1/30/2017

JUKNIS DANA BOS 2017 UNTUK SD, SMP, SMA, DAN SMK

JUKNIS DANA BOS 2017 UNTUK SD, SMP, SMA, DAN SMK- Saat ini sudah masuk tahun anggaran 2017 dan sudah memasuki tahap penyaluran / Pencairan Dana BOS Triwulan 1 tahun 2017. Jika mengacu pada PMK Nomor 187/PMK.07/2016 yang telah diterbikan pada tanggal 2 Desember 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 48/PMK. 07/2016 Tentang Pengelolaan Transfer Ke Daerah dan Dana Desa.


Dalam Pasal 76 (1) PMK Nomor 187/PMK.07/2016  tersebut disebutkan bahwa bahwa Penyaluran Dana BOS untuk daerah tidak terpencil dilakukan secara triwulanan, yaitu:

a. triwulan I paling cepat bulan Januari; 
b. triwulan II paling cepat bulan April; 
c. triwulan III paling cepat bulan Juli; dan 
d. triwulan IV paling cepat bulan Oktober.

Lalu bagaimana dengan Juknis atau Petunjuk Teknis BOS tahun 2017?  Berikut ini DRAF JUKNIS BOS tahun 2017 untuk SD, SMP, SMA, dan SMK. Sebelum admin sharekan Link Download DRAF JUKNIS BOS SD SMP SMA dan SMK 2017, perlu Admin tegaskan bahwa JUKNIS BOS SD SMP SMA dan SMK 2017 masih bersifat Draf sehingga dimungkinkan masih ada perubahan.

Berikut link Download DRAF JUKNIS BOS SD SMP SMA dan SMK 2017 :

Silahkan Download DRAF JUKNIS BOS SD SMP 2017 (DISINI)

Silahkan Download DRAF JUKNIS BOS SMA 2017 (DISINI)

Silahkan Download DRAF JUKNIS BOS SMK 2017 (DISINI)
Note : Ingat JUKNIS BOS SD SMP SMA dan SMK 2017 masih berupa draf sehingga masih mungkin ada perubahan.

1/29/2017

HONORER YANG BAKAL JADI TARGET PENGANGKATAN PNS TAHUN 2017

HONORER YANG BAKAL JADI TARGET PENGANGKATAN PNS TAHUN 2017

HONORER YANG BAKAL JADI TARGET PENGANGKATAN PNS TAHUN 2017

SUARAPGRI.COM - Hasil harmonisasi revisi UU Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai pintu masuk honorer kategori dua (K2) maupun tenaga di luar K2 menjadi PNS akan diparipurnakan dalam waktu dekat ini.

Ada empat kategori yang menjadi target pengangkatan PNS yaitu pengangkatan tenaga honorer, pegawai tidak tetap, pegawai tetap non PNS, dan tenaga kontrak menjadi PNS.

Menurut Ketum Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) Titi Purwaningsih, setelah dilakukan pendataan, jumlah tenaga honorer, PTT, pegawai tetap non PNS, dan tenaga kontrak tidak sampai sejuta orang. 
"Kira-kira sekitar 750 ribu orang. Mudah-mudahan target DPR untuk menetapkan UU ASN pada Maret 2017 bisa terealisasi agar seluruhnya bisa diproses pengangkatan PNS-nya," kata Titi kepada JPNN, Minggu (4/12).

Dia juga menambahkan, sudah terbentuk presidum nasional revisi UU ASN. Dengan adanya presidium ini, seluruh forum lebih fokus dalam memperjuangkan status PNS.
"Jadi perjuangannya tidak terkotak-kotak, semuanya tercover dalam presidium itu. Misinya satu, status PNS harus di tangan dan semuanya tercover," jelasnya. 

Pihaknya pun kata dia, bertekad untuk mengawal revisi tersebut hingga disahkan menjadi UU. 
"Kami akan tetap mengawal pembahasan revisi UU ASN. Ini sudah separuh jalan, jadi tidak boleh dibiarkan. Seluruh honorer maupun non honorer harus berjuang dan terus mengawal ini," ujarnya.

Dihubungi secaraa terpisah, Ketum Forum Bidan PTT yang juga Presiden Nasional Revisi UU ASN, Mariani mengungkapkan, saat ini seluruh honorer maupun non honorer tidak lagi melihat profesi.

Yang dilihat adalah kumpulan tenaga honorer, pegawai tidak tetap, pegawai kontrak, dan pegawai tetap non PNS. 
"Perjuangan kami untuk kepentingan bersama, tidak ada pengkotakan. Walaupun masih ada forum yang belum bergabung, tapi tetap misi kami untuk semua," pungkasnya.

Sampai saat ini menurut Mariani, sudah 12 forum yang bergabung yaitu Bidan PTT Pusat Indonesia, Pager Nusantara (honorer K2), FK THLBPP Nusantara, Presidium Perjuangan ITBPPI, FK THL POPT Nusantara, FKP2I Pendamping Perkebunan, FKPPBI Penyuluh Perikanan, FTI (Inseminator Peternakan), FK BPPPN (BanPol PP), FOPPSI, PMT, dan FHK2I. 
"Kami tetap membuka ruang bagi kawan-kawan forum yang belum bergabung, bersatu kita akan lebih kuat," tuturnya.

Dalam rapat yang dipimpin Wakil Ketua Baleg DPR RI Firman Subagyo, 10 fraksi seluruhnya menyetujui revisi UU ASN dibawa ke paripurna. Revisi mengakomodir pengangkatan honorer kategori dua (K2) dan non kategori, menjadi CPNS.

Ketua Panja Revisi UU ASN Arief Wibowo juga menegaskan, pengangkatan tenaga honorer, pegawai tidak tetap, pegawai tetap non PNS, dan tenaga kontrak menjadi PNS akan dilakukan mulai tahun 2017. 
"Pengangkatannya dimulai enam bulan dan paling lama tiga tahun sejak revisi UU ASN ditetapkan. Dengan demikian, tidak ada lagi honorer maupun tenaga kontrak yang diangkat karena semua sudah ter-cover," tandas Arief yang disambut sukacita honorer K2 dan non kategori yang ikut menyaksikan rapat panja di Senayan.

Demikian berita dan informasi terbaru yang kami bagikan yang kami lansir dari laman BeritaPGRI. Semoga informasi ini bermanfaat bagi bapak/ibu honorer, dan juga rekan-rekan tenaga pendidik lainnya.

1/26/2017

Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif


Fase-1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Tingkah Laku Guru:
Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.

Fase-2 Menyajikan informasi
Tingkah Laku Guru:
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demontrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase-3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Tingkah Laku Guru:
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien

Fase-4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Tingkah Laku Guru:
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase-5 Evaluasi
Tingkah Laku Guru:
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase-6 Memberikan penghargaan
Tingkah Laku Guru:
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Scaffolding – Contoh Implementasi pada Pendidikan Anak Usia Dini

Scaffolding – Contoh Implementasi pada Pendidikan Anak Usia Dini
Scaffolding – Contoh Implementasi pada Pendidikan Anak Usia Dini


Tahap perkembangan anak usia dini terbagi dalam beberapa aspek yang berintegrasi satu dengan yang lain; yaitu:
1. aspek fisik
2. intelektual
3. seni
4. emosional

Setiap anak usia dini memiliki ciri perkembangan berdasarkan usia. Pencapaian tahap perkembangan aspek fisik pada anak usia 2 tahun berbeda dengan tahap perkembangan fisik anak usia 3 tahun. Ahli-ahli pendidikan anak usia dini telah melakukan pengamatan dan mencatat tahap-tahap perkembangan anak setiap aspek berdasarkan usia. Tahap-tahap perkembangan anak usia dini (Child Development) menjadi dasar untuk melihat keberhasilan dan kemajuan perkembangan anak. Aspek-aspek perkembangan anak merupakan satu bagian yang terintegrasi satu dengan yang lain. Karena itu bentuk scaffolding di dalam suatu saat dapat saja terintegrasi namun terdapat juga saat di mana scaffolding hanya dibutuhkan oleh aspek tertentu.

Contoh implementasi scaffolding dalam pendidikan anak usia dini penulis ambil dari salah satu daily plan kurikulum play group bilingual. Tema belajar adalah “My Vegetables”dengan sub tema “Cauliflower”. Desain tema dalam kurikulum seperti ini membuka banyak peluang terjadinya interaksi belajar; anak belajar mengenal sayur-sayuran; sesuatu hal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Pada aspek keterampilan motorik halus, anak melatih kelenturan otot jari tangan dengan memetik kuntum bunga kol.Sementara setiap anak memegang bunga kol,guru mencontohkan cara memetik kuntum bunga kol di hadapan mereka (zona perkembangan terdekat/zone of proximal development). Timbul dalam benak anak, bahwa memetik kuntum bunga kol adalah sesuatu pekerjaan dapat dilakukannya sendiri. Anak mengamati bentuk bunga kol yang ada ditangannya (menjadi pembelajar mandiri/learner autonomy); dan memperhatikan cara guru atau teman lainnya memetik kuntum bunga kol (menjadi pembelajar kelompok/cooperative learning).

Dalam hal memetik kuntum bunga kol, pemagangan kognitif tampil dengan ciri khasnya yaitu pemodelan oleh guru, penekanan; yaitu tekanan proses belajar pada latihan keterampilan otot jari, eksplorasi; yaitu mengenai manfaat, habitat dan pengolahan sayur bunga kol dan petunjuk yang meningkat kompleksitasnya; yaitu mulai dari mengenggam, memetik, mengelompokkan, dan menghitung kuntum bunga kol. Instruksi pelajaran; yang menuntun anak melakukan sesuatu dengan perintah yang jelas - meminta anak memetik kuntum bunga kol yang ada di gengaman tangannya sampai selesai; dapat menumbuhkan ketekunan dalam diri anak untuk mencapai keberhasilan (aspek emosional).Guru melakukan proses penilaian/assessment dengan sebelumnya sudah mengetahui level of actual development; yaitu belum tentu semua anak telah dapat memetik kuntum bunga kol (menurut Table Child Development).

Sedangkan level of potential development yang akan diobservasi adalah anak mampu memetik kuntum bunga kol paling sedikit 8 kuntum.Dalam 5 – 10 menit pertama, dapat diprediksi bahwa anak akan mengalami kesulitan karena jari-jari tangan belum terbiasa memetik kuntum bunga kol. Di saat ini, guru perlu menahan diri dan memberikan kesempatan pada anak untuk mengalami kesulitan; guru perlu tahu saat yang tepat untuk memberikan bantuan. Hindari bentuk-bentuk interferensi yang berpotensi menggangu proses belajar anak. Anak akan menyerukan permintaan bantuan. Di sinilah, guru menerapkan scaffolding; yaitu berupa memegang jari anak dan memberi kekuatan tertentu untuk memetik kuntum bunga kol bersama. Setelah itu,berilah kesempatan anak untuk kembali mencoba sendiri; tariklah scaffolding secara bertahap. Setelah paling sedikit 8 kuntum bungakol berhasil dipetik oleh jari tangan anak sendiri,maka anak telah mencapai level of potential development. Kadang kala sangat menarik dan lucu, saat terjadi anak berusaha menolong teman untuk memetik kuntum bunga kol; membagikan keterampilan yang baru saja dikuasainya; yang sebetulnya merupakan suatu bentuk internalisasi konsep pengetahuan baru ke dalam dirinya. Kejadian seperti ini dapat menjadi sumber tulisan narasi yang kreatif untuk dicatatkan dalam laporan perkembangan anak.

Implementasi scaffolding lainnya juga terlihat dalam contoh lebih sederhana sebagai berikut: seorang anak perempuan yang berumur 2,5 tahun dengan gembira memilih dan berusaha mengenakan sendiri baju yang akan dipakainya dan tidak mengijinkan ibunya membantu. Pada usia 2,5 tahun menurut tabel Perkembangan Anak (Child Development); tingkat erkembangan riil (level of actual development) pada aspek intelektual antara lain adalah anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi; dan pada aspek fisik sedang ingin mencoba melenturkan otot jemari tangannya. Anak belum dapat mengenakan baju sendiri, tetapi membutuhkan bantuan; berarti anak berada pada tingkat perkembangan potensial (level of potential development).

Pada waktu ini potret pembelajaran konstruktivisme sedang berlangsung; yaitu pengetahuan dibangun sendiri oleh anak secara aktif; tekanan proses belajar adalah pada anak dan bukan pada hasil belajar. Saat sang ibu mengamati anak sedang berusaha dengansungguh-sungguh mengenakan baju, timbul keinginan yang sangat besar untuk segera membantu; tetapi anak belum merasa perlu adanya scaffolds. Bila scaffolds tidak tepat waktu, akan terjadi interferensi; anak tidak merasakan keberhasilan pencapaian suatu indikator; bantuan ibu akan menyelesaikan semua proses mengenakan baju. Beberapa saat kemudian anak menyerukan perlunya bantuan; ini menunjukkan aspek emosi yang sesuai yaitu anak segera mencari pertolongan untuk mendapatkan bantuan. Saat anak telah membuka diri terhadap bantuan, scaffolding dibutuhkan. Ibu berperan Sebagai fasilitator; mencontohkan cara mengancing satu mata kancing baju. Pada waktu ini, ibu berbicara mengenai cara mengancing baju dan akan menjadi kosa kata baru bagi anak (aspek bahasa).Komunikasi dan penggunaan bahasa menjadi suatu media yang baik untuk melancarkan internalisasi konsep ke dalam diri anak. Anak mengendapkan konsep itu ke dalam pikirannya; biasanya muncul dalam bentuk self talk (berbicara sendiri) anak kepada dirinya. Setelah mendapatkan scaffolds, anak akan mencoba lagi mengenakan bajunya. Disini, bentuk scaffolding telah cukup dan perlu dihentikan secara bertahap. Anak telah menguasai keterampilan mengenakan baju lebih baik dari sebelumnya. Anak merasakan keberhasilan mencapai suatu indikator. Dari dua contoh sederhana di atas dapatlah disepakati bahwa suatu pemberian scaffoldingyang efektif adalah tepat waktu dan setelah itu ditarik kembali secara bertahap setelah ditandai dengan diperolehnya keterampilan baru Yang lebih baik dari sebelumnya yang berhasil dilakukan sendiri oleh anak pada tingkat perkembangan potensialnya. Dengan demikian, penilaian terhadap anak mencakup tingkat perkembangan riil; yaitu ketika anak mendemonstrasikan suatu keterampilan tanpa bantuan; sampai dengan tingkat perkembangan potensial (level of potential development). Bentuk assessment dapat berupa laporan narasi yang menyebutkan perbandingan dan bentuk keberhasilan kedua level perkembangan tersebut.

Implementasi scaffolding dapat dengan mudah kita temukan dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari anak usia dini. Faktor-faktor yangsederhana namun penting untuk diingat dalam implementasi scaffolding adalah bahwa pertama, kebutuhan terhadap scaffloding datang dari inisiatif anak; karena kalau bukan datang dari anak, scaffolding akan berubah menjadi suatu interferensi terhadap proses belajar anak. Suatu interferensi terhadap proses belajar anak disadari atau tidak akan menyemaikan sifat ketergantungan yang akan menimbulkan kesulitan yang lebih besar lagi di masa depan.Yang kedua, scaffolding sesuai dengan pesan pendidikan Vygotsky adalah menyediakan lingkungan sosial yang kaya dengan aktifitas yang berada dalam zona perkembangan terdekat anak dan kesempatan yang melimpah untuk bermain peran. Situasi belajar yang baik akan mereduksi peran guru (teacher centered) dan meningkatkan kemandirian belajar anak (student centered); sedemikian hingga muncul suasana yang merangsang tumbuhnya sifat pembelajaran dengan disiplin diri tinggi untuk tingkat pendidikan yang lebih lanjut kelak.

Prinsip-Prinsip Yang Harus Diterapkan Dalam penyusunan RPS (Rencana Pengembangan Sekolah)

Prinsip-Prinsip Yang Harus Diterapkan Dalam penyusunan RPS (Rencana Pengembangan Sekolah)
Prinsip-Prinsip Yang Harus Diterapkan Dalam penyusunan RPS (Rencana Pengembangan Sekolah)

RPS sebaiknya disusun secara bersama-sama antara pihak sekolah (KS dan guru), dengan stakeholder (pihak yang berkepentingan) a.l.: Komite sekolah, tokoh masyarakat, dan pihak lain yang peduli pendidikan di sekitar sekolah. Dalam penyusunan RPS ini diharapkan diterapkan konsep sbb:

1. Partisipatif, hal ini mendorong dan melibatkan tiap warga untuk menggunakan hak dalam menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, sehingga warga merasa memiliki dan ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan sekolah. Untuk itu, jika menyusun RPS sebaiknya melibatkan semua stakeholder pendidikan, misal: Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah, dan Warga. Akan lebih baik jika melibatkan stakeholder yang lain misal; unsur Pemerintah (Dinas/ kecamatan), Swasta, LSM Peduli Pendidikan, dll.

2. Transparan, hal ini diperlukan dalam rangka menciptakan kepercayaan timbal balik antar stakeholder melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.

3. Akuntabel, segala pelaksanaan rencana dan kegiatan diusahakan dapat meningkatkan akuntabilitas (pertanggunggugatan) para pengambil keputusan dalam segala bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat luas.

4. Berwawasan ke depan, karena RPS adalah suatu rencana yang disusun untuk mencapai tujuan
5. di masa depan, perlu diingat bahwa segala sesuatu haruslah disusun dengan mempunyai wawasan yang luas dan kedepan.

6. Spesifik, Terjangkau, dan Realistis, sebaiknya dalam menyusun RPS, sekolah mengacu pada hal yang sesuai kebutuhan sekolah masing-masing, tidak terlalu muluk, dan berpijak pada kenyataan yang ada (kemampuan sumber daya: manusia, keuangan, dan material)

Pendidikan Anak Usia Dini - Scaffolding

Pendidikan Anak Usia Dini - Scaffolding
Pendidikan Anak Usia Dini - Scaffolding


Implemetasi scaffolding sebagai bagian dari proses belajar konstruktivisme perlu dikenali dengan baik sehingga tidak perlu berubah menjadi interferensi yang justru akan menghilangkan kesempatan belajar anak untukmenguasai proses pemecahan masalah (problem solving). Vygotsky, 1962, dalam teori belajar konstruktivisme khususnya pada pendidikan anak usia dini telah menggarisbawahi pentingnya scaffolding yang tepat waktu dan dapat ditarik kembali secara bertahap setelah anak menunjukkan keberhasilan terhadap pencapaian suatu indikator dalam aspek perkembangan anak (child development). Anak membutuhkan scaffolding untukmenuju ke tingkat perkembangan potensial (level of potential development).

Scaffolding adalah pengembangan dari teori belajar konstruktivisme modern. Scaffolding pertama kali disebut sebagai istilah dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan anak usia dini oleh Vygotsky pada tahun 1846. Dalam pendidikan anak usia dini, scaffolding mengambil peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran di setiap aspek menuju pencapaian perkembangan anak (child development). Setiap kali seorang anak mencapai tahap perkembangan yang ditandai dengan terpenuhinya indikator dalam aspek tertentu, maka anak membutuhkan scaffolding. Vygotsky (1962) menuliskan bahwa scaffolding merupakan bentuk bantuan yang tepat waktu yang juga harus ditarik tepat waktu ketika interaksi belajar sedang terjadi saat anak-anakmengerjakan puzzle, membangun miniatur bangunan, mencocokkan gambar dan tugas-tugas pelajaran lainnya. Saat interaksi belajar berlangsung, scaffolding kadang dibutuhkan secara bersamaan dan terintegrasi dalam aspek fisik, intelektual, seni dan emosional.

Teori belajar konstruktivisme modern secara umum menyatakan bahwa siswa harus secara pribadi menemukan dan menerapkan informasi yang kompleks kemudian mengecek informasi baru dibandingkan dengan aturan lama dan memperbaiki aturan itu apabila tidak sesuai lagi. Guru tidak dapat hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa, melainkan siswa harus membangun pengetahuan ini di dalam benaknya sendiri. Guru hanya membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan relevan bagi siswa; sehingga siswa mampu menarik kesimpulan untuk menerapkan sendiri ide-idenya.

Khusus terhadap pendidikan anak usia dini teori konstruktivisme modern oleh Vygotksy dibagi dalam tiga tahap yaitu:
(1) Tahap Zona Perkembangan: atau Zone of Proximal Development (ZPD) yaitu suatu ide bahwa anak usia dini belajar konsep paling baik apabila konsep itu berada dalam zona perkembangan terdekat mereka. Artinya, suatu jarak antara keterampilan yang sudah dimiliki oleh anak dengan keterampilan baru yang diperoleh dengan bantuan dari orang dewasa (adult/caregiver/orang tua/guru) atau orang yang terlebih dahulu menguasai keterampilan tersebut (knowledgeable person/peer/siblings). Zone of Proximal Development dihadirkan di tengah lingkungan dengan fitur yang sekaya mungkin sehingga memberikan kesempatan melimpah bagi anak untuk membangun konsep dan internalisasi pemahaman dalam dirinya tentang berbagai hal sehingga anak memperoleh rangsangan yang kuat untuk mempelajari suatu konsep bagi pemahamannya dengan cara terbaik.

(2) Tahap Pemagangan Kognitif atau cognitive apprenticeship adalah suatu istilah untuk proses pembelajaran di mana guru menyediakan dukungan kepada anak usia dini dalam bentuk scaffold hingga anak usia dini berhasil membentuk pemahaman kognitifnya. Pemagangan kognitif atau cognitive apprenticeship juga merupakan suatu budaya belajar dari dan di antara teman sebaya melalui interaksi satu sama lain sehingga membentuk suatu konsep tentang sesuatu pengalaman umum dan kemudian membagikan pengalaman membentuk konsep tersebut di antara teman sebayanya (Collins, Brown, and Newman1989). Wilson and Cole (1994) mendeskripsikan ciri khas pemagangan kognitif yaitu “ heuristic content, situated learning, pemodelan, coaching, articulation, refleksi, eksplorasi, dan ”order in increasing complexity”.

(3) Scaffolding atau mediated learning yaitu dukungan tahap demi tahap untuk belajar dan pemecahan masalah sebagai suatu hal yang penting dalam pemikiran konstruktivis memodern. Scaffolding is adjusting the support offered during a teaching session to fit the child’s current level of performance ” .Scaffolding sebagian besar ditemukan dilakukan oleh orang dewasa (adult/care giver/parent/teacher) atau orangyang lebih dahulu tahu (knowledgeable person/siblings/peer) tentang suatu keterampilan yang seharusnya dicapai oleh anak usia dini.

Penelitian Tindakan Kelas - Tahapan PTK

Penelitian Tindakan Kelas - Tahapan PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Tahapan PTK

Muhammad Faiq Dzaki

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas seperti dinyatakan sebelumnya, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Namun perlu diketahui bahwa tahapan pelaksanaan dan pengamatan sesungguhnya dilakukan secara bersamaan. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut.

Tahap 1: Perencanaan tindakan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan (apabaila dilaksanakan secara kolaboratif). Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan. Bila dilaksanakan sendiri oleh guru sebagai peneliti maka instrumen pengamatan harus disiapkan disertai lembar catatan lapangan. Yang perlu diingat bahwa pengamatan yang diarahkan pada diri sendiri biasanya kurang teliti dibanding dengan pengamatan yang dilakukan terhadap hal-hal yang berada di luar diri, karena adanya unsur subjektivitas yang berpengaruh, yaitu cenderung mengunggulkan dirinya. Dalam pelaksanaan pembelajaran rencana tindakan dalam rangka penelitian dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan
Adalah pelaksanaan, yaitu implementasi atau penerapan isi rencana tindakan di kelas yang diteliti. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap 2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rencana tindakan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak kaku dan tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan.

Tahap 3: Pengamatan terhadap tindakan
Yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (baik oleh orang lain maupun guru sendiri). Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa kegiatan pengamatan ini tidak terpisah dengan pelaksanaan tindakan karena pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Sebutan tahap 2 dan 3 dimaksudkan untuk memberikan peluang kepada guru pelaksana yang berstatus juga sebagai pengamat, yang mana ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan tentu tidak sempat menganalisis peristiwanya ketika sedang terjadi. Oleh karena itu kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat ini untuk melakukan "pengamatan balik" terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi.

Tahap 4: Refleksi terhadap tindakan
Merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah "refleksi" dari kata bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini sebetulnya lebih tepat dikenakan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku tindakan mengatakan kepada peneliti pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dn bagian mana yang belum. Apabila guru pelaksana juga berstatus sebagai pengamat, maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain guru tersebut melihat dirinya kembali, melakukan "dialog" untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki. Dalam hal seperti ini maka guru melakukan ”self evaluation” yang diharapkan dilakukan secara obyektif. Untuk menjaga obyektifitas tersebut seringkali hasil refleksi ini diperiksa ulang atau divalidasi oleh orang lain, misalnya guru/teman sejawat yang diminta mengamati, ketua jurusan, kepala sekolah atau nara sumber yang menguasai bidang tersebut. Jadi pada intinya kegiatan refleksi adalah kegiatan evaluasi, analisis, pemaknaan, penjelasan, penyimpulan dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus selanjutnya.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Apabila dikaitkan dengan "bentuk tindakan" sebagaimana disebutkan dalam uraian ini, maka yang dimaksud dengan bentuk tindakan adalah siklus tersebut. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal tetapi selalu berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus.

Sumber: Penelitian Tindakan Kelas, DR. Sulipan, M.Pd.

Makalah PTK dari Jurnal Ilmiah:
Laporan PTK: Pendekatan Realistik Matematika SD
Laporan PTK: Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP
Laporan PTK: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
Laporan PTK Mata Pelajaran Bahasa Inggris: Directed Accelerated Reading (DRA)
Laporan PTK tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Laporan PTK tentang Lesson Study 

Beberapa artikel tentang penelitian tindakan kelas:

Prinsip-Prinsip Penilaian

Prinsip-Prinsip Penilaian
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan penilaian belajar siswa adalah sebagai berikut:Pertama: VALID, artinya penilaian harus memberikan informasi yang akurat tentang hasil belajar siswa, misalnya apabila pembelajaran menggunakan pendekatan eksperimen maka kegiatan melakukan eksperimen harus menjadi salah satu obyek yang dinilai.

Kedua: MENDIDIK, artinya penilaian harus memberikan sumbangan positif terhadap pencapaian belajar siswa. Hasil penilaian harus dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan bagi siswa yang berhasil atau sebagai pemicu semangat belajar bagi yang kurang berhasil.

Ketiga: BERORIENTASI PADA KOMPETENSI, artinya penilaian harus menilai pencapaian kompetensi yang dimaksud dalam kurikulum.

Keempat: ADIL, artinya penilaian harus adil terhadap semua siswa dengan tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, bahasa, dan jender.

Kelima: TERBUKA, artinya kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan harus jelas dan terbuka bagi semua pihak (siswa, guru, sekolah, orang tua, dan pihak laian yang terkait).

Keenam: BERKESINAMBUNGAN, artinya penilaian dilakukan secara berencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar siswa sebagai hasil kegiatan belajarnya.

Ketujuh: MENYELURUH, artinya penilaian dapat dilakukan dengan berbagai teknik dan prosedur termasuk mengumpulkan berbagai bukti hasil belajar siswa. Penilaian terhadap hasil belajar siswa meliputi pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), sikap dan nilai (afektif) yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

Kedelapan: BERMAKNA, artinya penilaian hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti, berguna dan bisa ditindaklanjuti oleh semua pihak.

1/02/2017

Penelitian Tindakan Kelas – Jenis-Jenis PTK

Penelitian Tindakan Kelas – Jenis-Jenis PTK
Penelitian Tindakan Kelas – Jenis-Jenis PTK

Terdapat empat jenis Penelitian Tindakan Kelas, yaitu :
¨ Jenis Diagnostik maksudnya penelitian dilakukan untuk menuntun peneliti ke arah suatu tindakan karena suatu masalah yang terjadi, misalnya adanya konflik antar siswa di kelas, adanya pertengkaran di antara siswa dan sejenisnya.
¨ Jenis Partisipan maksudnya penelitian dilakukan dengan keterlibatan langsung peneliti dari awal sampai akhir proses.
¨ Jenis Empirik maksudnya penelitian dilakukan dengan cara merencanakan, mencatat pelaksanaan dan mengevaluasi pelaksanaan dari luar arena kelas, jadi dalam penelitian jenis ini peneliti harus berkolaborasi dengan guru yang melaksanakan tindakan di kelas.
¨ Jenis Eksperimental maksudnya penelitian dilakukan sebagai upaya menerapkan berbagai teknik, metode atau strategi dalam pembelajaran secara efektif dan efisien.

Sumber: Penelitian Tindakan Kelas, DR. Sulipan, M.Pd.

Makalah PTK dari Jurnal Ilmiah:
Laporan PTK: Pendekatan Realistik Matematika SD
Laporan PTK: Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP
Laporan PTK: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
Laporan PTK Mata Pelajaran Bahasa Inggris: Directed Accelerated Reading (DRA)
Laporan PTK tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Laporan PTK tentang Lesson Study

Beberapa artikel tentang penelitian tindakan kelas:

Model pembelajaran yang kooperatif

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan pembelajaran berkelompok pada siswa.Dalam model pembelajaran kelompok yang kooperatif ini, juga ditekankan bahwa dalam 1 kelompok setiap siswa harus memiliki kemempuan yang berbeda dengan tingkatan tinggi, sedang, dan rendah.Dan bila diperlukan, dalam satu kelompok tersebut setiap siswa juga memiliki latar belakang yang berbeda. Berikut merupakan bebrapa jenis model pembelajaran kooperatif.

  1. Team Assisted Individualization merupakan penggabungan dari pembelajaran individual dengan pembelajaran kooperatif. Pada model pembelajaran ini para siswa mengikuti tingkatan yang ditentukan melalui tes, dimana nantinya para siswa ditempatkan sesuai dengan tingkat kecepatan  belajarnya.
  2. STAD  merupakan model pembelajaran ini, para siswa di buatkan kelompok kecil yang nantinya itu dibuat sebagai tim.  Pada mode ini para siswa di fokuskan untuk berkerja sama agar bisa meningkatkan prestasi timnya.
  3. Rally table : pada model belajar ini seorang guru dapat memberikan materi dengan kategori tertentu pada siswa.
  4. Jigsaw : Model pembelajaran jigsaw bertujuan meningkatkan rasa tanggungjawab yang ada pada diri siswa terhadap pola belajarnya sendiri maupun pada anggota kelompoknya.
  5. Numbered Heads Together : Pada model pembelajaran NHT ini para siswa memnentukan sendiri nomor mereka di dalam kelompoknya. Setelah itu guru menyebutkan sebuah nomor dan mengajukan pertanyaan kepada siswa yang sesuai dengan nomor disebut.
  6. Coorperative Intergrated Reading Composition (CIRC) : Model pembelajaran ini dirancang agar kemampuan menulis, membaca serta keterampilan berbahasa berkembang dengan baik.
  7. Think Pairs Check : pada model pembelajaran ini para siswa diminta untuk saling mengkoreksi jawaban dari soal yang diberikan oleh guru ke siswa yang menjadi pasangannya.
  8. Tea Party :Pada model pembelajaran tea party, para siswa diminta untuk membentuk membentuk dua barisan dimana nantinya para siswa akan saling berhadapan satu sama lain.

Dan masih banyak lagi model - model pembelajaran kooperatif lainnya.Karena diharapkan dengan adanya model - model pembelajaran tersebut, minat siswa untuk belajar bisa lebih meningkat, dan menanamkan pikiran bahwa belajar itu menyenangkan.

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigasi

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigasi
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigasi, Langkah-Langkah Desain Model dan Implementasi

Desain model pembelajaran kooperatif tipe group investigation sebagai bentuk implementasi model dalam konteks kelas memiliki langkah-langkah:
(a) Informasi subtantif,
(b) analogi langsung, yang disertai dengan kegiatan membandingkan dan menjelaskan berbagai perbedaan,
(c) analogi personal,
(d) eksplorasi; dan
(e) memunculkan analogi baru.

Evaluasi hasil belajar dikembangkan berdasarkan atas tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, yaitu ingin mengetahui tingkat perkembangan kemampuan berpikir kreatif siswa. Oleh karena itu, prosedur dan teknik evaluasinya perlu mengacu dan tak boleh lepas dari aspek-aspek kemampuan berpikir, yaitu kelancaran, keluwesan, orisinalitas, dan elaborasi.

Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe group investigation memiliki beberapa tahap.
  1. Tahap pertama, sebagai tahap penyajian materi menggunakan strategi atau pendekatan “pembentukan konsep dari Taba”.
  2. Tahap kedua, merupakan gabungan dari tahap analogi langsung, perbandingan analogi, dan penjelasan berbagai perbedaan. Tahap ini diawali dengan meminta siswa membuat analogi langsung atas materi yang sedang dibahas. Setelah itu diikuti dengan melakukan pembandingan terhadap analogi-analogi dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan kesamaan dan kaitan antara aspek aspek objek yang dibahas. Kegiatan penjelasan perbedaan bertujuan mengembangkan kemampuan siswa dalam memperoleh kejelasan tentang perbedaan-perbedaan yang ada dalam objek yang sedang dibahas. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru perlu memberi dorongan dan memfasilitasi siswa untuk kegiatan tersebut.
  3. Tahap ketiga, sebagai tahap pengajuan analogi personal siswa diminta mengajukan pengandaian diri seumpama ia (siswa) sebagai sesuatu objek sesuai materi yang sedang dibahas. Karena itu dalam tahap ini, siswa tidak boleh dibatasi kesempatannya untuk berekspresi dan mengemukakan gagasannya. Peran serta aktif guru sebagai fasilitator sangat dibutuhkan.
  4. Tahap keempat, disebut sebagai tahap eksplorasi siswa diminta menguraikan atau menjelaskan kembali materi yang sedang dibahas dengan menggunakan bahasanya sendiri. Untuk itu, agar siswa mampu melakukan tugas tersebut maka guru perlu memfasilitasi siswanya dengan teknik curah pendapat dan hasil pekerjaan siswa didiskusikan dengan teman-temannya.
  5. Tahap kelima, disebut sebagai tahap pengajuan analogi langsung (yang lainnya) terhadap materi yang sedang dibahas. Siswa diharapkan bisa mengajukan analogi langsung yang telah dikuasainya dan mampu menjelaskan persamaan atau perbedaannya. Di sini, yang dipentingkan adalah argumentasi, mengapa suatu objek tertentu dianalogikan dengan materi yang sedang dibahas.

Pembuatan media pembelajaran paud

Media Pembelajaran PAUD - Pengertian media pembelajaran yaitu segala sesuatu yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima, yang bisa membuat perhatian dan minat serta perhatian para siswa yang akhirnya menjadi proses belajar. Manfaat dari media pembelajaran ini sangatlah banyak, seperti  pesan dari sebuah materi yang disampaikan oleh guru akan lebih jelas dan menarik karena tidak hanya sekedar dalam bentuk tulis ataupun dalam bentuk kata - kata saja, juga media pembelajaran memiliki manfaat untuk meningkatkan sikap aktif yang ada pada diri siswa untuk belajar juga bisa meningkatkan motivasi untuk belajar serta para siswa juga bisa belajar dengan caranya sendiri sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing siswa.

Dalam pembuatan media belajar ini juga memiliki beberapa prinsip. Seperti halnya kita membuat media pembelajaran paud. Kita harus membuat media pembelajaran yang multi guna dimana media tersebut bisa digunakan untuk merangsang perkembangan pada anak.  Bahan di dalam pembuatan media pembelajaran pada tingkat paud, tidaklah harus dengan biaya yang banyak. Karena kita juga bisa memanfaatkan apa yang ada di sekitar untuk membuat media pembelajaran. Misalnya membuat sebuah kapal dari bungkus susu bubuk, dengan itu kita bisa membuat anak-anak agar kreatif dan bisa hidup sederhana. Kita juga harus memperhatikan keselamatan anak dalam menggunakan media pembelajaran, misalnya kita tidak menggunakan  bahan - bahan yang berbahaya bagi anak - anak. Tidak hanya itu saja, dalam pembuatan media pembelajaran ini kita juga harus bisa meningkatkan kreativitas pada anak - anak saat menggunakan media pembelajaran. Seperti membuat permainan menyusun balok, yang bisa membuat anak - anak untuk berkreasi.

Pada saat ini sudah banyak bermunculan media pembelajaran yang sudah dibuat oleh beberapa perusahaan. Namun tidak ada ruginya jika para guru bisa berkreasi sendiri. Selain itu hal yang dibutuhkan untuk pembuatan media pembelajaran tidak hanya pemilihan sebuah media yang tepat saja, namun kemampuan dalam pembuatan media pembelajaran juga dibutuhkan. Dalam pembuatan media pembelajaran perlu diperhatikan langkah - langkah sebagai berikut :
1. Meneliti kebutuhan - kebutuhan para siswa dan juga bisa menilai karakteristik yang dimiliki tiap siswa.
2. Membuat rumusan tujuan yang instruksional.
3. Membuat urutan materi secara terperinci agar mendukung tujuan yang ingin dicapai.
4. Membuat dan mengembangkan alat ukur untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilannya.
5. Pembuatan desain pada media pembelajaran.
6. Membuat revisi dari apa yang sudah dilakukan.

Download Permendikbud tentang Kurikulum 2013 untuk SD, SMP, SMA dan yang Sederajat

Guru memang sepertinya tidak punya posisi tawar. Kurikulum 2013 yang tidak sedikit menentang toh tetap harus dijalankan. Lama ditunggu dengan segala macam kritik kini berkas resmi tentang kurikulum 2013 kini muncul juga. Akhirnya apapun yang terjadi semoga semua menjadi lebih baik. Tidak lagi menjadikan siswa dan guru sebagai alat, yah sekedar alat belaka. Mari telaah untuk menyiapkan generasi menjadi lebih baik.
Bagi Anda yang perlu silahkan unduh (download) langsung pada pranala berikut ini.
Bagian A adalah permendikbud secara resmi; Bagian B terkait dengan isi dari permendikbud itu sendiri (jabaran lebih lengkap).


Standar Kompetensi Lulusan (untuk SD-MI, SMP-MTs, SMA-MA, SMK-MAK)


Standar Proses (untuk SD-MI, SMP-MTs, SMA-MA, SMK-MAK)
Standar Penilaian (untuk SD-MI, SMP-MTs, SMA-MA, SMK-MAK)
KD dan Struktur Kurikulum SD-MI
KD dan Struktur Kurikulum SMP-MTs
KD dan Struktur Kurikulum SMA-MA
KD dan Struktur Kurikulum SMK-MAK
Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru (untuk SD-MI, SMP-MTs, SMA-MA, SMK-MAK)
Implementasi Kurikulum 2013
Sumber resmi ada di BSNP INDONESIA
Selamat menyimak, dan wassalam

Pendidikan Pancasila pada setelah Masa Reformasi

Pancasila merupakan dasar Negara dan ideologi bangsa Indonesia yang ditetapkan pada tahun 1945, dan dicetuskan pertama kali oleh presiden Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 dan disahkan oleh BPUPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Pada masa pemerintahan Orde Lama  serta Orde Baru, asas Negara Pancasila diterapkan secara otoriter.

Pada setiap aspek pendidikan yang dikembangkan di Negara Indonesia, semua harus berlandaskan Pancasila. Pemerintah berusaha menerapkan Pancasila kepada semua penerus bangsa pada usia sedini mungkin. Hal ini bertujuan agar Pancasila benar-benar diamalkan bagi seluruh warga Negara Indonesia.
Setelah jatuhnya masa pemerintahan Orde Baru, gaung akan Pancasila baik sebagai ideology maupun dasar Negara terus melemah. Dulu disekolah-sekolah wajib mengamalkan Pancasila, kini setelah masa Reformasi Pancasila tidak terlalu memiliki taji seperti dulu. Memang sekarang ini di Era reformasi setiap warga Negara bebas mengungkapkan apa yang mereka inginkan, pembaruan yang bebas disuarakan dimana saja, masyarakat bisa dengan mudah membentuk berbagai ormas serta LSM, serta masih banyak lagi. Banyak hal positif yang terjadi setelah masa reformasi, yang dulunya benar-benar dilarang atau dianggap tabu kini bebas dilakukan.

Namun sayangnya dengan semakin meningkatnya kebebasan, tidak diiringi dengan semakin tingginya rasa cinta terhadap Pancasila. Kini Pancasila tidak lebih dari sebuah simbol. Sungguh ironis dan sangat disayangkan, ditengah kebebasan yang meningkat justru martabat bangsa jatuh didepan mata bangsa-bangsa lain. Dulu bangsa kita selalu mengikuti semboyan Bhineka Tunggal Ika, namun kini seolah tidak memiliki perasaan tersebut, hak warga dalam menganut kepercayaan dan keyakinan yang berbeda dari yang lain dipertaruhkan, padahal Negara Indonesia pada semboyannya Negara kita menjunjung tinggi kebebasan dalam beragama.

Oleh karenanya, peran pemerintah untuk membangkitkan kembali Pendidikan berpancasila dipandang sangatlah penting, bukan diadakan kembali dalam bentuk yang sangat otoriter, namun diadakan kembali sebagai penemuan kembali jati diri bangsa yang hampir hilang dalam beberapa tahun belakangan ini. Bukan berarti jika pemerintah aktif kembali memajukan Pancasila berarti ingin mengulang kejayaan pada masa lalu, tentu hal ini tidak benar. Yang sepatutnya dilakukan adalah pengembangan pemahaman Pendidikan Pancasila untuk menuju masa depan berbangsa dan bernegara yang lebih baik.

Hasil Penelitian dan Pembahasan - Penelitian Tindakan Kelas

Hasil Penelitian dan Pembahasan - Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas – Hasil Penelitian dan Pembahasan


Di dalam sebuah laporan penelitian, maka bagian yang memaparkan tentang hasil penelitian merupakan inti dari laporan tersebut. Untuk itu dalam penelitian tindakan kelas bagian tersebut harus menjadi perhatian utama karena sederet apapun latar belakang masalah, berbaris-baris landasan teori dan uraian metodologi penelitian, tidak akan ada artinya tanpa paparan hasil
penelitian yang kemudian dibahas atau dianalisis untuk selanjutnya disimpulan,

Saat memberikan paparan hasil penelitian, pertama kali harus diuraikan tentang latar penelitian yang meliputi di mana dan kapan penelitian dilakukan, sehingga pembaca dibawa ke suasana di mana penelitian dilakukan. Kalau perlu bagian ini dilengkapi dengan foto sekolah dan kelas di mana penelitian di lakukan.

Kemudian, laporkan langkah-langkah demi langkah yang dilakukan tiap siklus mulai dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, bagaimana pengamatan dilakukan dan hasil refleksi yang telah dilakukan.

Demikian pula halnya, urutan kegiatan sebagaimana telah dituliskan dalam tabel kisi-kisi indikator proses harus diuraikan sehingga jelas apa tindakannya dan bagaimana tindakan itu dilakukan.

Di dalam laporan, dengan berdasarkan refleksi siklus pertama, maka harus jelas pula upaya apa yang dilakukan untuk memperbaiki tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus ke dua dan seterusnya.

Jadi harus jelas perbedaan urutan kegiatan pada siklus pertama dan kedua sebagai wujud ”perbaikan tindakan pertama”, kalau perlu uraikan keunggulan dari tindakan yang dilakukan pada siklus kedua dibandingkan dengan tindakan pada siklus pertama.

Sumber: Penelitian Tindakan Kelas, DR. Sulipan, M.Pd.

Beberapa artikel tentang penelitian tindakan kelas:

15 Tips Menjaga Agar Siswa Tetap Fokus Pada Pembelajaran

Tips Menjaga Agar Siswa Tetap Memperhatikan Pembelajaran

Tips Menjaga Agar Siswa Tetap Fokus Pada Pembelajaran


Pernahkah siswa anda ribut dan sama sekali tidak memperhatikan pembelajaran di kelas anda? Kalau pernah mengalaminya, anda pasti merasa kesal sekali bukan? Berikut ini kami mencoba memberikan tips bagaimana cara menjaga agar siswa tetap fokus pada pembelajaran anda. Sebelumnya, blog ptk ini pernah menampilan tulisan tentang perhatian siswa pada pembelajaran, tetapi dikaitkan dengan aspek perencanaan. Nah kali ini, tips yang diberikan lebih berkaitan dengan aspek pelaksanaan pembelajaran di kelas. Mari kita simak bersama-sama.

15 Tips Menjaga Agar Siswa Tetap Fokus Pada Pembelajaran

Berikut ini akan dibeberkan 15 buah tips yang dapat anda coba gunakan saat mengajar di kelas anda, sehingga siswa tetap berfokus dan memperhatikan pembelajaran yang sedang anda lakukan.

Tips 1. Pancing ketertarikan siswa dengan cerita singkat

Siapa yang tidak suka mendengar cerita? Siswa anda pasti suka. Itu adalah human nature. Sudah dari sononya. Nah, apabila anda mengajar, selipkan cerita singkat yang berhubungan dengan pembelajaran anda. Cerita yang diberikan tentu bukan asal cerita, melainkan cerita yang ada kaitannya dengan pembelajaran anda. Cerita ini dapat digunakan sebagai salah satu bentuk memberikan jeda (berhubungan dengan tips nomor 13 di bawah). Cerita disajikan secara menarik sehingga perhatian siswa yang mulai kendur terhadap anda dan pembelajaran anda dapat dikembalikan seperti semula.

Tips 2. Ajukan pertanyaan yang bersifat open ended

Pertanyaan dapat membantu anak-anak atau siswa berpikir. Agar semua siswa dapat berpikir dan menjawabnya, berikanlah pertanyaan yang bersifat open ended (terbuka). Pertanyaan semacam ini akan dapat melibatkan semua siswa untuk menjawabnya, karena siswa akan menggunakan pemikiran dan berpendapat tentang hal ikhwal yang dipertanyakan melalui pertanyaan open ended tersebut.

Tips 3. Berikan hanya satu macam tugas pada suatu sesi pembelajaran

Beberapa siswa mungkin dapat menghandel beberapa tugas sekaligus dan memanajemennya dengan baik selama kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Akan tetapi sebagian besar siswa sebenarnya kesulitan melakukan tugas yang lebih dari satu. Jika semua tugas (lebih dari satu) adalah target yang memang harus dipenuhi dalam pembelajaran anda hari itu, buatlah tugas itu sedemikian rupa sehingga dapat dibagi-bagi menjadi sub-sub tugas yang dapat dikerjakan pada beberapa sekuen (sesi) pembelajaran pada hari itu dan mereka akan dapat menyelsaikannya satu per satu.

Tips 4. Berikan arahan yang jelas untuk mengerjakan tugas

Beberapa guru seringkali menganggap suatu tugas mudah dikerjakan walaupun hanya dengan petunjuk singkat pada lembar kerja.pada kenyataannya, siswa seringkali tidak mengerti apa maksus dari petunjuk yang diberikan pada tugas tersebut. Karena itu, mengkonfirmasi apakah mereka memahami dengan jelas apa yang ditugaskan kepada mereka sangat penting. Dan, yang jauh lebih penting lagi, siswa seringkali membutuhkan penjelasan dan arahan tambahan tentang tugas yang dikerjakan. Lakukan ini sebaik-baiknya agar jangan sampai waktu siswa untuk mengerjakan tugas terbuang sia-sia atau membuat mereka berada dalam kebingungan untuk beberapa waktu.

Tips 5. Lakukan kontak pandang

Saat siswa-siswa mulai mengendur perhatian terhadap pembelajaran. Gunakan kontak pandang kepada setiap siswa anda. Terutama saat anda berbicara kepada mereka secara terarah (individual, siswa tertentu)ataupun saat anda berbicara kepada seluruh kelas. Sapukan pandangan mata anda secara bergantian dan berputar ke seluruh bagian kelas, ke seluruh siswa anda sedemikian rupa sehingga mereka merasa diajak berbicara. Bila mereka merasa sedang diajak berbicara, maka mereka akan mendengarkan anda.

Tips 6. Berkelilinglah ke seluruh bagian kelas

Beberapa guru memiliki tipe kurang dinamis dalam pergerakan di dalam kelasnya. Guru-guru model ini cenderung lebih banyak berdiri di depan atau duduk di kursinya sambil mengajar. Ini bukan guru yang baik apabila ingin dengan mudah menjaga perhatian siswa terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung. Cara yang terbaik adalah, guru harus berkeliling ke seluruh bagian kelas. Apabila mereka sedang mengerjakan tugas, guru lebih-lebih lagi harus berkeliling. Ia harus mengecek bagaimana siswa mengerjakan tugas itu. Mereka mungkin saja memerlukan bantuan, memerlukan tanggapan, atau memerlukan konfirmasi dari anda.

Tips 7. Sesekali berbicaralah dari arah pojok bagian belakang kelas

Sebenarnya masih terkait dengan tips nomor 6 di atas, guru selama berkeliling ke seluruh bagian kelas dapat berbicara kepada seluruh anggota kelas secara kelas dari bagian kelas manapun. Tidak harus selalu berbicara dari arah depan kelas. Justru dengan cara ini beberapa siswa yang mungkin terfokus untuk selalu memandang ke arah depan kelas akan dapat berganti posisi dan membuat mereka sedikit rileks dan tidak cepat lelah.

Tips 8. Gunakan teknik pemusatan

Saat suasana kelas sedang ribut atau saat mereka asyik mengerjakan tugas tertentu, tetapi anda perlu untuk mengutarakan sesuatu kepada semuanya, maka anda dapat menggunakan teknik pemusatan. Bagaimana teknik ini digunakan? Mudah sekali. Anda dapat bertepuk tangan 3 kali keras-keras, mengetukkan benda keras ke papan tulis hingga suaranya cukup keras untuk mengejutkan mereka, atau cara-cara lain yang serupa sehingga mereka menghentikan kegiatan mereka (keributan atau mengerjakan tugas) secara bersamaan dan segera perhatian mereka terpusat kepada anda dan pembelajaran anda.

Tips 9. Tuliskan kata-kata kunci pembelajaran anda di papan tulis

Saat anda mempresentasikan suatu materi pembelajaran, siswa harus fokus pada kata-kata kunci penting dalam materi pembelajarana itu. Untuk memudahkan mereka mengenali dan memperhatikan apa saja informasi terkait kata-kata kunci itu, maka anda dapat menuliskannya di papan tulis dalam ukuran yang cukup besar bila dibandingkan tulisan anda lainnya.

Tips 10. Variasikan intonasi, volume, mimik, dan gesture anda saat berbicara

Saat berbicara atau bercerita, gunakanlah keterampilan berkomunikasi anda sebagai guru. Gunakan intonasi, volume suara, mimik, dan gesture yang sesuai sehingga  penampilan anda menjadi lebih menarik.

Tips 11. Gunakan warna pada tulisan anda di papan tulis

Saat menuliskan sesuatu di papan tulis, gunakan spidol berwarna-warni. Tetapi ingat, warna-warna yang digunakan harus tetap cukup jelas untuk dilihat oleh seluruh siswa di kelas anda, di bagian manapun ia duduk. Gunakan warna-warna tertentu untuk penekanan bagian-bagian penting atau untuk menunjukkan alur proses-proses berpikir atau cara menyelesaikan soal (tugas) yang digunakan.

Tips 12. Hapus tulisan-tulisan sesi pembelajaran anda sebelumnya

Jangan biarkan papan tulis anda penuh. Beberapa guru seringkali terkesan malas menghapus papan tulis dan rela menuliskan hal-hal penting pada bagian-bagian seperti di pinggir atau pojok bawah papan tulis. Sungguh, papan tulis sesekali perlu dihapus. Bahkan jeda anda saat menghapus papan tulis dapat memfokuskan perhatian siswa anda. Papan tulis yang terlalu penuh akan menyulitkan anda meletakkan tulisan-tulisan penting. Bisa juga, tulisan-tulisan yang ada sebelumnya dari sekuens pembelajaran anda akan mengganggu dan membuyarkan perhatian siswa anda akan apa yang akan atau baru saja anda tulis di papan tulis.

Tips 13. Jika anda menggunakan power point, beri jeda presentasi anda dengan teknik lain

Saat ini penggunaan power point dengan slide-slidenya sudah lumrah dalam pembelajaran-pembelajaran di sekolah kita. Ada guru yang bahkan setiap hari menggunakan power point untuk pembelajaran. Ini kadang menjadi ironi ketika guru melupakan bahwa di kelas terdapat papan tulis, atau sesekali ia perlu mematikan koneksi antara laptopnya dengan in focus agar siswa dapat memperoleh jeda dan variasi. Siswa tidak akan selama 2 x 40 menit memelototi layar dan power point anda. Sebagus apapun slide-slide yang anda punya. Jadi berilah jeda. Anda dapat berkeliling kelas, memutuskan koneksi laptop sehingga layar menjadi blank, atau bercerita, untuk memberikan jeda.

Tips 14. Berikan penghargaan kepada siswa-siswa dan seluruh siswa di dalam kelas anda

Berikan tepuk tangan atau kata-kata yang membesarkan hati mereka saat siswa melakukan tugasnya dan mengikuti pembelajaran anda dengan baik. Ini penting untuk menunjukkan bahwa anda senang sekali karena mereka telah berperilaku demikian. Selanjutnya, percayalah mereka akan selalu mengikuti presentasi anda dan mengerjakan tugas-tugas berikutnya dengan riang.

Tips 15. Tunjukkan kesabaran dan ketulusan anda

Siswa adalah anak-anak atau remaja. Sifat dasar mereka adalah bermain-main. Dan, bila dalam pembelajaran anda mereka terkesan bosan, tidak memperhatikan, maka anda harus bersabar. Tunjukkan bahwa anda tulus ingin agar mereka mengikuti pembelajaran dengan baik untuk kepentingan mereka sendiri. Bukan untuk orang lain. Kesabaran anda yang tulus akan membukakan mata hati mereka (siswa-siswa anda) bahwa mereka harus fokus pada pembelajaran yang anda sajikan, bahkan sejelek dan semembosankan apapun penyajian pembelajaran anda.

Demikian tips Menjaga Agar Siswa Tetap Fokus Pada Pembelajaran. Semoga bermanfaat.

Belajar Bahasa Inggris Dengan Cepat dan Gratis

Belajar bahasa Inggris dengan cepat dan gratis merupakan hal yang didambakan oleh banyak orang. Namun sayangnya, metode belajar yang tidak sesuai membuat belajar bahasa Inggris kita menjadi lama dan kita sulit menguasai bahasa Inggris tersebut. Selain itu, biaya pendidikan untuk kursus bahasa Inggris di tanah air kita juga tidak terlalu murah, sehingga memilih media belajar bahasa Inggris yang tepat sangatlah dibutuhkan.

Di era globalisasi ini, hampir seluruh lapisan masyarakat di tanah air kita sudah mengenal internet. Dari internet, kita bisa mendapatkan banyak hal positif, salah satunya sebagai media belajar bahasa Inggris gratis. Memang banyak sekali yang menawarkan situs belajar bahasa Inggris dengan cepat namun berbayar. Untuk itu, rajin melakukan surfing di internet merupakan kunci utama agar belajar bahasa Inggris gratis bisa kita capai. Meskipun gratis, kualitas pengajaran yang mereka berikan tidak kalah dengan situs berbayar. Bahkan pada beberapa situs, mereka juga mengajarkan komunikasi secara langsung, sehingga jika anda belajar bahasa Inggris anda juga akan diajak mempraktekkannya secara langsung. Hal ini tentu saja sangat menguntungkan buat anda.

Kunci agar kita bisa belajar bahasa Inggris dengan cepat yaitu:

1. Memiliki kemauan yang kuat untuk belajar bahasa Inggris.

2. Rajin menghapal minimal 10 kosakata setiap hari. Hal ini akan membantu anda menguasai hal baru setiap hari dengan cepat, dan membantu anda memahami bahasa Inggris dengan lebih baik.

3. Jangan membaca bahasa Inggris di dalam hati, tapi di luar kepala, hal ini akan membuat anda lebih mudah dalam menghapal bahasa Inggris

4. Rajin praktek percakapan dalam bahasa Inggris. Meskipun kita tidak memiliki partner dalam belajar bahasa Inggris, kita bisa mengucapkannya di depan cermin. Hal ini sangat baik buat memperlancar bahasa Inggris anda.

5. Rajin menonton tayangan berbahasa Inggris, entah itu musik, serial tv, ataupun berita. Usahakan semuanya dalam bahasa Inggris, karena semakin anda tidak memahami, jadikan tekat kuat untuk mencari tahu arti katanya.

Jika anda merupakan pengguna smartphone dengan basis android, disana telah banyak disediakan aplikasi belajar bahasa Inggris dengan cepat namun gratis, oleh karena itu silahkan mengunduh aplikasi –aplikasi tersebut, karena akan sangat bermanfaat untuk belajar anda.

Konstruktivisme dalam Kurikulum 2013

Konstruktivisme dalam Kurikulum 2013
Kemdikbud -- Kurikulum 2013 yang mulai diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014 sesungguhnya adalah proses yang harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati, menanya, menganalisis, menguji coba, dan mengomunikasikan. Kurikulum 2013 dilakukan melalui proses konstruktivisme, yang berbeda dengan kurikukum verbalistik yang sekadar mengandalkan komunikasi satu arah dan hafalan.

Hal tersebut disampaikan Ketua Unit Implementasi Kurikulum, Tjipto Sumadi dalam diskusi yang digelar di Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Jumat (14/3/2014). Hadir pula Kepala SMA Negeri 3 Jakarta, Diah Khaerani sebagai narasumber, kepala sekolah yang telah menerapkan Kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2013/2014.

Tjipto mengatakan, Kurikulum 2013 sesungguhnya berbasis pada kurikulum konstruktivisme, yang artinya membangun jiwa anak. Konstruktivisme berarti siswa diajak untuk turut serta dalam pembelajaran itu sendiri. "Murid memegang alat, guru mengarahkan," ujar Tjipto di hadapan puluhan peserta diskusi.

Contoh pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 yang cukup baik sudah dilakukan di sekolah di Kalimantan. Pada pembelajaran tentang benda-benda penghantar panas yang baik, siswa diminta untuk mengumpulkan berbagai macam benda, mulai dari ranting pohon, sedotan plastik, kertas, dan lain-lain. "Siswa mencoba sendiri apakah benda-benda itu menjadi penghantar panas yang baik ketika ujung benda didekatkan ke sumber panas. Siswa yang melakukan, bukan diberi tahu oleh gurunya," ucap Tjipto.

Ia juga mencontohkan pembelajaran berbasis konstruktivisme yang dilakukan di salah satu sekolah tingkat dasar di Amerika Serikat. Di sana siswa diajarkan untuk menanam kentang, yang merupakan salah satu makanan pokok masyarakat di negara tersebut. Guru mengarahkan siswa mulai menanam dan merawat tanaman tersebut.

Selain menanam, siswa juga diajarkan sikap mencintai lingkungan dengan tidak menggunakan pupuk non-organik untuk menyuburkan tanaman. "Maka, guru menernakkan cacing dan siswa diminta untuk mengambil cacing dengan tangannya dan meletakkan pada tanaman kentang yang ditanam tadi," imbuh Tjipto.

Ia menambahkan, hal-hal tersebut yang diterapkan pada Kurikulum 2013. Tahun ini Kurikulum 2013 diterapkan untuk kelas 1, 2, 4, 5 SD/sederajat; VII, VIII SMP/sederajat; dan X, XI SMA/SMK/sederajat. (Ratih Anbarini)

Download POS US (Ujian Sekolah) SD/MI 2017

Download POS US (Ujian Sekolah) SD/MI 2017 - Merujuk pada Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 009/H/HK/2015 tentang Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah Pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Dasar luar Biasa dan Penyelenggara Program Paket A/ULA Tahun Pelajaran 2016/2017, Ujian Sekolah/Madrasah adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik untuk semua mata pelajaran dan muatan lokal.

Prosedur Operasional Standar (POS) merupakan acuan dalam penyelenggaraan Ujian Sekolah di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Dasar Luar Biasa, dan penyelenggara Program Paket A/Ula Tahun 2016/2017, dimana materi yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan Ujian telah dibuatkan kisi-kisi sebagai patokan dalam pembelajaran. Kisi-kisi US yang dimaksud adalah sebagai acuan dalam penyusunan dan perakitan paket soal yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam Standar Isi
Baca juga : Kisi-Kisi Ujian Nasional (POS UN) SD/MI 2017
wimaogawa.blogspot.com

Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa untuk Ujian Sekolah ini hanya berlaku untuk jenjang Sekolah Dasar, karena untuk jenjang SMP/SMA tetap menggunakan Ujian Nasional seperti tahun-tahun sebelumnya. Pengaturan/Ketetapan Ujian Sekolah ini diserahkan kembali ke Dinas Pendidikan masing-masing daerah. Dengan adanya Try Out semacam ini diharapkan agar bisa mengetahui sejauh mana anak didik kita dalam menyerap berbagai mata pelajaran yang telah diajarkan di Sekolah.

Untuk mendonwnload POS Ujian Sekolah silahkan kunjungi link di bawah ini.
Download POS Ujian Sekolah SD/MI 2017

Demikian informasi terbaru mengenai POS Ujian Sekolah (US) Tahun Pelajaran 2016/2017, semoga bermanfaat. Salam Satu Data

Tentang Tunjangan Khusus

Tentang Tunjangan Khusus
Tunjangan Khusus adalah tunjangan yang diberikan sebagai kompensasi atas kesulitan hidup yang dialami dalam melaksanakan tugas di daerah khusus. Ada dua kriteria agar guru bisa mendapatkan tunjangan khusus yaitu :
  1. Daerahnya masuk sebagai wilayah khusus ada ada dalam bappenas atau daftar yg dikeluarkan oleh Kementerian Percepatan daerah tertinggal (KPDT) atau ada dalam Kepmendikbud ttg daerah khusus.
  2. Gurunya mengalami kesulitas hidup atas penugasan di daerah tersebut karena biaya dari rumah ke sekolah memerlukan biaya besar dan dan waktu yg lama serta berat.
Jika hanya memenuhi point 1 tidak layak diberikan tunjangan khusus, tetapi jika memenuhi point 1 dan 2, baru layak diberikan tunjangan khusus. Pemahaman paling sederhana adalah jika guru ditugaskan disekolah tersebut akan berfikir berkali-kali akibat beratnya medan yg akan dialami.

Kami akan mengakui sekolah2 yang ada dalam SK bupati sebagai daerah khusus dgn asumsi kab/kota lebih tau kondisi daerahnya masing2, tetapi jangan sampai para bupati menjerumuskan gurunya untuk diberikan tunjangan khusus jika tidak sesuai point 1 dan 2. Hilangkan anggapan dengan cara memasukkan semua sekolah dgn harapan makin banyak guru terima tunjangan khusus adalah pemahaman yg menyesatkan. Hal ini bisa menjadi temuan tim pengawas fungsional baik dari pusat maupun daerah yang mengakibatkan guru harus mengembalikan dana yg diterima.

Inilah pembuktian apakah pemangku kepentingan memahami aturan yang terkait dengan pendidikan atau tidak. Ketidaktahuan ini akan menjerumuskan guru binaannya. Hal ini sudah saya jelaskan dalam setiap pertemuan rakor dikdas dan penjelasan ini juga sudah kami kirimkan ke bupati seluruh indonesia.

Penerima Subsidi Tunjangan Fungsional (STF) tahun ini banyak menurun?

Penerima Subsidi Tunjangan Fungsional (STF) tahun ini banyak menurun?
Penerima Subsidi Tunjangan Fungsional (STF) tahun ini banyak menurun?Agar jelas dan tidak ada saling menyalahkan ini penjelasannya.
Jawab :

  1. Alasan pertama, Tunjangan STF diberikan kepada guru bukan PNS yang belum Sertifikasi. Penurunan ini disebabkan karena adanya kenaikan yg lulus sertifikasi. Ini artinya STF berbanding terbalik dengan Sertifikasi. makin banyak yg sertifikasi makin sedikit penerima STF. 
  2. Alasan kedua, Kualitas data dapodik tahun ini lebih baik dari tahun kemarin sehingga guru yang masuk nominasi makin banyak, akibatnya peluang setiap orang makin kecil untuk dapat STF.
Akibat point 1 (Kuota Nasional Turun) dan point 2 (moninasi makin banyak), maka kesimpulannya adalah belum tentu tahun lalu terima tahun ini pasti terima. Ini juga berlaku untuk tunjangan Khusus dimana kuota nasional tetap tetapi yg masuk nominasi meningkat karena data yg benar semakin banyak. Mudah2 bisa dipahami.

DOWNLOAD GRATIS SOFTWARE PEMBAYARAN SPP DAN TABUNGAN

SOFTWARE PEMBAYARAN SPP DAN TABUNGAN ini sangat simpel dan mudah di operasikan asalkan saja orangnya bisa membaca...he he bercanda pak..




Download Software : Download Pembayaran SPP dan Tabungan
Download Sniffer 1  : Download Sniffer 1
Download Sniffer 2  : Download Sniffer 2

Oke Selamat Menggunakan

1/01/2017

Buku Pegangan Guru Bahasa Sunda Kurikulum 2013


Buku Pegangan Guru Bahasa Sunda Kurikulum 2013 - Salam sejahtera penulis ucapkan kepada Bapak/Ibu/Saudara dimanapun anda berada, semoga selalu dalam keadaan sehat dan dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Amin... Buku merupakan salah satu sarana penunjang dalam melaksanakan pembelajaran maupun pengajaran dikelas. Dalam hal ini Penulis akan membagikan Buku Pegangan Guru Bahasa Sunda Kurikulum 2013 (Kurtilas) meskipun pada tahun pelajaran 2016-2017 tidak semua sekolah melaksanakan program kurikulum 2013. Menurut Info yang penulsi dapatkan dari salah satu Kepala Sekolah yang telah mengadakan rapat di Dinas Pendidikan, Bahwa nanti pada tahun 2017 serentak pada tahun 2017 semua sekolah yang ada di indonesia mulai dari sabang sampai merauke akan memakai kurikulum 2013 ini.

Bahasa Sunda merupakan bahasa tradisonal yang dikembangakan khususnya untuk wilayah Provinsi Jawa Barat, Begitu juga dengan Wilayah Provinsi yang lain menggunakan Bahasa Daerahnya masing-masing. Bahasa Daerah atau Tradisional merupakan Bahasa turun temurun dari nenek moyang yang harus dilestarikan karena mempunyai nilai kearifan lokal serta sejarah dalam perkembangan bangsa indonesia, tentu saja dalam hal ini Guru dalam hal melaksanakan pembelajarannya harus benar-benar serius supaya terciptanya generasi penerus yang cinta terhadap nilai-nilai tersebut disamping bahasa nasional yaitu bahasa indonesia.


Tanpa panjang lebar lagi, bagi Bapak/Ibu/Saudara yang membutuhkan Buku tersebut bisa didownload dibawah ini :
Demikianlah sedikit paparan tentang " Buku Pegangan Guru Bahasa Sunda Kurikulum 2013". Mudah-mudahan apa yang penulis bagikan pada kesempatan kali ini bisa berguna dan bermanfaat untuk bahan bacaan atau referensi dalam melestarikan budaya daerah serta dalam melaksanakan Pembelajaran di kelas.
Salam Edukasi.!!
Password ; hendra-skb.blogspot.com