1/27/2015

teknik atau seni Berbicara di Depan Umum

Berbicara di depan umum merupakan salah satu teknik atau seni berbicara yang harus dimiliki oleh sipembicara untuk menarik perhatian audiens. Untuk menarik perhatian audiens terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh pembicara selain persiapan materi yang matang yaitu : 
  1. Mempersiapkan mental dengan baik, yakni dengan memahami kondisi ruangan dan psikologis audiens. 
  2. Berlatih dengan baik dan teratur di depan cermin dengan maksud agar pembicara mampu melihat mimik dan ekspresi mukanya. 
  3. Menyesuaikan penampilan fisik sebelum tampil di atas panggung. 
  4. Berupaya untuk jadi diri sendiri. 
  5. Menyelipkan humor- humor atau cerita lucu di antara pembicaraan yang disampaikan., sehingga pendengar tidak merasa bosan. Persiapan yang baik akan membantu pembicara mengantisipasi gangguan yang akan muncul ketika berbicara di depan umum. Gangguan tersebut di antaranya adalah kurang antusiasnya audiens untuk memperhatikan pembicaraan yang disampaikan, tidak mendukungnya suasana ruangan, karakteristik audiens yang di luar perkiraan.

Gaya dan Bahasa
Gaya lisan merupakan kualitas berbicara yang jelas dibedakan dengan bahasa tulisan. Susunan kata yang kita gunakan tidak mungkin sama persis seperti yang biasa ditulis. Umumnya bahasa lisan terdiri dari kata-kata yang lebih sederhana, lebih pendek, dan lebih populer dari kata dalam bahasa tulisan. Bahasa lisan mengandung sejumlah besar istilah referensi sendiri, ungkapan, istilah yang kuantitaif semu, dll.

Body Languange
Body languange atau bahasa tubuh memegang peranan yang cukup penting dalam berbicara di depan umum.Coba ingat- ingat seberapa sering kita melakukan hal berikut : 
  1. memasukkan tangan ke dalam saku jas atau celana. Kesan dari penonton adalah pembicara sedang gugup padahal tidak mungkin akan seperti itu, 
  2. Berkacak pinggang, ini menggurui orang- orang yang berada di depan kita, 
  3. Menunjuk audiens dengan jari telunjuk, sebaiknya menunjuk dengan mengarahkan lima jari agar terlihat lebih sopan, 
  4. Memperhatikan satu arah terus menerus, sebaiknya bagi perhatian secara merata kepada seluruh audiens, 
  5. Bertopang dagu, kesan audiens kita kurang serius dengan mereka, 
  6. Memain- mainkan benda kecil, misalnya memutar-mutar pulpen atau penggaris dengan jemari.

Intonasi Suara
Intonasi suara juga amat penting diperhatikan. Suara terlalu kecil dapat diatasi dengan menggunakan sounds system, kebalikannya jangan suara terlalu keras, artikulasi kurang jelas, nada bicara yang monoton, berbicara yang terlalu cepat atau lambat, bahkan terlalu sering mengatakan “Ee…”, “Mm… “.hampir sama dengan itu, terlalu sering mengucapkan kata- kata tertentu. Misalnya “Oke,”,Good”, “Ya… “ mungkin ada audiens yang menghitung sudah berapa kali mengucapkan kata- kata tertentu selama berbicara di depan umum.

Bicara di depan banyak orang memang tidak mudah. bagi sebagian orang adalah salah satu pekerjaan yang “ menakutkan” . Walau bagi sebagian orang yang lain seakan- akan tidak ada beban apapun, diselingi canda sedemikian menariknya, masih bisa pula mencetuskan gagasan spontan yang terlihat natural wajar tanpa dipaksakan dalam waktu yang relatife singkat, dan lain sebagainya. Tetapi mampukah kita melakukannya? Karena untuk melakukan hal itu memerlukan keberanian yang tidak sembarangan orang miliki. Banyak kita lihat orang yang maju bertanya, mengemukakan pendapat, presentasi dan lain- lain yang sebenarnya mereka pintar, ternyata ketika bicara, kata-kata yang keluar dari mulutnya jadi “ samar- samar” dan susah dimengerti. Terlihat jelas kegugupannya ketika berbicara di depan umum. Terutama ini biasanya sangat dirasakan oleh penulis sendiri.

Kali ini penulis juga mencermati bahwa selain mahasiswa banyak juga guru yang kurang berani untuk berbicara di depan umum. Penulis juga mengalami apa yang dirasakan takut berbicara di depan umum. Yang sangat mengganggu penulis adalah pernafasan dan tatapan mata audiens. Itulah yang membuat penulis gugup. Ketika gugup maka suara yang kita keluarkan akan bergetar, kerongkongan kita terasa tercekat bahkan sampai perut sampai mules- mules. Beruntunglah penulis bisa konsentrasi dengan cepat. Percaya diri, berusaha berlatih dan merencanakan dengan baik, membuat tampilan menjadi sempurna. Berpakaian yang menarik, sopan , dan rapi juga sangat menentukan. Namun semuanya berawal dari kebiasaan. Dengan seringnya tampil berbicara di depan umum, rasa percaya diri penulis jadi meningkat.Mungkin ini kata yang tepat untuk membiasakan diri melalui proses untuk mengasah kemampuan berbicara di depan umum. 

Coba kita lihat orang yang mampu mengetik sepuluh jari dengan cepat, bagi kita yang belum bisa mengetik secepat itu pasti merasa takjub dan terkagum- kagum. Tapi yang bisa, merasa kemampuannya tersebut biasa saja. Dikarenakan memang sudah terbiasa melakukannya bertahun- tahun. Nah hal ini juga dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas bicara kita didepan umum. Menurut pakar berbicara di depan publik, Dale Carnegie, cara yang penulis lakukan adalah cara yang benar agar kita berani berbicara di depan umum. Dale Carnegie menyarankan bagi mereka yang tidak merasa percaya diri saat berbicara di depan umum, banyaklah berbicara di depan umum. Bahkan di kursus yang di selenggarakannya, Dale memaksa setiap anggota kursusnya agar berbicara di depan kelas di setiap sesi kursusnya. Karena pengalaman berkali-kali berbicara di depan kelas dengan pendengar yang simpatik dan mempunyai keluhan yang sama, timbullah rasa percaya diri di setiap peserta kursus itu.

Sering gugup dan dengkul merasa lemas berbicara di depan umum ketika kita dilihat oleh puluhan bahkan ratusan pasang mata… rasanya nyawa mau melayang bukan? Hal ini biasanya dikarenakan mata kita selalu menatap secara langsung mata para hadirin. Sehingga selalu muncul perasaan seolah- olah mereka bakal menertawakan kita apalagi bila kita melihat dua orang yang sedang berbisik sambil melirik kearah kita. Hal itu menambah daya gugup dan mengguncang dada kita. Memang untuk beberapa pembicara tidak masalah tapi bagi yang mudah gugup saran saya jangan terlalu sering melihat/ kontak langsung dengan mata hadirin. Tapi jangan lupa untuk tetap sesekali melakukan kontak mata langsung karena sebagai wujud perhatian serius kita ke mereka.

Percayalah,Semua Pembicara Pasti Grogi. Jangan dikira setiap pembicara yang tanpak hebat ketika berbicara dengan percaya diri yang tinggi dan membuat audiens larut dalam orasinya tidak mengalami grogi. Percayalah setiap pembicara, MC, presenter, dan publik speaker lainnya ketika pertama kali tampil dan berbicara di depan umum pasti mengalami gugup dan grogi dulu. Tetapi setelah berada di atas panggung dan melontarkan beberapa kata pembuka, dengan cepat kegugupan tersebut sirna dan berganti dengan rasa enjoy dan mengalir. Itu dikarenakan pembicara sudah mulai dapat mengatur nafas dan nada suaranya yang agak merendah.

Karena seringnya penulis berbicara di depan umum dan tentunya karena di beri kepercayaan oleh para guru sebagai, pembawa acara kalau ada kegiatan di sekolah, pemandu KKG, maka sampai sekarang penulis lebih percaya diri, dan selamanya akan lebih baik lagi.

Demikian tulisan ini, penulis berharap banyak manfaat bagi pembaca dan menjadi motivasi kearah yang lebih baik.
Previous Post
Next Post

0 komentar: