Terobosan baru diterapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan menerapkan pelaksanaan ujian nasional (UN) tahun 2015 berbasis komputer atau computer based test (CBT). Untuk memastikan persiapan UN tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) meninjau pelaksanaan uji coba UN CBT hari kedua yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Depok, serta SMA dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Putra Bangsa Depok.
“Hari ini kita melihat pelaksanaan uji coba UN CBT hari kedua. Kita ingin melihat dan memastikan praktek di lapangannya, serta ingin duduk bersama anak-anak mendengarkan pendapat mereka,” tutur Mendikbud ketika memasuki salah satu ruang uji coba UN CBT di SMA Negeri 1 Depok, Jawa Barat, Kamis (02/04).
Pada kesempatan tersebut Mendikbud menyimak beberapa pendapat yang disampaikan oleh mereka siswa-siswi peserta uji coba UN CBT. Ada yang mengatakan bahwa ujian menggunakan komputer lebih mudah, tidak perlu menghitamkan bulatan pada lembar jawaban. Pelaksanaan di sekolah menunjukkan pelaksaan ujian ini dapat menghemat waktu sekitar 30 menit. Sehingga siswa lebih cepat selesai mengerjakan soal-soal uji coba UN CBT.
“Saya juga ingin memastikan juga pada pelaksaan UN CBT, sekolah dapat memberikan kertas untuk membantu siswa dalam berhitung atau coret-coretan,” ujar Mendikbud.
Febrian siswa kelas 12 IPA, berpendapat bahwa pelaksanaan ujian dengan menggunakan komputer ini sangat menyenangkan, walaupun pada awal uji coba agak sedikit bingung dalam pengisian identitas. “Awalnya saya sedikit bingung, tapi lama-lama jadi terbiasa. Jadinya asik, karena UN dengan komputer ini lebih ringan tidak perlu menghitamkan buletan lagi yang sangat menyita waktu,” ujar Febrian.
Selanjutnya Fauzan, Siswa kelas 12 IPA yang berencana ingin melanjutkan kuliahnya di Institut Teknologi Bandung ini berpendapat, pelaksanaan UN CBT sangat membantu sekali. Tidak lagi memikirkan kebersihan lembar jawaban, dan tidak perlu menghitamkan jawaban pada lembar jawaban. “Hari ini uji coba mata pelajaran Matematika. Enak kita sudah dikasih lembar untuk coret-coretan. UN CBT ini lebih efisien dan tidak melelahkan yang biasanya kita harus fokus saat menghitamkan lembar jawaban,” tutur Fauzan.
Sedangkan Aisyah Siswa kelas 12 IPA menyampaikan pendapatnya kepada kemdikbud.go.id, bahwa pelaksanaan UN CBT lebih efektif. Pada ujian kali ini ia bisa mengetahui waktu selesainya ujian, karena pada layar soal ujian tercantum waktu pelaksanaan ujian. Selain itu juga, kata Aisyah, bisa lebih konsentrasi, dan siswa pun diberikan kemudahan untuk bisa mengerjakan soal yang lebih mudah terlebih dahulu.”Jika ada soal yang belum dikerjakan ada tandanya. Pada pelaksanaannya, UN ini pun dapat meminimalisir kecurangan. Saya berharap UN CBT ini dapat terus dilanjutkan,” ucap Aisyah.
Selanjutnya Fauzan, Siswa kelas 12 IPA yang berencana ingin melanjutkan kuliahnya di Institut Teknologi Bandung ini berpendapat, pelaksanaan UN CBT sangat membantu sekali. Tidak lagi memikirkan kebersihan lembar jawaban, dan tidak perlu menghitamkan jawaban pada lembar jawaban. “Hari ini uji coba mata pelajaran Matematika. Enak kita sudah dikasih lembar untuk coret-coretan. UN CBT ini lebih efisien dan tidak melelahkan yang biasanya kita harus fokus saat menghitamkan lembar jawaban,” tutur Fauzan.
Sedangkan Aisyah Siswa kelas 12 IPA menyampaikan pendapatnya kepada kemdikbud.go.id, bahwa pelaksanaan UN CBT lebih efektif. Pada ujian kali ini ia bisa mengetahui waktu selesainya ujian, karena pada layar soal ujian tercantum waktu pelaksanaan ujian. Selain itu juga, kata Aisyah, bisa lebih konsentrasi, dan siswa pun diberikan kemudahan untuk bisa mengerjakan soal yang lebih mudah terlebih dahulu.”Jika ada soal yang belum dikerjakan ada tandanya. Pada pelaksanaannya, UN ini pun dapat meminimalisir kecurangan. Saya berharap UN CBT ini dapat terus dilanjutkan,” ucap Aisyah.
Maula siswa kelas 12 IPA berpendapat UN CBT sangat menyenangkan, dan tidak merepotkan. Siswa tidak perlu lelah membulatkan jawaban pada lembar jawaban komputer (LJK). Sampai pada uji coba hari kedua ini, kata dia, tidak ada kendala yang berarti. “UN CBT ini bisa meminimalisir kesalahan fatal, seperti kesalahan penulisan nama pada LJK. Dengan begitu UN ini sangat membatu siswa. Saya berharap uji coba UN CBT bisa lebih dibanyakin lagi jadwalnya, agar lebih terbiasa,” kata Maula. (Seno Hartono)
Mendikbud berpesan kepada para peserta uji coba agar menjalani UN dengan relaks namun sungguh-sungguh. Ia juga meminta mereka memanfaatkan uji coba ini sebagai kesempatan merasakan pengalaman ujian dengan menggunakan komputer. ”Untuk seluruh siswa belajarlah dengan serius. Jangan lupa berdoa. Sebelum ujian istirahatlah dengan cukup. Tidur 8 jam biar bangun pagi bisa fresh, sehingga dapat konsentrasi dalam ujian,” pesan Mendikbud.
UN CBT di SMA Negeri 1 Depok akan diikuti 279 siswa, yang terdiri dari 209 siswa jurusan IPA, dan 70 siswa jurusan IPS. Pada pelaksanaannya sekolah tersebut akan menggunakan lima kelas. Pelaksanaan uji coba UN CBT pada sekolah tersebut di bagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama uji coba dilaksanakan di satu kelas, kemudian tahap kedua dilaksanakan dengan menggunakan tiga kelas, serta tahap akhir pada esok hari akan dilaksanakan dengan menggunakan lima kelas.
Di SMA dan SMK Putra Bangsa, Depok, UN CBT jenjang SMK akan diikuti sekitar 330 siswa., empat kelas dipersiapkan. Sedangkan jenjang SMA akan diikuti 124 siswa, dengan mempersiapkan dua kelas masing-masing satu untuk jurusan IPA dan satu untuk jurusan IPS. Setiap ruangan akan disediakan 40 unit komputer. 30 unit komputer akan digunakan dalam ujian, 10 komputer akan disiapkan sebagai cadangan.
(Sumber : Kemdikbud.go.id )
0 komentar: