Tenaga kerja yang dibutuhkan di Indonesia saat ini bukan hanya dalam jumlah yang besar, tetapi juga tenaga kerja yang berkualitas. Berkualitas itu artinya memiliki etos kerja yang kuat, karakter kerja yang baik, serta pengetahuan dan keterampilan yang baik. Demikian yang disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan kepada media pada acara seminar South East Asia Bureau Chief The Economist, Indonesia Summit 2015, di Jakarta, Rabu (11/02/2015).
“Mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas, itu semua dapat diperoleh melalui pendidikan,” ucap Mendikbud.
Mendikbud mengatakan, untuk menciptakan kualitas sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang utama dapat di mulai dari guru. Peran guru dan penyempurnaan cara mengajar guru dalam memberikan pendidikan kepada para peserta didik menjadi gambaran terciptanya kualitas SDM yang berkualitas. Seorang guru, kata Mendikbud, dapat memberikan keteladanan mengenai kedisplinan, kejujuran, ketekunan, dan ketangguhan.
“Teladan tersebut sebenarnya dasar insting yang dimiliki masyarakat Indonesia. Bila itu dapat ditanamkan kepada siswa akan memiliki dampak besar,” ujar Mendikbud.
Dukungan pemerintah dalam upaya melahirkan SDM yang berkualitas, Mendikbud mengemukakan, akan mendukung peningkatan kuantitas pendidikan. Kuantitas tersebut akan disesuaikan dengan rencana pembangunan jangka panjang pemerintah. Pemerintah akan mencoba mendorong pendirian lembaga pendidikan atau sekolah ditempat-tempat yang memiliki peluang kerja tinggi. Khususnya di daerah-daerah pertanian dan kelautan akan dibangun lembaga pendidikan sesuai kebutuhan daerah, seperti pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
“Sekolah-sekolah kita akan memenuhi kebutuhan SDM yang dibutuhkan dunia kerja pada daerah-daerah yang memiliki potensi sumber daya alam (SDA) yang besar,” kata Mendikbud. Mendikbud menganjurkan kepada SMK atau sekolah lain yang berada di daerah yang memiliki SDA yang besar, agar menanamkan jiwa kewirausahaan kepada peserta didik. Hal tersebut tiada lain karena kewirausahaan merupakan kunci peningkatan perekonomian suatu daerah. “Anjuran kita kepada siswa SMK bekerja terlebih dahulu beberapa tahun, baru kemudian menjadi wirausahawan. Agar lebih tahu lapangan sebelum terjun dalam dunia wirausaha,” kata Mendikbud.
“Mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas, itu semua dapat diperoleh melalui pendidikan,” ucap Mendikbud.
Mendikbud mengatakan, untuk menciptakan kualitas sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang utama dapat di mulai dari guru. Peran guru dan penyempurnaan cara mengajar guru dalam memberikan pendidikan kepada para peserta didik menjadi gambaran terciptanya kualitas SDM yang berkualitas. Seorang guru, kata Mendikbud, dapat memberikan keteladanan mengenai kedisplinan, kejujuran, ketekunan, dan ketangguhan.
“Teladan tersebut sebenarnya dasar insting yang dimiliki masyarakat Indonesia. Bila itu dapat ditanamkan kepada siswa akan memiliki dampak besar,” ujar Mendikbud.
Dukungan pemerintah dalam upaya melahirkan SDM yang berkualitas, Mendikbud mengemukakan, akan mendukung peningkatan kuantitas pendidikan. Kuantitas tersebut akan disesuaikan dengan rencana pembangunan jangka panjang pemerintah. Pemerintah akan mencoba mendorong pendirian lembaga pendidikan atau sekolah ditempat-tempat yang memiliki peluang kerja tinggi. Khususnya di daerah-daerah pertanian dan kelautan akan dibangun lembaga pendidikan sesuai kebutuhan daerah, seperti pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
“Sekolah-sekolah kita akan memenuhi kebutuhan SDM yang dibutuhkan dunia kerja pada daerah-daerah yang memiliki potensi sumber daya alam (SDA) yang besar,” kata Mendikbud. Mendikbud menganjurkan kepada SMK atau sekolah lain yang berada di daerah yang memiliki SDA yang besar, agar menanamkan jiwa kewirausahaan kepada peserta didik. Hal tersebut tiada lain karena kewirausahaan merupakan kunci peningkatan perekonomian suatu daerah. “Anjuran kita kepada siswa SMK bekerja terlebih dahulu beberapa tahun, baru kemudian menjadi wirausahawan. Agar lebih tahu lapangan sebelum terjun dalam dunia wirausaha,” kata Mendikbud.
0 komentar: