8/30/2016

Pekerjaan Guru

Pekerjaan guru merupakan pekerjaan yang sangat dinamis. Guru bisa melakukan apa saja terhadap anak didiknya. Mulai membongkar, memoles, memperbaiki, mengasah, membimbing, mengasuh, mengarahkan dan lain-lain, ini adalah karakteristik dari kerja guru. Siswa adalah orang yang memiliki pikiran dan juga ego. Untuk itu seorang guru harus bisa melakukan pendekatan yang baik kepada semua muridnya.

Karena setiap orang mempunyai karakter yang berbeda satu dengan yang lainnya maka guru dituntut untuk selalu memperbaharui dirinya untuk memberikan yang terbaik bagi muridnya. Dari pagi hingga siang hari seorang guru berinteraksi dengan muridnya. Waktu yang dipakai tersebut sama dengan waktu belajar siswa pada saat di sekolah. Ruang kelas atau ruang belajar adalah tempat yang paling sering dipakai untuk berinteraksi. Meskipun diluar kelas juga tetap berinteraksi.

Tugas mengajar yang sedemikian besar terkadang membuat guru sering merasa kewalahan dan kelelahan. Keadaan ini sering membuat guru putus asa. Jadi tidak heran jika ada guru yang melakukan kekerasan kepada muridnya. Keadaan ini yang menuntut guru harus siap didepan kelas dan membuat waktu yang ada seakan memburu. Waktu yang dipakai untuk menyiapkan diri dalam mengajar akan lebih besar jika dibandingkan dengan waktu mengajar itu sendiri.

Selain secara kualitas di dalam pekerjaan guru, mereka juga dituntut untuk mempunyai kecakapan dalam mengajar. Untuk mereka yang bisa menjiwai profesi guru, maka tidak akan kesulitan dalam hal mengajar. Namun bagi mereka yang hanya bekerja sebatas mengajar, maka akan mengalami kesulitan.

Pekerjaan guru merupakan pekerjaan yang tidak melibatkan orang banyak. Ketika ada masalah di dalam kelas, seorang guru harus mampu mengambil tindakan dengan cepat dan tepat. Jika ada murid yang mengantuk maka guru harus bisa membuat siswa tersebut tidak mengantuk dan kembali bersemangat untuk belajar. Berbagai tindakan harus diambil dengan cepat dan tepat.

Seorang guru dituntut agar selalu dinamis. Hal ini berarti bahwa guru diharapkan bisa menyesuaikan dirinya dengan perkembangan anak didiknya. Perkembangan murid harus terus dipantau oleh guru. Hal ini berguna agar guru bisa menyesuaikan diri dengan siswanya.

Kelemahan model pembelajaran kooperatif

Kelemahan model pembelajaran kooperatif
Kelemahan model pembelajaran kooperatif

Muhammad Faiq Dzaki

Kelemahan model pembelajaran kooperatif yaitu :

a. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas. Kondisi seperti ini dapat diatasi dengan guru mengkondisikan kelas atau pembelajaran dilakuakan di luar kelas seperti di laboratorium matematika, aula atau di tempat yang terbuka.

b. Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai. Siswa yang tekun merasa temannya yang kurang mampu hanya menumpang pada hasil jerih payahnya. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan sebab dalam model pembelajaran kooperatif bukan kognitifnya saja yang dinilai tetapi dari segi afektif dan psikomotoriknya juga dinilai seperti kerjasama diantara anggota kelompok, keaktifan dalam kelompok serta sumbangan nilai yang diberikan kepada kelompok.

c. Perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik atau keunikan pribadi mereka karena harus menyesuaikan diri dengan kelompok. Karakteristik pribadi tidak luntur hanya karena bekerjasama dengan orang lain, justru keunikan itu semakin kuat bila disandingkan dengan orang lain.

d. Banyak siswa takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau secara adil, bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan tersebut. Dalam model pembelajaran kooperatif pembagian tugas rata, setiap anggota kelompok harus dapat mempresentasikan apa yang telah didapatnya dalam kelompok sehingga ada pertanggungjawaban secara individu.

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang dapat memotivasi belajar siswa dimana kekurangan yang mungkin terjadi dapat diminimalisirkan.

GURU TAK BERSERTIFIKAT DILARANG MENGAJAR



Seperti yang kami lansir dari jpnn.com bahwa batas akhir ketentuan guru harus bersertifikasi dan mengantongi ijazah sarjana (S1) tinggal beberapa bulan lagi. Sesuai UU Guru, seluruh guru yang belum S1 harus menyelesaikan pendidikannya dengan batas akhir Desember 2015.

"Kalau bicara sesuai ketentuan UU, guru-guru yang tidak S1  sampai Desember 2015 ini tidak bisa mengajar," tegas Syawal Gultom, kepala Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan dan Peningkatan Mutu Pendidikan Kemendikbud, Senin (30/3).

Dia menambahkan, indeks kompetensi gurunya harus jelas. Hal itulah yang membuat semua guru harus mengantongi ijazah S1.


"Guru-guru yang tidak bersertifikasi dan tidak S1 sampai Desember 2015, sesuai ketentuan UU dilarang mengajar. Tapi, kami harus hati-hati melaksanakan ini karena bisa menyebabkan terjadinya kekurangan guru," terang Syawal.

Dia menyebutkan, hingga saat ini ada sekitar 40 persen guru dari 1,6 juta yang belum mengantongi S1. Syawal mengatakan, pihaknya akan membahas lagi terkait nasib guru-guru itu.

INILAH JALUR KHUSUS YANG MAU JADI PNS



Ini kabar baik bagi para lulusan program Sarjana Mengajar di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T).

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi memastikan jalur khusus seleksi CPNS bagi mereka masih tersedia.

’’Tentu akan terus ada. Ini adalah mekanisme membangun Indonesia,’’ ungkap Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kemenristek Dikti Supriadi Rustad di Jakarta, Kamis (26/3).
Dia menyatakan, akan ada penambahan kuota untuk jalur khusus tersebut. Dengan catatan, seluruh lulusan SM3T yang diangkat menjadi PNS tahun ini dapat bekerja maksimal di daerah penempatan.

Selain itu, animo para lulusan SM3T untuk turut berkontribusi tahun depan cukup besar. ’’Tentu kita tidak mau kalau sampai sudah mengajukan, tapi ternyata kuota tidak dapat terpenuhi,’’ ujarnya.

Untuk diketahui, kuota khusus penerimaan CPNS untuk alumni SM3T baru diadakan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN-RB) tahun lalu. Ada seribu kuota yang diberikan khusus untuk mereka.

Mantan pembantu rektor bidang akademik Universitas Negeri Semarang itu menjelaskan, pada jalur khusus tersebut, tidak ada perbedaan antara tes yang diberikan dan tes CPNS jalur umum. Materi yang diujikan relatif sama.


Hanya, keistimewaannya, pesaing dalam tes tidak terlalu banyak. Para alumnus SM3T hanya akan bersaing dengan sesama alumnus yang mencapai 11 ribu orang. Sementara itu, pada tes CPNS jalur umum, persaingan akan lebih ketat karena dilakukan bersama ratusan ribu pelamar lainnya.

Rekrutmen tahun lalu pun, kata Supriadi, berjalan sukses. Buktinya, dari catatan seleksi CPNS tahun lalu, 1.395 alumnus SM3T ikut mendaftar tes jalur khusus tersebut. Hasilnya, 1.224 orang dinyatakan lulus.

Meski, akhirnya hanya 809 orang yang berhasil terserap lantaran ketersediaan formasi di daerah yang tidak sesuai dengan minat para pendaftar. Jadi, banyak yang harus gugur.

Dari peserta yang terserap, 60 persen merupakan lulusan pendidikan guru sekolah dasar (PGSD). Mereka mulai aktif mengajar pada 1 April 2015 di wilayah Papua, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, serta Aceh. ’’Seluruh SK dan NIP sudah siap. Mereka siap diberangkatkan,’’ ungkapnya.

Ingin jelasnya silahkan kunjungi websitenya disini

8/29/2016

Cara Usul NUPTK Melalui Dapodik Untuk Diterbitkan PDSP

Cara Usul NUPTK Melalui Dapodik Untuk Diterbitkan PDSP - Telah kita ketahui bersama bahwa penjaringan data NUPTK melalui Padamu Negeri telah berakhir beberapa bulan yang lalu, sehingga untuk mendapatkan NUPTK baru dapat dilakukan melalui Dapodikdas. Penerbitan NUPTK ini merupakan kewenangan dari PDSP (Pusat Data Statistik Pendidikan).

Secara umum cara mendapatkan NUPTK melalui penjaringan data Dapodik tidak jauh berbeda dengan cara-cara sebelumnya. Namun, dengan jika dengan menggunakan aplikasi dapodikdas maka tidak perlu repot lagi menginput data karena semua data telah terinput di aplikasi dapodik tersebut. Menurut penjelasan admin PDSP untuk mendapatkan NUPTK tidaklah sesulit yang dibayangkan.

Berikut ini adalah pernyataan kutipan dari Bapak Reno Kurniady terkait dengan cara mengusulkan NUPTK melalui dapodik untuk kemudian diterbitkan oleh PDSP.

"Reno Kurniady: secara tertulis PDSP mengambil kebijakan untuk cetak NUPTK tahun 2015 ini. Lewat Aplikasi Dapodik, NUPTK akan didapatkan oleh PTK yang memang sudah berhak untuk mendapatkannya dihitung dari data yang diambil dari Aplikasi tersebut. Karena di Kementrian khususnya PDSP telah mempunyai salinan data yang telah masuk ke dalam server pusat.


Jika seorang PTK telah memenuhi syarat untuk mendapatkan NUPTK, maka mereka pasti akan mendapatkannya. pada saat ini proses fitur edit ptk pada verval PTK belum stabil masih dalam tahap integrasi data. Salam."
wimaogawa.blogspot.com

Selanjutnya penjelasan tersebut juga diperkuat dengan hasil Bimtek PDSP berikut ini :
"BIMTEK oleh tim PDSP (Pusat Data dan Statistik Pendidikan) telah dijelaskan bahwa mulai tahun ini (2015) dan seterusnya, NUPTK akan didapatkan oleh PTK yang memang sudah berhak untuk mendapatkannya dihitung dari data yang di ambil dari Aplikasi Dapodik.

Karena di Kementrian khususnya PDSP telah mempunyai salinan data yang telah masuk ke dalam server pusat. Jika seorang PTK telah memenuhi syarat untuk mendapatkan NUPTK, maka mereka pasti akan mendapatkannya."

Data-data yang akan diambil oleh PDSP dalam proses penerbitan NUPTK antara lain :
- Riwayat mengajar PTK
- Nomor SK Pertama
- Tanggal SK dan,
- Keaktifan PTK

Demikian sedikit informasi terkait Cara Usul NUPTK Melalui Dapodik Untuk Diterbitkan PDSP, semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua.

referensi : kkgjaro.blogspot.com

Solusi Kepala Sekolah Belum Dipilih dan Tidak Menerima BOS Aplikasi Dapodikdasmen 2016

Solusi Kepala Sekolah Belum Dipilih dan Tidak Menerima BOS - Setelah melakukan proses instalasi aplikasi dapodikdasmen 2016, Operator disuguhkan dengan tampilah baru serta menu tambahan baru. Hal ini sebagai upaya perbaikan-perbaikan aplikasi dari versi sebelumnya.

Masalah yang muncul pertama kali ketika masuk Beranda Dapodikdasmen 2016 adalah Kepala Sekolah Belum dipilih (warna merah), dan pada pernyataan Menerima BOS : Tidak. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengapa hal ini bisa terjadi.

Pada postingan kali ini saya akan sedikit berbagi pengalaman ketika mengalami masalah Kepala Sekolah Belum Dipilih dan Tidak Menerima BOS Aplikasi Dapodikdasmen 2016.

hendra-skb.blogspot.com



Solusi Kepala Sekolah Belum Dipilih dan Tidak Menerima BOS Aplikasi Dapodikdasmen 2016. Solusi Keterangan Tidak Menerima BOS

Buka tab "Sekolah",  pada data data rinci isi dengan lengkap seperti data periodik (ganjil 2016/2017), sanitasi, blockgrant, akreditasi, dll. klik simpan.
hendra-skb.blogspot.com

2. Solusi Kepala Sekolah Belum Dipilih

Untuk mengatasi kepala sekolah belum dipilih, klik tab "PTK", cari nama Kepala Sekolah > klik ubah > lihat pada tab "tugas tambahan", pastikan TST (Tanggal Selesai Tugas) dikosongkan. Klik Simpan.
hendra-skb.blogspot.com

Jika 2 cara di atas sudah dilakukan silahkan klik F5, maka permasalahan Kepala Sekolah Belum Dipilih dan Tidak Menerima BOS akan selesai. Berikut hasilnya
hendra-skb.blogspot.com


Demikian sedikit share Solusi Kepala Sekolah Belum Dipilih dan Tidak Menerima BOS Aplikasi Dapodikdasmen 2016, semoga bermanfaat.

8/28/2016

Langkah-Langkah dalam Penelitian Ilmiah

Langkah-Langkah dalam Penelitian Ilmiah

Penelitian Ilmiah dan Langkah-Langkah Penelitian Ilmiah

Perbedaan Metode Ilmiah dengan Penelitian Ilmiah

Metode ilmiah dan penelitian ilmiah, dua frase yang terkesan memiliki pengertian sama ini ternyata memiliki perbedaan satu sama lain. Ada dua (2) hal paling tidak, yang membedakan antara metode ilmiah dengan penelitian ilmiah. Perlu dimengerti bahwa setiap penelitian ilmiah harus menerapkan metode ilmiah, akan tetapi setiap metode ilmiah belum tentu penelitian ilmiah. Maksudnya begini, prinsip-prinsip yang digunakan dalam metode ilmiah digunakan pula dalam penelitian ilmiah.

Adapun letak kedua perbedaan metode ilmiah dengan penelitian ilmiah, sebagaimana telah disebut di atas adalah: (1) dalam hal rumusan masalah; dan (2) dalam hal cara kerja pemecahan masalah. Mari kita uraikan satu persatu.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam metode ilmiah dapat berupa masalah yang sangat sederhana atau masalah yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, misalnya ketika hari hujan, salah satu sudut lantai kamar di rumah anda menjadi menjadi basah. Untuk menyelesaikan masalah sederhana ini anda tidak perlu melakukan penelitian ilmiah, cukup berpikirdengan menggunakan metode ilmiah. Sebaliknya dalam penelitian ilmiah rumusan masalah cukup kompleks sehingga membutuhkan kegiatan yang kompleks pula untuk menyelesaikan/ memecahkannya. Dalam penelitian ilmiah anda harus merancang instrumen untuk mengumpulkan data dengan benar, menganalisis data, dsb. Melakukan penelitian ilmiah memerlukan waktu yang lebih lama, tidak cukup hanya satu atau dua hari saja sebagaimana anda memecahkan masalah sehari-hari yang sederhana melalui metode ilmiah.Contoh masalah penelitian ilmiah yang cukup kompleks misalnya: Apa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan prestasi siswa-siswa kelas XA SMA SukaMoro? Untuk memecahkan masalah ini tidak dapat dilakukan secara sederhana melalui metode ilmiah, tetapi haruslah dengan penelitian ilmiah yang dalam pelaksanaannya tetap menerapkan prinsip-prinsip metode ilmiah.

Cara Kerja Pemecahan Masalah

Secara singkat pada paragraf sebelumnya tentang rumusan masalahpun kita sudah dapat memahami bahwa cara kerja dalam penelitian ilmiah lebih kompleks dibanding cara kerja pada metode ilmiah. Selama melaksanakan penelitian ilmiah diperlukan ketekunan, kesabaran, ketelitian, dan keahlian khusus. Penelitian ilmiah dilakukan secara sadar, cermat dan sistematis mengenai subjek tertentu sehingga dapat mengungkapkan fakta-fakta, teori-teori, atau aplikasi-aplikasi. Penelitian ilmiah juga berkaitan dengan memperbaiki sesuatu yang sedang berjalan baik berupa fakta, teori atau kegiatan, dan tidak hanya mengungkap hal-hal yang bersifat baru. Penelitian ilmiah (scientific research) bukan hanya upaya yang dilakukan untuk pemuasan rasa ingin tahun, tetapi juga berkaitan dengan upaya untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan gejala-gejala sosial ataupun kebendaan (alam).

Langkah-Langkah Penelitian Ilmiah

Proses pelaksanaan penelitian ilmiah terdiri dari langkah-langkah yang juga menerapkan prinsip metode ilmiah. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan selama melakukan penelitian ilmiah adalah sebagai berikut:
  1. mengidentifikasi dan merumuskan masalah
  2. melakukan studi pendahuluan
  3. merumuskan hipotesis
  4. mengidentifikasi variabel dan definisi operasional variabel
  5. menentukan rancangan dan desain penelitian
  6. menentukan dan mengembangkan instrumen penelitian
  7. menentukan subjek penelitian
  8. melaksanakan penelitian
  9. melakukan analisis data
  10. merumuskan hasil penelitian dan pembahasan
  11. menyusun laporan penelitian dan melakukan desiminasi.

Berikut kita bahas setiap langkah-langkah penelitian ilmiah (scientific research) itu, berikut ini.

Mengidentifikasi dan Merumuskan Masalah

Sebagaimana halnya dalam metode ilmiah, pada penelitian ilmiah juga harus berangkat dari adanya permasalahan yang ingin pecahkan. Sebelum melaksanakan penelitian ilmiah perlu dilakukan identifikasi masalah. Proses identifikasi masalah penting dilakukan agar rumusan masalah menjadi tajam dan sebagai bentuk data awal bahwa dalam penelitian ilmiah tersebut memang dibutuhkan pemecahan masalah melalui penelitian. Identifikasi masalah dirumuskan bersesuaian sebagaimana latar belakang masalah, berdasarkan fakta dan data yang ada di lapangan. Identifikasi masalah pada umumnya dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif, sementara rumusan masalah ditulis dalam bentuk kalimat tanya (berbentuk pertanyaan).

Melakukan Studi Pendahuluan

Di dalam penelitian ilmiah, perlu dilakukan sebuah studi pendahuluan. Peneliti dapat melakukannya dengan menelusuri dan memahami kajian pustaka untuk bahan penyusun landasan teori yang dibutuhkan untuk menyusun hipotesis maupun pembahasan hasil penelitian nantinya. Sebuah penelitian dikatakan bagus apabila didasarkan pada landasan teori yang kukuh dan relevan. Banyak teori yang bersesuaian dengan penelitian, namun ternyata kurang relevan. Oleh karenanya, perlu dilakukan usaha memilah-milah teori yang sesuai. Selain itu studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui pengkajian kepustakaan akan dapat membuat penelitian lebih fokus pada masalah yang diteliti sehingga dapat memudahkan penentuan data apa yang nantinya akan dibutuhkan.

Merumuskan Hipotesis

Hipotesis perlu dirumuskan dalam sebuah penelitian ilmiah, lebih-lebih penelitian kuantitatif. Dengan menyatakan hipotesis, maka penelitian ilmiah yang dilakukan peneliti akan lebih fokus terhadap masalah yang diangkat. Selain itu dengan rumusan hipotesis, seorang peneliti tidak perlu lagi direpotkan dengan data-data yang seharusnya tidak dibutuhkannya, karena data yang diambilnya melalui instrumen penelitian hanyalah data-data yang berkaitan langsung dengan hipotesis. Data-data ini sajalah yang nantinya akan dianalisis. Hipotesis erat kaitannya dengan anggapan dasar. Anggapan dasar merupakan kesimpulan yang kebenarannya mutlak sehingga ketika seseorang membaca suatu anggapan dasar, tidak lagi meragukan kebenarannya.

Mengidentifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Sebuah variabel dalam penelitian ilmiah adalah fenomena yang akan atau tidak akan terjadi sebagai akibat adanya fenomena lain. Variabel penelitian sangat perlu ditentukan agar masalah yang diangkat dalam sebuah penelitian ilmiah menjadi jelas dan terukur. Dalam tahap selanjutnya, setelah variabel penelitian ditentukan, maka peneliti perlu membuat definisi operasional variabel itu sesuai dengan maksud atau tujuan penelitian. Definisi operasional variabel adalah definisi khusus yang dirumuskan sendiri oleh peneliti. Definisi operasional tidak sama dengan definisi konseptual yang didasarkan pada teori tertentu.

Menentukan Rancangan atau Desain Penelitian

Rancangan penelitian sering pula disebut sebagai desain penelitian. Rancangan penelitian merupakan prosedur atau langkah-langkah aplikatif penelitian yang berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian ilmiah bagi si peneliti yang bersangkutan. Rancangan penelitian harus ditetapkan secara terbuka sehingga orang lain dapat mengulang prosedur yang dilakukan untuk membuktikan kebenaran penelitian ilmiah yang telah dilakukan peneliti.

Menentukan dan Mengembangkan Instrumen Penelitian

Apakah yang dimaksud dengan instrumen penelitian? Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya. Beragam alat dan teknik pengumpulan data yang dapat dipilih sesuai dengan tujuan dan jenis penelitian ilmiah yang dilakukan. Setiap bentuk dan jenis instrumen penelitian memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Karena itu sebelum menentukan dan mengembangkan instrumen penelitian, perlu dilakukan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Salah satu kriteria pertimbangan yang dapat dipakai untuk menentukan instrumen penelitian adalah kesesuaiannya dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Tidak semua alat atau instrumen pengumpul data cocok digunakan untuk penelitian-penelitian tertentu.

Menentukan Subjek Penelitian

Orang yang terlibat dalam penelitian ilmiah dan berperan sebagai sumber data disebut subjek penelitian. Seringkali subjek penelitian berkaitan dengan populasi dan sampel penelitian. Apabila penelitian ilmiah yang dilakukan menggunakan sampel penelitian dalam sebuah populasi penelitian, maka peneliti harus berhati-hati dalam menentukannya. Hal ini dikarenakan, penelitian yang menggunakan sampel sebagai subjek penelitian akan menyimpulkan hasil penelitian yang berlaku umum terhadap seluruh populasi, walaupun data yang diambil hanya merupakan sampel yang jumlah jauh lebih kecil dari populasi penelitian. Pengambilan sampel penelitian yang salah akan mengarahkan peneliti kepada kesimpulan yang salah pula.Sampel yang dipilih harus merepsentasikan populasi penelitian.

Melaksanakan Penelitian

Pelaksanaan penelitian adalah proses pengumpulan data sesuai dengan desain atau rancangan penelitian yang telah dibuat. Pelaksanaan penelitian harus dilakukan secara cermat dan hati-hati karena kan berhubungan dengan data yang dikumpulkan, keabsahan dan kebenaran data penelitian tentu saja akan menentukan kualitas penelitian yang dilakukan.Seringkali peneliti saat berada di lapangan dalam melaksanakan penelitiannya terkecoh oleh beragam data yang sekilas semuanya tampak penting dan berharga. Peneliti harus fokus pada pemecahan masalah yang telah dirumuskannya dengan mengacu pengambilan data berdasarkan instrumen penelitian yang telah dibuatnya secara ketat. Berdasarkan cara pengambilan data terhadap subjek penelitian, data dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu data langsung dan data tidak langsung. Data langsung adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari sumber data (subjek penelitian), sementara data tidak langsung adalah data yang diperoleh peneliti tanpa berhubungan secara langsung dengan subjek penelitian yaitu melalui penggunaan media tertentu misalnya wawancara menggunakan telepon, dan sebagainya.

Melakukan Analisis Data

Beragam data yang terkumpul saat peneliti melaksanakan penelitian ilmiahnya tidak akan mempunyai kana apapun sebelum dilakukan analisis. Ada beragam alat yang dapat digunakan untuk melakukan analisis data, bergantung pada jenis data itu sendiri. Bila penelitian ilmiah yang dilakukan bersifat kuantitatif, maka jenis data akan bersifat kuantitatif juga. Bila penelitian bersifat kualitatif, maka data yang diperoleh akan bersifat kualitatif dan selanjutnya perlu diolah menjadi data kuantitatif. Untuk itu perlu digunakan statistik dalam pengolahan dan analisis data.

Merumuskan Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada hakekatnya merumuskan hasil penelitian dan melakukan pembahasan adalah kegiatan menjawab pertanyaan atau rumusan masalah penelitian, sesuai dengan hasil analisis data yang telah dilakukan. Pada saat melakukan pembahasan, berarti peneliti melakukan interpretasi dan diskusi hasil penelitian.Hasil penelitian dan pemabahasannya merupakan inti dari sebuah penelitian ilmiah.Pada penelitian ilmiah dengan pengajuan hipotesis, maka pada langkah inilah hipotesis itu dinyatakan diterima atau ditolak dan dibahas mengapa diterima atau ditolak. Bila hasil penelitian mendukung atau menolak suatu prinsip atau teori, maka dibahas pula mengapa demikian. Pembahasan penelitian harus dikembalikan kepada teori yang menjadi sandaran penelitian ilmiah yang telah dilakukan.

Menyusun Laporan Penelitian dan Melakukan Desiminasi

Seorang peneliti yang telah melakukan penelitian ilmiah wajib menyusun laporan hasil penelitiannya. Penyusunan laporan dan desiminasi hasil penelitian merupakan langkah terakhir dalam pelaksanaan penelitian ilmiah. Format laporan ilmiah seringkali telah dibakukan berdasarkan institusi atau pemberi sponsor di mana penelitia itu melakukannya. Desiminasi dapat dilakukan dalam bentuk seminar atau menuliskannya dalam jurnal-jurnal penelitian. Ini penting dilakukan agar hasil penelitian diketahui oleh masyarakat luas (masyarakat ilmiah) dan dapat dipergunakan bila diperlukan.

Proses Berpikir Manusia untuk Memperoleh Pengetahuan

Proses Berpikir Manusia untuk Memperoleh Pengetahuan
Manusia dengan cara berpikir yang dimilikinya menjadikannya makhluk paling istimewa di muka ini. Nah, pada artikel kali ini kami akan membahas tentang Cara Manusia Berpikir. Yuk kita simak.

Cara Berpikir Manusia Membuatnya Istimewa dan Berbeda dengan Binatang

Dari jaman dahulu kala, burung pipit telah dapat membuat sarang. Tidak ada kemajuan dalam cara burung pipit membuat sarang. Mungkin, sejak diciptakan oleh Tuhan, begitulah caranya burung pipit membuat sarang. Begitu pula dengan cara makan seekor tupai, tidak ada yang berubah. Semua binatang demikian. Setiap kemampuan yang mereka miliki berasal dari suatu naluri yang datang dari dalam diri mereka.

Berbeda dengan manusia, cara manusia hidup di jaman prasejarah berbeda dengan cara hidup manusia di jaman sekarang. Terjadi banyak sekali perubahan di berbagai aspek kehidupan. Di atas sudah disebutkan bahwa hal ini terjadi karena manusia memiliki kelebihan yang diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa, yaitu akal pikiran. Barangkali pada jaman batu dulu tidak terbayangkan bagaimana beragam perkakas akan dibuat, bukan dari batu tetapi dari beragam benda dengan keunggulannya masing-masing dan memiliki kemanfaatan yang luar biasa dalam mempermudah kehidupan manusia. Mungkin di jama dahulu tidak pernah terbayangkan bagaimana manusia akan dapat sampai ke berbagai planet dan menjejakkan kaki di sana, atau tidak terbayangkan bagaimana komunikasi dapat dilakukan dengan mudah dan cepat menggunakan handphone, internet, dan sebagainya.

Pada intinya kehidupan manusia selalu berubah dan berkembang seiring dengan kemajuan pengetahuan yang dimilikinya. Kemajuan pengetahuan saat ini sangat menakjubkan. Selalu kita dengar penemuan-penemuan baru. Dalam jangka waktu tidak terlalu lama, muncul sebuah teknologi dan pengetahuan baru yang menggeser teknologi terdahulu. Perkembangan pengetahuan yang pesat ini terjadi karena manusia memiliki rasa ingin tahu (curiousity). Keingintahuan manusia adalah fitrah yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia. Dalam perjalanan hidupnya manusia selalu bertanya dan ingin tahu, mengapa sesuatu menjadi begini, mengapa tidak begitu, bagaimana itu bisa terjadi, dsb.

Dari generasi ke generasi, manusia selalu berusaha mengetahui mengapa suatu fenomena bisa terjadi, mereka selalu tertarik untuk dapat menjelaskannya, lalu kemudian berusaha memanfaatkan pengetahuan tentang fenomena-fenomena alam itu untuk kemudahan hidupnya. Menurut Rummel (1958), pada dasarnya proses berpikir yang dilakukan manusia telah terjadi dalam empat periode, yaitu: (1) periode mencoba-coba; (2) periode otoritas; (3) periode argumentasi; dan (4) periode hipotesis dan eksperimen. Mari kita bahas satu per satu.

1. Periode Mencoba-Coba

Pada jaman dahulu, orang menggunakan proses berpikir mencoba-coba (trial and error). Dapat dimengerti, pada jaman ini, dengan pola berpikir yang demikian pengetahuan yang dimiliki umat manusia berkembang dengan sangat lambatnya. Cara-cara yang dilakukan tidak pasti. Untuk memperoleh suatu pengetahuan, manusia melakukan begitu banyak kesalahan dan kegagalan dahulu sebelumnya. Oleh sebab itu, seringkali manusia pada jaman ini mengambil kesimpulan yang keliru. Kita contohkan begini. Anggap saja di depan kita ada sebuah pintu yang ingin anda buka, dan anda mempunyai 150 anak kunci di tangan anda, di mana salah satu anak kunci itu dapat membuka pintu tersebut. Dengan menggunakan proses berpikir mencoba-coba, anda akan memasukkan secara bergantian satu demi satu anak kunci tersebut hingga akhirnya pintu dapat dibuka. Faktor kebetulan lebih memegang peranan di sini. Cepat atau lambatnya anda menemukan anak kunci yang tepat untuk membuka pintu bergantung sepenuhnya pada faktor kebetulan. Sebenarnya cara berpikir coba-coba sampai saat ini juga masih digunakan.

2. Periode Otoritas 

Periode otoritas dalam proses berpikir manusia ditandai dengan pengaruh besar pada pemegang otoritas (kekuasaan) terhadap cara berpikir manusia. Periode ini berhasil dicapai setelah manusia begitu lama bergelut dengan proses berpikir mencoba-coba. Pemegang otoritas menjadi sandaran kebenaran suatu ilmu pengetahuan, misalnya raja, gereja, bangsawan, dan sebagainya. Kata-kata pemegang otoritas adalah kebenaran dan tidak dapat dibantah. Oleh karena itu, ketika Nicolaus Copernicus pada masanya menyatakan bahwa pusat tata surya kita adalah matahari, maka dihukum penggal lah ia. Kebenaran yang berlaku saat itu dipegang oleh raja dan gereja, di mana menurut pengetahuan pemegang otoritas, pusat atata surya kita bukan matahari melainkan bumi. 

3. Periode Argumentasi

Periode kegita proses berpikir manusia adalah jaman periode argumentasi. Pada masa ini, kebenaran (ilmu pengetahuan) tidak lagi dipegang oleh pihak-pihak yang memiliki ototritas, akan tetapi lebih dipegang oleh para pemikir. Sumber pengetahuan manusia pada jaman ini adalah para pemikir tersebut. Kebanyakan para pemikir pada periode argumentasi, juga merupakan para orator (ahli pidato) yang mampu menyampaikan pemikiran-pemikirannya bahkan melalui perdebatan (adu argumentasi). Pada masa-masa periode argumentasi, kebenaran dipegang para pemikir dan orator ulung. Orang-orang awam hanya menyaksikan dan mendengarkan mereka yang sedang beradu argumen. Sesuatu dianggap benar oleh khalayak umum apabila argumen-argumen yang disampaikan masuk akal. Kebenaran menjadi sulit diterima dan dapat berbeda-beda antara orang yang satu dengan orang yang lain. Pada periode ini belum dikenal pembuktian kebenaran.

4. Periode Hipotesis dan Eksperimen

Periode keempat, yaitu periode hipotesis dan eksperimen muncul ketika pada periode argumentasi sering muncul ketidakpuasan di mana suatu kebenaran tidak mutlak sifatnya dan belum tentu dapat diterima oleh semua orang. Banyak orang menjadi ragu terhadap suatu kebenaran ketika mereka tidak dapat membuktikan kebenaran atau pengetahuan tersebut. Oleh karena itu muncullah periode hipotesis dan eksperimen. Pada masa ini kebenaran adalah milik semua orang karena semua orang dapat melakukan pembuktian. Pada periode berpikir manusia inilah muncul metode ilmiah (Baca Pengertian Metode Ilmiah dan Langkah-LangkahMetode Ilmiah) atau scientific method. Periode hipotesis dan eksperimen merupakan babak baru proses berpikir manusia dan pada periode inilah pengetahuan berkembang dengan sangat pesatnya.

Strategi Proses Belajar Mengajar

Strategi Proses Belajar Mengajar
Awal mulanya istilah strategi dipakai di dunia militer dan mempunyai arti sebagai penggunaan seluruh kekuatan untuk memenangkan sebuah peperangan. Untuk mengatur suatu strategi maka seseorang akan lebih dahulu menimbang kekuatan pasukan miliknya baik dari jumlah maupun kualitasnya. Jika semua sudah diketahui barulah dia menyusun sebuah tindakan yang harus dikerjakan mengenai siasat perang dan tehniknya serta waktu yang tepat untuk menyerang.

Dari hal tersebut bisa disimpulkan bahwa strategi dipakai untuk mendapatkan kesuksesan dan keberhasilan untuk mencapai tujuan. Di dunia pendidikan, strategi mempunyai arti sebagai perencanaan yang berisis mengenai serangkaian kegiatan yang dibuat untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi dipakai dalam banyak konteks belajar mengajar. Strategi juga mempunyai arti sebagai pola umum aktivitas guru dan peserta didik dalam menunjukkan kegiatan belajar mengajar.

Strategi belajar mengajar menunjukkan karakteristik tentang rentetan perbuatan antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Strategi belajar mengajar merupakan perencanaan yang berisi mengenai rangkaian aktivitas yang dibuat untuk mencapai suatu tujuan yang sudah ditentukan. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru dan murid supaya tujuan pembelajaran bisa dilakukan secara efektif dan efisien.

Strategi mengajar adalah sebuah cara yang dipakai guru dalam menjalankan proses belajar mengajar agar bisa mempengaruhi peserta didik untuk mencapai tujuan pengajaran dengan lebih efisien dan efektif. Jadi strategi belajar mengajar ada pada proses pelaksanaan yang menjadi tindakan nyata guru pada saat mengajar berdasarkan pada aturan dalam pengajaran. Strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan mengenai prosedur dan teknik yang dipakai pada proses pembelajaran.

Ada berbagai metode atau teknik tentang strategi pembelajaran yang bisa dipakai. Teknik tersebut antara lain dengan diskusi, kerja kelompok, penemuan dan simulasi. Selain itu para pengajar juga bisa memakai teknik eksperimen, demonstrasi, karya wisata, teknik penyajian lapangan, sosiodrama, teknik penyajian kasus, teknik penyajian secara sistem regu, latihan, dialog, ceramah, dan pemberian tugas. Berbagai metode sebagai bagian strategi pembelajaran dimaksudkan untuk memperoleh hasil belajar seperti yang diharapkan.

Tiga Kampus Asal Indonesia Tembus Rangking Terbaik Dunia


Ada perasaan bangga bahwa universitas/kampus kita di Indonesia termasuk dalam rangking yang terbaik dunia.QS World University Rankings by Subject melansir daftar kampus terbaik sejagat berdasarkan kategori disiplin ilmu/jurusan. Pada daftar yang dilansir pada Selasa (28/4) ini, tiga kampus asal Indonesia masuk daftar 400 besar.

Institut Teknologi Bandung masuk 100 besar pada kategori Jurusan Seni dan Desain. Jurusan teknik perminyakan dan teknik informatika di kampus berpusat di Jalan Ganesha ini juga masuk 100 besar dalam kategori masing-masing.

Universitas Indonesia, di sisi lain, berhasil masuk ranking 400 besar dunia untuk Jurusan Kedokteran Umum. Satu lagi kampus dari Tanah Air yang masuk daftar QS adalah Institut Pertanian Bogor. Jurusan Pertanian dan Kehutanan IPB masuk daftar 150 terbaik dunia.

"Peringkat ini dapat menjadi panduan setiap kampus untuk memperkuat area yang jadi keahlian utama tersebut. Ini sebabnya kami tidak berusaha membuat ranking secara umum," kata Kepala Riset QS Ben Sowter dalam keterangan tertulis kepada merdeka.com.

Ada 36 jurusan/disiplin ilmu yang diperingkat oleh QS. Lembaga riset pendidikan asal Inggris ini mengkaji reputasi setiap jurusan berdasarkan daftar riset, wawancara akademisi, dan pekerjaan lulusan di dunia kerja, di seluruh dunia.

Omong-omong, apa kampus terbaik di dunia versi QS?

Jawabannya adalah Massachusetts Institute of Technology (MIT) asal Amerika Serikat. Kampus teknik kesohor itu berhasil menempati urutan pertama sejagat buat 11 jurusan yang mereka punya. Misalnya Teknik Sipil, Teknik Informatika, dan Astronomi.

Sementara Harvard University yang biasanya bercokol di puncak daftar sejenis memiliki 10 jurusan dengan kualitas nomor wahid sedunia, semisal Hukum, Sejarah, dan Hubungan Internasional.
Sumber