para manajer yang terdapat di dalamnya biasanya disebut manajer bisnis dan korporasi. Mereka menerjemahkan rumusan arah dan keinginan yang dihasilkan pada tingkat korporasi ke dalam sasaran dan strategi yang kongkret untuk masing-masing divisi usaha. Pada bagian bawah hierarki pengambilan keputusan strategi, terletak tingkat fungsional. Strategi fungsional berkaitan dengan interpretasi peran dari fungsi atau departemen dalam menerapkan strategi kompetitif. Dalam hal ini, strategi fungsional diarahkan oleh strategi kompetitif atau bisnis.


STRATEGI KORPORASI
Strategi korporasi dirumuskan oleh manajemen puncak dan dirancang sedemikian rupa guna mencapai tujuan organisasi. Memformulasikan strategi korporasi di dalam perusahaan besar akan sangat sulit sekali sebab banyak sekali strategi tingkat bisnis yang sangat berbeda dan memerlukan koordinasi guna mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan. Demikian model strategi yang dipakai adalah portofolio bisnis, sbb:

1. Strategi Portofolio
Strategi portofolio adalah tipe strategi tingkat perusahaan yang berhubungan dengan bauran antara unit-unit bisnis (UBS=SBU) dan lini-lini produk yang sesuai satu sama lain dalam cara-cara yang masuk akal sehingga memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. UBS (Unit Bisnis Strategi) merupakan suatu divisi organisasi yang memiliki misi bisnis, lini produk, pesaing dan pasar berbeda terhadap UBS lain dalam organisasi yang sama.

2. Matriks BCG
Matriks BCG (Boston Consulting Group) mengorganisir bisnis-bisnis dalam dua dimensi yaitu pertumbuhan bisnis dan pangsa pasar (market share).

Tingkat pertumbuhan bisnis (Business Growth Rate) berkaitan dengan seberapa cepat industri mengalami peningkatan.

Pangsa pasar (market share) mendefinisikan apakah sebuah unit bisnis memiliki pangsa yang lebih kecil atau lebih besar dibandingkan dengan pesaingnya.

STRATEGI BISNIS 
Merumuskan strategi bisnis melibatkan pengambilan keputusan pada tingkat unit bisnis. Di dalam strategi tingkat ini yamh ditujukan adalah bagaimana cara bersaingnya. Pendekatan yang berguna di dalam merumuskan strategi bisnis sebainya didasarkan atas analisis persaingan yang dicetuskan oleh Michael Porter:

Lima Kekuatan Kompetitif Porter 
Pendekatan Porter didasarkan atas analisis 5 kekuatan persaingan. Tekanan persaingan mencakup:
  1. Ancaman Pendatang Baru, perusahaan yang memasuki industri yang membawa kapasitas baru dan ingin memperoleh pangsa pasar yang baik dan laba, akan tetapi semua itu sangat tergantung kepada rintangan atau kendala yang mengitarinya.
  2. Daya Tawar Menawar Pemasok, pemasok dapat juga menjadi ancaman dalam suatu industri sebab pemasok dapat menaikkan harga produk yang dijual atau mengurangi kualitas produk. Jika harga produk pemasok naik maka harga pokok perusahaan juga naik sehingga akan menaikkan harga jual produk. Jika harga jual produk naik maka sesuai dengan hukum permintaan, permintaan produk akan menurun. Begitu pula jika pemasok menurunkan kualitas produk, maka kualitas produk penghasil juga akan turun, sehingga akan mengurangi kepuasan konsumen.
  3. Daya Tawar Menawar Pembeli, pembeli akan selalu berusaha mendapat produk dengan kualitas baik dan dengan harga yang murah. Sikap pembeli semacam ini berlaku universal dan memainkan peran yang cukup menentukan bagi perusahaan. Jika suatu produk dinilai harganya jauh lebih tinggi dari kualitas (harganya tidak mencerminkan yang sepantasnya) maka pembeli (konsumen) tidak akan membeli produk perusahaan.
  4. Daya Tawar Produk Pengganti, produk pengganti secara fungsional mempunyai manfaat yang serupa dengan produk utama (asli), namun memiliki kualitas produk dan harga yang lebih rendah. Umumnya, produk pengganti disenangi oleh orang yang berpenghasilan rendah akan tetapi ingin tampil dengan status lebih tinggi dari keadaan sebenarnya.
  5. Persaingan Antar Pesaing, persaingan konvensional selalu berusaha sekeras mungkin untuk merebut pangsa pasar perusahaan lain. Konsumen merupakan objek persaingan dari perusahaan yang sejenis yang bermain di pasar. Siapa yang dapat memikat hati konsumen maka perusahaan akan dapat memenangkan persaingan. Untuk dapat memikat konsumen maka berbagai cara dilakukan mulai dari memberikan fasilitas khusus, pemberian kredit dengan syarat ringan, harga murah atau diskon.

Strategi Kompetitif Porter
  1. Diferensiasi (Differentiation), adalah salah satu tipe strategi kompetitif di mana organisasi berupaya membuat produk atau jasa yang ditawarkannya berbeda dengan pesaing. Organisasi dapat menggunakan periklanan, fitur produk yang berbeda, pelayanan atau teknologi baru untuk meraih persepsi produk yang dianggap unik.
  2. Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership), merupakan salah satu tipe strategi kompetitif di mana organisasi secara agresif berupaya menjadi lebih efisien (melakukan reduksi biaya) dari pesaing-pesaingnya dengan memotong biaya produksi dan pengawasan biaya yang sangat ketat.
  3. Fokus (Focus), adalah salah satu tipe strategi kompetitif yang menekankan pada kondentrasi terhadap suatu segmen pasar atau kelompok pembeli tertentu. (source : blognauun.blogspot.com)
Itulah sekilas artikel mengenai hierarki manajemen strategi, untuk menambah pengetahuan, mudah-mudahan bermanfaat.

Guru yang Mampu Menciptakan Lingkungan Belajar yang Positif

Guru yang Mampu Menciptakan Lingkungan Belajar yang Positif

Guru yang Mampu Menciptakan Lingkungan Belajar yang Positif

Beberapa poin penting tentang guru yang mampu menciptakan lingkungan belajar yang positif untuk mendorong keberhasilan belajar siswa:
  • Guru yang profesional selalu merencanakan pembelajaran dengan hati-hati. Mereka memahami hubungan antara perencanaan yang baik dengan lingkungan kelas yang berorientasi pada tugas dan berjalan dengan lancar. Berikut beberapa poin tentang guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif.
  • Guru harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang mendorong tumbuhnya interaksi sosial positif, keikutsertaan yang aktif dalam belajar (hands on dan minds on), dan motivasi diri.
  • Guru harus mampu mengembangkan sistem untuk mengawasi kelasnya sehingga siswa dan guru dapat fokus pada belajar, bukan pada mengontrol kenakalan. Disiplin dan teknik manajemen berbeda-beda dan tidak ada satupun yang paling efektif, semua memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Karena itu guru yang mumpuni mempertimbangkan hasil belajar yang diharapkan, pengetahuan tentang siswa, keadaan sosial, dan pengalaman sebelumnya dalam memilih suatu strategi manajemen.
  • Guru harus memahami prinsip manajemen kelas yang efektif dan dapat menggunakan berbagai variasi manajemen untuk meningkatkan hubungan positif, kerjasama, dan pembelajaran yang bertujuan dalam kelasnya.
  • Pengawasan oleh guru harus bersifat preventif (pencegahan) dan halus. Siswa mengawasi perilaku mereka masing-masing dan teman-temannya, saling memperbaiki dengan penuh hormat.

Psikologi pendidikan

Psikologi pendidikan
A. Pendahuluan
Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar (Whiterington, 1982:10). Dari batasan di atas terlihat adanya kaitan yang sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu, tidak mengherankan apabila beberapa ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah soal belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan belajar.


Karena konsentrasinya pada persoalan belajar, yakni persoalan-persoalan yang senantiasa melekat pada subjek didik, maka konsumen utama psikologi pendidikan ini pada umumnya adalah pada pendidik. Mereka memang dituntut untuk menguasai bidang ilmu ini agar mereka, dalam menjalankan fungsinya, dapat menciptakan kondisi-kondisi yang memiliki daya dorong yang besar terhadap berlangsungnya tindakan-tindakan belajar secara efektif.

B. Mendorong Tindakan Belajar
Pada umumnya orang beranggapan bahwa pendidik adalah sosok yang memiliki sejumlah besar pengetahuan tertentu, dan berkewajiban menyebarluaskannya kepada orang lain. Demikian juga, subjek didik sering dipersepsikan sebagai sosok yang bertugas mengkonsumsi informasi-informasi dan pengetahuan yang disampaikan pendidik. Semakin banyak informasi pengetahuan yang mereka serap atau simpan semakin baik nilai yang mereka peroleh, dan akan semakin besar pula pengakuan yag mereka dapatkan sebagai individu terdidik.

Anggapan-anggapan seperti ini, meskipun sudah berusia cukup tua, tidak dapat dipertahankan lagi. Fungsi pendidik menjejalkan informasi pengetahuan sebanyak-banyakya kepada subjek didik dan fungsi subjek didik menyerap dan mengingat-ingat keseluruhan informasi itu, semakin tidak relevan lagi mengingat bahwa pengetahuan itu sendiri adalah sesuatu yang dinamis dan tidak terbatas. Dengan kata lain, pengetahuan-pengetahuan (yang dalam perasaan dan pikiran manusia dapat dihimpun) hanya bersifat sementara dan berubah-ubah, tidak mutlak (Goble, 1987 : 46). Gugus pengetahuan yang dikuasai dan disebarluaskan saat ini, secara relatif, mungkin hanya berfungsi untuk saat ini, dan tidak untuk masa lima hingga sepuluh tahun ke depan. Karena itu, tidak banyak artinya menjejalkan informasi pengetahuan kepada subjek didik, apalagi bila hal itu terlepas dari konteks pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.

Namun demikian bukan berarti fungsi traidisional pendidik untuk menyebarkan informasi pengetahuan harus dipupuskan sama sekali. Fungsi ini, dalam batas-batas tertentu, perlu dipertahankan, tetapi harus dikombinasikan dengan fungsi-fungsi sosial yang lebih luas, yakni membantu subjek didik untuk memadukan informasi-informasi yang terpecah-pecah dan tersebar ke dalam satu falsafah yang utuh. Dengan kata lain dapat diungkapkan bahwa menjadi seorang pendidik dewasa ini berarti juga menjadi “penengah” di dalam perjumpaan antara subjek didik dengan himpunan informasi faktual yang setiap hari mengepung kehidupan mereka.

Sebagai penengah, pendidik harus mengetahui dimana letak sumber-sumber informasi pengetahuan tertentu dan mengatur mekanisme perolehannya apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh subjek didik.Dengan perolehan informasi pengetahuan tersebut, pendidik membantu subjek didik untuk mengembangkan kemampuannya mereaksi dunia sekitarnya. Pada momentum inilah tindakan belajar dalam pengertian yang sesungguhya terjadi, yakni ketika subjek didik belajar mengkaji kemampuannya secara realistis dan menerapkannya untuk mencapai kebutuhan-kebutuhannya.

Dari deskripsi di atas terlihat bahwa indikator dari satu tindakan belajar yang berhasil adalah : bila subjek didik telah mengembangkan kemampuannya sendiri. Lebih jauh lagi, bila subjek didik berhasil menemukan dirinya sendiri ; menjadi dirinya sendiri. Faure (1972) menyebutnya sebagai “learning to be”.

Adalah tugas pendidik untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi berlangsungnya tindakan belajar secara efektif. Kondisi yang kondusif itu tentu lebih dari sekedar memberikan penjelasan tentang hal-hal yang termuat di dalam buku teks, melainkan mendorong, memberikan inspirasi, memberikan motif-motif dan membantu subjek didik dalam upaya mereka mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan (Whiteherington, 1982:77). Inilah fungsi motivator, inspirator dan fasilitator dari seorang pendidik.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Agar fungsi pendidik sebagai motivator, inspirator dan fasilitator dapat dilakonkan dengan baik, maka pendidik perlu memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar subjek didik. Faktor-faktor itu lazim dikelompokkan atas dua bahagian, masing-masing faktor fisiologis dan faktor psikologis (Depdikbud, 1985 :11).

1. Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis ini mencakup faktor material pembelajaran, faktor lingkungan, faktor instrumental dan faktor kondisi individual subjek didik.Material pembelajaran turut menentukan bagaimana proses dan hasil belajar yang akan dicapai subjek didik. Karena itu, penting bagi pendidik untuk mempertimbangkan kesesuaian material pembelajaran dengan tingkat kemampuan subjek didik ; juga melakukan gradasi material pembelajaran dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat lebih kompeks.

Faktor lingkungan, yang meliputi lingkungan alam dan lingkungan sosial, juga perlu mendapat perhatian. Belajar dalam kondisi alam yang segar selalu lebih efektif dari pada sebaliknya. Demikian pula, belajar padapagi hari selalu memberikan hasil yang lebih baik dari pada sore hari. Sementara itu, lingkungan sosial yang hiruk pikuk, terlalu ramai, juga kurang kondisif bagi proses dan pencapaian hasil belajar yang optimal.

Yang tak kalah pentingnya untuk dipahami adalah faktor-faktor instrumental, baik yang tergolong perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Perangkat keras seperti perlangkapan belajar, alat praktikum, buku teks dan sebagainya sangat berperan sebagai sarana pencapaian tujuan belajar. Karenanya, pendidik harus memahami dan mampu mendayagunakan faktor-faktor instrumental ini seoptimal mungkin demi efektifitas pencapaian tujuan-tujuan belajar.

Faktor fisiologis lainnya yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar adalah kondisi individual subjek didik sendiri. Termasuk ke dalam faktor ini adalah kesegaran jasmani dan kesehatan indra. Subjek didik yang berada dalam kondisi jasmani yang kurang segar tidak akan memiliki kesiapan yang memadai untuk memulai tindakan belajar.

2. Faktor Psikologis
Faktor-faktor psikologis yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar, jumlahnya banyak sekali, dan masing-masingnya tidak dapat dibahas secara terpisah.

Perilaku individu, termasuk perilaku belajar, merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas yang lahir sebagai hasil akhir saling pengaruh antara berbagai gejala, seperti perhatian, pengamatan, ingatan, pikiran dan motif.

2.1. Perhatian
Tentulah dapat diterima bahwa subjek didik yang memberikan perhatian intensif dalam belajar akan memetik hasil yang lebih baik. Perhatian intensif ditandai oleh besarnya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar. Perhatian intensif subjek didik ini dapat dieksloatasi sedemikian rupa melalui strategi pembelajaran tertentu, seperti menyediakan material pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan subjek didik, menyajikan material pembelajaran dengan teknik-teknik yang bervariasi dan kreatif, seperti bermain peran (role playing), debat dan sebagainya.

Strategi pemebelajaran seperti ini juga dapat memancing perhatian yang spontan dari subjek didik. Perhatian yang spontan dimaksudkan adalah perhatian yang tidak disengaja, alamiah, yang muncul dari dorongan-dorongan instingtif untuk mengetahui sesuatu, seperti kecendrungan untuk mengetahui apa yang terjadi di sebalik keributan di samping rumah, dan lain-lain. Beberapa hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa perhatian spontan cendrung menghasilkan ingatan yang lebih lama dan intensif dari pada perhatian yang disengaja.

2.2. Pengamatan
Pengamatan adalah cara pengenalan dunia oleh subjek didik melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, pembauan dan pengecapan. Pengamatan merupakan gerbang bai masuknya pengaruh dari luar ke dalam individu subjek didik, dan karena itu pengamatan penting artinya bagi pembelajaran.

Untuk kepentingan pengaturan proses pembelajaran, para pendidik perlu memahami keseluruhan modalitas pengamatan tersebut, dan menetapkan secara analitis manakah di antara unsur-unsur modalitas pengamatan itu yang paling dominan peranannya dalam proses belajar. Kalangan psikologi tampaknya menyepakati bahwa unsur lainnya dalam proses belajar. Dengan kata lain, perolehan informasi pengetahuan oleh subjek didik lebih banyak dilakukan melalui penglihatan dan pendengaran.

Jika demikian, para pendidik perlu mempertimbangkan penampilan alat-alat peraga di dalam penyajian material pembelajaran yang dapat merangsang optimalisasi daya penglihatan dan pendengaran subjek didik. Alat peraga yang dapat digunakan, umpamanya ; bagan, chart, rekaman, slide dan sebagainya.

2.3. Ingatan
Secara teoritis, ada 3 aspek yang berkaitan dengan berfungsinya ingatan, yakni (1) menerima kesan, (2) menyimpan kesan, dan (3) memproduksi kesan. Mungkin karena fungsi-fungsi inilah, istilah “ingatan” selalu didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan.

Kecakapan merima kesan sangat sentral peranannya dalam belajar. Melalui kecakapan inilah, subjek didik mampu mengingat hal-hal yang dipelajarinya.

Dalam konteks pembelajaran, kecakapan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya teknik pembelajaran yang digunakan pendidik. Teknik pembelajaran yang disertai dengan penampilan bagan, ikhtisar dan sebagainya kesannya akan lebih dalam pada subjek didik. Di samping itu, pengembangan teknik pembelajaran yang mendayagunakan “titian ingatan” juga lebih mengesankan bagi subjek didik, terutama untuk material pembelajaran berupa rumus-rumus atau urutan-urutan lambang tertentu. Contoh kasus yang menarik adalah mengingat nama-nama kunci nada g (gudeg), d (dan), a (ayam), b (bebek) dan sebagainya.

Hal lain dari ingatan adalah kemampuan menyimpan kesan atau mengingat. Kemampuan ini tidak sama kualitasnya pada setiap subjek didik. Namun demikian, ada hal yang umum terjadi pada siapapun juga : bahwa segera setelah seseorang selesai melakukan tindakan belajar, proses melupakan akan terjadi. Hal-hal yang dilupakan pada awalnya berakumulasi dengan cepat, lalu kemudian berlangsung semakin lamban, dan akhirnya sebagian hal akan tersisa dan tersimpan dalam ingatan untuk waktu yang relatif lama.

Untuk mencapai proporsi yang memadai untuk diingat, menurut kalangan psikolog pendidikan, subjek didik harus mengulang-ulang hal yang dipelajari dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Implikasi pandangan ini dalam proses pembelajaran sedemikian rupa sehingga memungkinkan bagi subjek didik untuk mengulang atau mengingat kembali material pembelajaran yang telah dipelajarinya. Hal ini, misalnya, dapat dilakukan melalui pemberian tes setelah satu submaterial pembelajaran selesai.

Kemampuan resroduksi, yakni pengaktifan atau prosesproduksi ulang hal-hal yang telah dipelajari, tidak kalah menariknya untuk diperhatikan. Bagaimanapun, hal-hal yang telah dipelajari, suatu saat, harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan tertentu subjek didik, misalnya kebutuhan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam ujian ; atau untuk merespons tantangan-tangan dunia sekitar.

Pendidik dapat mempertajam kemampuan subjek didik dalam hal ini melalui pemberian tugas-tugas mengikhtisarkan material pembelajaran yang telah diberikan.

2.4. Berfikir
Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam didi seseorang yang berupa pengertian-perngertian. Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa berfikir pada dasarnya adalah proses psikologis dengan tahapan-tahapan berikut : (1) pembentukan pengertian, (2) penjalinan pengertian-pengertian, dan (3) penarikan kesimpulan.

Kemampuan berfikir pada manusia alamiah sifatnya. Manusia yang lahir dalam keadaan normal akan dengan sendirinya memiliki kemampuan ini dengan tingkat yang reletif berbeda. Jika demikian, yang perlu diupayakan dalam proses pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan ini, dan bukannya melemahkannya. Para pendidik yang memiliki kecendrungan untuk memberikan penjelasan yang “selengkapnya” tentang satu material pembelajaran akan cendrung melemahkan kemampuan subjek didik untuk berfikir. Sebaliknya, para pendidik yang lebih memusatkan pembelajarannya pada pemberian pengertian-pengertian atau konsep-konsep kunci yang fungsional akan mendorong subjek didiknya mengembangkan kemampuan berfikir mereka. Pembelajaran seperti ni akan menghadirkan tentangan psikologi bagi subjek didik untuk merumuskan kesimpulan-kesimpulannya secara mandiri.

2.5. Motif
Motif adalah keadaan dalam diri subjek didik yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu. Motif boleh jadi timbul dari rangsangan luar, seperti pemberian hadiah bila seseorang dapat menyelesaikan satu tugas dengan baik. Motif semacam ini sering disebut motif ekstrensik. Tetapi tidak jarang pula motif tumbuh di dalam diri subjek didik sendiri yang disebut motif intrinsik. Misalnya, seorang subjek didik gemar membaca karena dia memang ingin mengetahui lebih dalam tentang sesuatu.

Dalam konteks belajar, motif intrinsik tentu selalu lebih baik, dan biasanya berjangka panjang. Tetapi dalam keadaan motif intrinsik tidak cukup potensial pada subjek didik, pendidik perlu menyiasati hadirnya motif-motif ekstrinsik. Motif ini, umpamanya, bisa dihadirkan melalui penciptaan suasana kompetitif di antara individu maupun kelompok subjek didik. Suasana ini akan mendorong subjek didik untuk berjuang atau berlomba melebihi yang lain.Namun demikian, pendidik harus memonitor suasana ini secara ketat agar tidak mengarah kepada hal-hal yang negatif.

Motif ekstrinsik bisa juga dihadirkan melalui siasat “self competition”, yakni menghadirkan grafik prestasi individual subjek didik.Melalui grafik ini, setiap subjek didik dapat melihat kemajuan-kemajuannya sendiri. Dan sekaligus membandingkannya dengan kemajuan yang dicapai teman-temannya.Dengan melihat grafik ini, subjek didik akan terdorong untuk meningkatkan prestasinya supaya tidak berada di bawah prestasi orang lain.

Strategi Pembelajaran Pairs – Checks untuk Model Pembelajaran Kooperatif

strategi pairs checks
Cara Membentuk Kelompok Kooperatif Strategi Pairs - Checks

Strategi Pembelajaran Pairs – Checks untuk Model Pembelajaran Kooperatif

Tinjauan Awal

Strategi pembelajaran Pairs – Checks (Berpasangan dan Saling Memeriksa) adalah salah satu strategi pembelajaran berpasangan selain Think – Pairs – Share (TPS) dan Think – Pairs – Write (Berpikir – Berpasangan – Menulis) pada model pembelajaran kooperatif. Strategi Pairs – Checks ini dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1993. Pada strategi ini siswa dilatih bekerja sama untuk mengerjakan soal-soal atau memecahkan masalah secara berpasangan, kemudian saling memeriksa / mengecek pekerjaan atau pemecahan masalah masing-masing pasangannya.

Langkah-langkah Strategi Pairs - Checks

Untuk melaksanakan strategi Pairs – Checks ini dalam model pembelajaran kooperatif yang anda laksanakan, dapat diikuti langkah-langkah umum berikut ini:
  1. Bagilah siswa di kelas anda ke dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 orang.
  2. Bagi lagi kelompok-kelompok siswa anda tersebut menjadi pasangan-pasangan. Jadi akan ada partner  A dan partner B pada kedua pasangan.
  3. Berikan setiap pasangan ini sebuah LKS untuk dikerjakan. LKS terdiri dari beberapa soal atau permasalahan (jumlahnya genap).
  4. Berikutnya, berikan kesempatan kepada partner A untuk mengerjakan soal nomor 1, sementara partner B mengamati, memberi motivasi, membimbing (bila diperlukan) partner A selama mengerjakan soal nomor 1 tersebut.
  5. Selanjutnya bertukar peran, partner B mengerjakan soal nomor 2, dan partner A mengamati, memberi motivasi, membimbing (bila diperlukan) partner A selama mengerjakan soal nomor 2 tersebut.
  6. Setelah 2 soal terselesaikan, maka pasangan tersebut mencek hasil pekerjaan mereka berdua dengan pasangan lain yang satu kelompok dengan mereka.
  7. Setiap kelompok yang memperoleh kesepakatan (sama pendapat/cara memecahkan masalah/menyelesaikan soal) merayakan keberhasilan mereka, atau guru memberikan penghargaan (reward). Guru dapat memberikan pembimbingan bila kedua pasangan di dalam kelompok tidak menemukan kesepakatan.
  8. Langkah nomor 4, 5, dan 6 diulang lagi untuk menyelesaikan soal nomor 3 dan 4, demikian seterusnya sampai semua soal pada LKS selesai dikerjakan setiap kelompok.

Tips untuk melaksanakan Strategi Pairs – Checks dalam Model Pembelajaran Kooperatif

  • Jangan membagi siswa secara asal, misal sebangku. Tetapi bagilah siswa berdasarkan tingkat kemampuan belajarnya. Jadi, terlebih dahulu sebelum membentuk pasangan, bagilah siswa di kelas anda menjadi 2 kelompok besar, yaitu kelompok atas dan kelompok bawah berdasarkan kemampuan belajarnya. Setiap pasangan harus terdiri dari siswa kelompok atas dan siswa kelompok bawah.
  • Siapkan soal berjumlah genap, misal 6 soal sampai 10 soal (dengan memperhatikan alokasi waktu yang tersedia). Soal nomor 1 dan nomor 2 harus memiliki tingkat kesulitan dan bentuk yang sama, begitu seterusnya dengan soal nomor 3 dan 4, 5 dan 6, 7 dan 8, dst.
  • Pada LKS, sebaiknya peranan setiap pasangan dan anggota pasangan (partner) harus jelas, terutama saat strategi ini baru dikenalkan kepada siswa agar tidak terjadi kebingungan dalam berbagi tugas.
  • Modelkan atau bimbing semua kelompok secara klasikal untuk menerapkan langkah-langkah strategi pairs – checks ini di pembelajaran pertama untuk soal nomor 1 dan 2 (dua pertanyaan pertama).
  • Contohkan bagaimana cara mengamati, membimbing, memotivasi partner saat mereka berpasangan.
  • Modelkan perbedaan memberi bimbingan dengan memberikan jawaban kepada partner. Ingat, setiap partner tidak boleh memberi jawaban atau membantu mengerjakan secara langsung saat mereka berpasangan mengerjakan soal.
  • Gunakan hanya 1 LKS dan 1 pensil (pulpen) untuk setiap pasangan. Jadi di atas meja mereka hanya ada 1 LKS yang harus dikerjakan, dan 1 pensil untuk menulis. Ini dilakukan untuk mengefektifkan proses pembelajaran saat berpasangan.

Kelemahan Strategi Pairs - Checks

Berikut ini beberapa kelemahan yang dapat muncul dari penerapan strategi Pairs – Checks ini pada model pembelajaran kooperatif di kelas:
  • Membutuhkan waktu yang lebih banyak.
  • Membutuhkan keterampilan siswa untuk menjadi pembimbing pasangannya, dan kenyataannya setiap partner pasangan bukanlah siswa dengan kemampuan belajar yang lebih baik. Jadi kadang-kadang fungsi pembimbingan tidak berjalan dengan baik.

Kelebihan Strategi Pairs – Checks

Beberapa kelebihan strategi Pairs – Checks bila diterapkan pada model pembelajaran kooperatif, yaitu:
  • Melatih siswa untuk bersabar, yaitu dengan memberikan waktu bagi pasangannya untuk berpikir dan tidak langsung memberikan jawaban (menjawabkan) soal yang bukan tugasnya.
  • Melatih siswa memberikan dan menerima motivasi dari pasangannya secara tepat dan efektif.
  • Melatih siswa untuk bersikap terbuka terhadap kritik atau saran yang membangun dari pasangannya, atau dari pasangan lainnya dalam kelompoknya. Yaitu saat mereka saling mengecek hasil pekerjaan pasangan lain di kelompoknya.
  • Memberikan kesempatan pada siswa untuk membimbing orang lain (pasangannya).
  • Melatih siswa untuk bertanya atau meminta bantuan kepada orang lain (pasangannya) dengan cara yang baik (bukan langsung meminta jawaban, tapi lebih kepada cara-cara mengerjakan soal/menyelesaikan masalah).
  • Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menawarkan bantuan atau bimbingan pada orang lain dengan cara yang baik.
  • Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar menjaga ketertiban kelas (menghindari keributan yang mengganggu suasana belajar).

Sumber:

http://www.usd416.org/pages/uploaded_files/Pairs_Check.pdf
http://www.lessonopoly.org/teacherslist?q=node/1921
http://billsteachingnotes.wikispaces.com/file/view/COMMUNICATION%203%20PAIRING.pdf/49513567/COMMUNICATION%203%20PAIRING.pdf

Dapodik akan menjadi basis data di Kemendikbud, sedangkan Padamu Negeri harus menyesuaikan

Dengan banyaknya aplikasi pendataan di sekolah, mulai dikeluhkan guru dan operator sekolah. Selama ini ada dua sistem pendataan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), yaitu Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dan Padamu Negeri. Operator sekolah berharap hanya ada satu sistem pendataan pendidikan untuk mempermudah pekerjaaannya.
Dapodik akan menjadi basis data di Kemendikbud, sedangkan Padamu Negeri harus menyesuaikan.

“Yang saya lihat, dampaknya itu berada pada sekolah (operator sekolah, red). Kasihan mereka. Mereka menginput data Dapodik dan Padamu, bahkan juga ada beberapa aplikasi dari pemerintah daerah. Jadi, saya berharap sistem pendataan itu mbok ya satu saja,” kata M Yusuf, Staf Subag Perencanaan Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung.

Dengan banyaknya aplikasi yang harus dikerjakan sekolah, khususnya di tingkat Sekolah Dasar (SD) yang tidak memiliki tenaga khusus adminitrasi, hal ini membuat guru harus merangkap sebagai oparator sekolah. Akibatnya proses pembelajaran di sekolah bisa terganggu yang akhirnya siswa menjadi korban. 

Menanggapai dualisme pendataan tersebut, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar, Hamid Muhammad, mengatakan bahwa di tubuh Kemendikbud hanya ada satu sistem pendataan. Dapodik akan menjadi basis data di Kemendikbud, sedangkan Padamu Negeri yang khusus menangani guru itu harus menyesuaikan dengan Dapodik.

"Jadi nanti itu akan hanya ada satu sistem pendataan. Dan Dapodik inilah yang akan jadi basis data di kementerian, sedangkan Padamu Negeri yang khusus menangani guru itu harus menyesuaikan dengan sistem Dapodik yang ada di Dikdas, Dikmen, dan termasuk yang ada di PDSP,” tegas Hamid.

Para guru dan operator sekolah diminta tidak khawatir mengenai masalah dua sistem pendataan ini. Menurut Hamid, satu sistem itu nanti akan diputuskan oleh Mendikbud, pihaknya sudah menyampaikan berkali-kali kepada Mendikbud bahwa Dapodik merupakan basis data yang akan dibangun ke depan.

4/28/2015

Hukum Pascal dan Aplikasinya

Jika kita menyemprotkan minyak wangi dari botolnya maka minyak wangi tersebut akan menyebar ke segala arah. Mengapa hal itu dapat terjadi ? minyak wangi yang disemprotkan merupakan aplikasi hukum Pascal yang sering kita jumpai. Untuk lebih memahami hukum Pascal perhatikan uraian berikut !

Hukum Pascal berhubungan dengan tekanan hidrostatis di ruang tertutup. Menurut Pascal “tekanan hidrostatis yang berada di ruang tertutup akan diteruskan ke segala arah dengan sama besar “. Pernyataan tersebut dikenal dengan hukum Pascal.

Untuk lebih memahami hukum Pascal perhatikan gambar pompa hidrolik !

Menurut Pascal tekanan pada tabung 1 harus sama dengan tekanan di tebung 2
Maka dapat kita tulis P1 = P2, Karena P = F/A
Maka F1/A1 = F2/A2

Aplikasi hukum Pascal :

1. Jembatan Angkat
Jembatan angkat ini sering sering dimanfaatkan d bengkel maupun tempat pencucian mobil. Mobil yang akan dibersihkan diangkat menggunakan jembatan angkat agar lebih mudah dibersihkan.
2. Dongkrak Hidrolik
Dongkrak hidrolik digunakan untuk mengganti ban mobil yang bocor. Saat dongkrak hidrolik ditekan penghisap kecil akan menekan cairan yang berada dalam reservoir. Cairan akan mengalir menuju penghisap besar dan mendorong benda ke atas.
3. Kempa hidrolik
Kempa hidrolik dimanfaatkan untuk memeras buah dan diambil airnya, selain itu kempa hidrolik juga digunakan untuk memadatkan kertas.
4. Rem cakram hidrolik
Rem cakram hidrolik menggunakan fluida minyak. Apabila kaki pedal rem diinjak maka piston (pipa penghubung) akan menekan minyak yang ada di dalamnya. Tekanan ini akan diteruskan pada piston kedua (piston keluaran) yang berfungsi mengatur rem. Kemudian rem akan menjepit piringan logam. Akibatnya timbul gesekan antara piringan dan roda. Arah gesekan ini berlawanan dengan arah gerak piringan. Gaya gesekan inilah yang menyebabkan roda berhenti.

Contoh soal hukum Pascal  :
1. luas penampang kecil sebuah pompa hidrolik 10 cm2. Sebuah mobil dengan berat 10.000 N diangkat dengan gaya 10 N, hitung luas penampang besar?
Diketahui :
A1 = 10 cm2
F1 = 10000 N
F2 = 10 N
Ditanya :
A2 . . . . ?
Jawab :
P1 = P2
F1/A1 = F2/A2
10000/10= 10/A2
A2 = 100000/10
A2 = 10000 cm2
A2 = 1 m2

2. Seorang anak akan menaikkan batu bermassa 1 ton menggunakan alat seperti yang ditunjukkan pada gambar ! hitung gaya yang diperlukan untuk mengangkat batu tersebut jika luas penampang pipa besar 250 kali luas penampang pipa kecil !


Diketahui :
m : 1000 kg
F1 = m g = 1000(10) = 10000 N
A2= 250 A1
ditanya :
F1 . . . .?
Jawab :
P1 = P2
F1/A1 = F2/A2
F1/1 = 10000/250
F1 = 40 N