Manusia dengan cara berpikir yang dimilikinya menjadikannya makhluk paling istimewa di muka ini. Nah, pada artikel kali ini kami akan membahas tentang Cara Manusia Berpikir. Yuk kita simak.
Berbeda dengan manusia, cara manusia hidup di jaman prasejarah berbeda dengan cara hidup manusia di jaman sekarang. Terjadi banyak sekali perubahan di berbagai aspek kehidupan. Di atas sudah disebutkan bahwa hal ini terjadi karena manusia memiliki kelebihan yang diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa, yaitu akal pikiran. Barangkali pada jaman batu dulu tidak terbayangkan bagaimana beragam perkakas akan dibuat, bukan dari batu tetapi dari beragam benda dengan keunggulannya masing-masing dan memiliki kemanfaatan yang luar biasa dalam mempermudah kehidupan manusia. Mungkin di jama dahulu tidak pernah terbayangkan bagaimana manusia akan dapat sampai ke berbagai planet dan menjejakkan kaki di sana, atau tidak terbayangkan bagaimana komunikasi dapat dilakukan dengan mudah dan cepat menggunakan handphone, internet, dan sebagainya.
Pada intinya kehidupan manusia selalu berubah dan berkembang seiring dengan kemajuan pengetahuan yang dimilikinya. Kemajuan pengetahuan saat ini sangat menakjubkan. Selalu kita dengar penemuan-penemuan baru. Dalam jangka waktu tidak terlalu lama, muncul sebuah teknologi dan pengetahuan baru yang menggeser teknologi terdahulu. Perkembangan pengetahuan yang pesat ini terjadi karena manusia memiliki rasa ingin tahu (curiousity). Keingintahuan manusia adalah fitrah yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia. Dalam perjalanan hidupnya manusia selalu bertanya dan ingin tahu, mengapa sesuatu menjadi begini, mengapa tidak begitu, bagaimana itu bisa terjadi, dsb.
Dari generasi ke generasi, manusia selalu berusaha mengetahui mengapa suatu fenomena bisa terjadi, mereka selalu tertarik untuk dapat menjelaskannya, lalu kemudian berusaha memanfaatkan pengetahuan tentang fenomena-fenomena alam itu untuk kemudahan hidupnya. Menurut Rummel (1958), pada dasarnya proses berpikir yang dilakukan manusia telah terjadi dalam empat periode, yaitu: (1) periode mencoba-coba; (2) periode otoritas; (3) periode argumentasi; dan (4) periode hipotesis dan eksperimen. Mari kita bahas satu per satu.
Cara Berpikir Manusia Membuatnya Istimewa dan Berbeda dengan Binatang
Dari jaman dahulu kala, burung pipit telah dapat membuat sarang. Tidak ada kemajuan dalam cara burung pipit membuat sarang. Mungkin, sejak diciptakan oleh Tuhan, begitulah caranya burung pipit membuat sarang. Begitu pula dengan cara makan seekor tupai, tidak ada yang berubah. Semua binatang demikian. Setiap kemampuan yang mereka miliki berasal dari suatu naluri yang datang dari dalam diri mereka.Berbeda dengan manusia, cara manusia hidup di jaman prasejarah berbeda dengan cara hidup manusia di jaman sekarang. Terjadi banyak sekali perubahan di berbagai aspek kehidupan. Di atas sudah disebutkan bahwa hal ini terjadi karena manusia memiliki kelebihan yang diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa, yaitu akal pikiran. Barangkali pada jaman batu dulu tidak terbayangkan bagaimana beragam perkakas akan dibuat, bukan dari batu tetapi dari beragam benda dengan keunggulannya masing-masing dan memiliki kemanfaatan yang luar biasa dalam mempermudah kehidupan manusia. Mungkin di jama dahulu tidak pernah terbayangkan bagaimana manusia akan dapat sampai ke berbagai planet dan menjejakkan kaki di sana, atau tidak terbayangkan bagaimana komunikasi dapat dilakukan dengan mudah dan cepat menggunakan handphone, internet, dan sebagainya.
Pada intinya kehidupan manusia selalu berubah dan berkembang seiring dengan kemajuan pengetahuan yang dimilikinya. Kemajuan pengetahuan saat ini sangat menakjubkan. Selalu kita dengar penemuan-penemuan baru. Dalam jangka waktu tidak terlalu lama, muncul sebuah teknologi dan pengetahuan baru yang menggeser teknologi terdahulu. Perkembangan pengetahuan yang pesat ini terjadi karena manusia memiliki rasa ingin tahu (curiousity). Keingintahuan manusia adalah fitrah yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia. Dalam perjalanan hidupnya manusia selalu bertanya dan ingin tahu, mengapa sesuatu menjadi begini, mengapa tidak begitu, bagaimana itu bisa terjadi, dsb.
Dari generasi ke generasi, manusia selalu berusaha mengetahui mengapa suatu fenomena bisa terjadi, mereka selalu tertarik untuk dapat menjelaskannya, lalu kemudian berusaha memanfaatkan pengetahuan tentang fenomena-fenomena alam itu untuk kemudahan hidupnya. Menurut Rummel (1958), pada dasarnya proses berpikir yang dilakukan manusia telah terjadi dalam empat periode, yaitu: (1) periode mencoba-coba; (2) periode otoritas; (3) periode argumentasi; dan (4) periode hipotesis dan eksperimen. Mari kita bahas satu per satu.
0 komentar: