Saat melakukan manajemen kelas (pengelolaan kelas), guru harus memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh. Kedua faktor ini amat menentukan keberhasilan guru dalam melakukan manajemen kelas. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses manajemen kelas (pengelolaan kelas) yang dilakukan guru dapat dibedakan ke dalam 2 golongan yaitu, Faktor internal siswa dan Faktor eksternal siswa.
Faktor internal siswa
Faktor internal siswa adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku yang ada di dalam diri masing-masing siswa yang ada di kelas yang bersangkutan.
Setiap siswa mempunyai keadaan emosi yang berbeda-beda, bahkan pada setiap diri siswa pada waktu-waktu yang berbeda. Berbagai faktor lain dapat mempengaruhi bagaimana emosi siswa saat pembelajaran berlangsung. Penting sekali untuk memelihara emosi positif setiap siswa saat pembelajaran berlangsung.
Pikiran setiap siswa pun demikian. Pada suatu waktu mereka bisa saja sangat terkonsentrasi untuk belajar, sedangkan pada waktu lain mereka sulit sekali berkonsentrasi. Pikiran siswa bisa saja pergi ke tempat lain atau ke hal-hal lain di luar proses pembelajaran. Kemampuan guru untuk membuat pikiran siswa kondusif untuk belajar sangatlah penting. Beragam strategi dan metode pembelajaran yang bervariasi dapat membantu siswa mengarahkan pikirannya untuk belajar secara optimal.
Perilaku dan kepribadian siswa dengan ciri-ciri khasnya masing-masing menyebabkan siswa berbeda dari siswa lainnya sacara individual. Kita tahu, tidak akan ada siswa yang mempunyai karakteristik atau kepribadian yang sama. Perbedaan sacara individual ini dilihat dari segi aspek yaitu perbedaan biologis, intelektual, dan psikologis.
Faktor Eksternal Siswa
Faktor eksternal siswa adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah di luar diri masing-masing siswa. Beberapa faktor yang tergolong ke dalam faktor eksternal antara lain suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa, dan sebagainya.
Suasana lingkungan belajar (ruang kelas atau tempat lainnya yang digunakan untuk belajar) haruslah kondusif sehingga mendukung berlangsungnya proses pembelajaran secara efektif. Ventilasi udara di ruang kelas memungkinkan pertukaran udara dan tidak membuat kelas menjadi gerah. Keributan di sekitar tempat belajar juga dapat mengganggu konsentrasi mereka dalam belajar.
Selain itu, setiap siswa perlu diatur penempatannya (terutama untuk siswa kelas rendah atau sekolah dasar), di mana siswa yang secara fisik lebih kecil mungkin sebaiknya duduk di bangku depan, demikian juga untuk siswa yang mempunyai hambatan dalam hal pendengaran atau penglihatan. Ini dimaksudkan untuk membantu siswa-siswa tersebut untuk lebih mudah menerima informasi atau mendengarkan dan melihat apa yang dilakukan di depan kelas baik oleh siswa maupun guru. Jangan sampai pandangan atau pendengaran mereka terbatasi oleh tempat duduk yang letaknya tidak disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.
Selanjutnya, di dalam kelas seringkali juga dilakukan pembelajaran dengan setting kelompok. Guru memfasilitasi pembentukan kelompok-kelompok belajar secara sedemikian rupa sehingga masing-masing siswa mendapatkan pilihan terbaik untuk pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pengelompokkan siswa yang kurang tepat dapat menimbulkan masalah sehingga dapat mengganggu atau menyulitkan manajemen (pengelolaan) kelas.
Masalah jumlah siswa di kelas akan mewarnai dinamika kelas. Semakin banyak jumlah siswa di kelas, misalnya dua puluh orang ke atas akan cenderung lebih mudah terjadi konflik. Sebaliknya semakin sedikit jumlah siswa di kelas cenderung lebih kecil terjadi konflik.
Faktor internal siswa
Faktor internal siswa adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku yang ada di dalam diri masing-masing siswa yang ada di kelas yang bersangkutan.
Setiap siswa mempunyai keadaan emosi yang berbeda-beda, bahkan pada setiap diri siswa pada waktu-waktu yang berbeda. Berbagai faktor lain dapat mempengaruhi bagaimana emosi siswa saat pembelajaran berlangsung. Penting sekali untuk memelihara emosi positif setiap siswa saat pembelajaran berlangsung.
Pikiran setiap siswa pun demikian. Pada suatu waktu mereka bisa saja sangat terkonsentrasi untuk belajar, sedangkan pada waktu lain mereka sulit sekali berkonsentrasi. Pikiran siswa bisa saja pergi ke tempat lain atau ke hal-hal lain di luar proses pembelajaran. Kemampuan guru untuk membuat pikiran siswa kondusif untuk belajar sangatlah penting. Beragam strategi dan metode pembelajaran yang bervariasi dapat membantu siswa mengarahkan pikirannya untuk belajar secara optimal.
Perilaku dan kepribadian siswa dengan ciri-ciri khasnya masing-masing menyebabkan siswa berbeda dari siswa lainnya sacara individual. Kita tahu, tidak akan ada siswa yang mempunyai karakteristik atau kepribadian yang sama. Perbedaan sacara individual ini dilihat dari segi aspek yaitu perbedaan biologis, intelektual, dan psikologis.
Faktor Eksternal Siswa
Faktor eksternal siswa adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah di luar diri masing-masing siswa. Beberapa faktor yang tergolong ke dalam faktor eksternal antara lain suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa, dan sebagainya.
Suasana lingkungan belajar (ruang kelas atau tempat lainnya yang digunakan untuk belajar) haruslah kondusif sehingga mendukung berlangsungnya proses pembelajaran secara efektif. Ventilasi udara di ruang kelas memungkinkan pertukaran udara dan tidak membuat kelas menjadi gerah. Keributan di sekitar tempat belajar juga dapat mengganggu konsentrasi mereka dalam belajar.
Selain itu, setiap siswa perlu diatur penempatannya (terutama untuk siswa kelas rendah atau sekolah dasar), di mana siswa yang secara fisik lebih kecil mungkin sebaiknya duduk di bangku depan, demikian juga untuk siswa yang mempunyai hambatan dalam hal pendengaran atau penglihatan. Ini dimaksudkan untuk membantu siswa-siswa tersebut untuk lebih mudah menerima informasi atau mendengarkan dan melihat apa yang dilakukan di depan kelas baik oleh siswa maupun guru. Jangan sampai pandangan atau pendengaran mereka terbatasi oleh tempat duduk yang letaknya tidak disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.
Selanjutnya, di dalam kelas seringkali juga dilakukan pembelajaran dengan setting kelompok. Guru memfasilitasi pembentukan kelompok-kelompok belajar secara sedemikian rupa sehingga masing-masing siswa mendapatkan pilihan terbaik untuk pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pengelompokkan siswa yang kurang tepat dapat menimbulkan masalah sehingga dapat mengganggu atau menyulitkan manajemen (pengelolaan) kelas.
Masalah jumlah siswa di kelas akan mewarnai dinamika kelas. Semakin banyak jumlah siswa di kelas, misalnya dua puluh orang ke atas akan cenderung lebih mudah terjadi konflik. Sebaliknya semakin sedikit jumlah siswa di kelas cenderung lebih kecil terjadi konflik.
0 komentar: