Penelitian ilmiah dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar, apabila kita mencermati bagaimana peneliti mengolah data, menganalisisnya, hingga kemudian menarik kesimpulan. Ke-2 golongan besar itu adalah: penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.
Penelitian Kualitatif dan Filosofi Positivistik
Untuk memulai membahas penelitian kuantitatif, kita terlebih dahulu akan menjelaskan mengenai filosi yang mendasari dikembangkannya jenis penelitian ini. Penelitian kuantittatif berlandasan filosi positivistik. Paham yang dianut filosofi positivistik adalah: sumber pengetahuan adalah pengalaman manusia. Nama lain untuk positivistik adalah behaviorisme, atau naturalisme dengan tokohnya yang terkenal John Lock dan David Home serta August Comte (1798 – 1857). Aliran filosofi potivistik telah memengaruhi filsafat ilmu semenjak awal abad ke-20.
Prinsip penting terkait aliran positivistik adalah ilmu pengetahuan memiliki 2 karakteristik penting, yaitu kriteria eksplanatori dan kriteria prediktif. Jadi setiap penelitian yang tentunya bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan,harus memiliki pula kedua kriteria ini. Sebuah penelitian harus mampu menjelaskan tentang apa yang dikajinya, baik hubungan, perbedaan, pengaruh, maupun sampel terhadap populasi. Selain itu sebagai bukti memiliki kriteria prediktif, penelitian harus mampu memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Sebuah hasil penelitian yang baik akan mempunyai daya prediksi yang tinggi.
Menurut aliran filsafat positivistik, semua ilmu pengetahuan harus memiliki sifat-sifat: objektif, fenomenalisme, reduksionisme, dan naturalisme. Imu pengetahuan dikatakan objektif karena ia bebas nilai. Ia tidak dapat dipengaruhi oleh apapun. Iaharus menjelaskan fenomena-fenomena sebagaimana adanya. Ilmu pengetahuan disebut memiliki sifat fenomenalisme karena ilmu pengetahuan hanya membahas segala seuatu yang dapat diindera: didasarkan pada data dan fakta. Dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dari penelitian ilmiah, sifat reduksionisme tidak dapat tidak ditinggalkan. Ia adalah suatu keniscayaan dimana data yang dikumpulkan harus direduksi sedemikian rupa sehingga kita dapat melihat fakta dengan lebih “jelas” untuk kemudian dapat ditarik kesimpulan. Naturalisme berarti bahwa segala sesuatu tentang alam semesta ini selalu terikat dan berada dalam hukum-hukum alam tertentu, ia berada dalam keteraturan.
Penelitian Kuantitatif dan Statistik
Pada penelitian kuantitatif, diuji hipotesis-hipotesis untuk menjelaskan keterkaitan antara satu fenomena dengan fenomena lainnya. Pada penelitian kuantitatif, ciri khasnya adalah digunakannya statistik dan teknik sampling. Untuk dapat menguji hipotesis-hipotesis dengan statistik, maka data harus dapat dikuantitatifkan, hal ini berkaitan dengan penentuan tingkat objektivitas data yang dikumpulkan itu sendiri nantinya. Pada penelitian kuantitatif akan dirumuskan variabel-variabel. Beberapa variabel dikontrol atau dimanipulasi. Dalam kaitan dengan penelitian gejala alam (naturalistik) pengontrolan dan pemanipulasian variabel lebih mudah dilakukan dibandingkan apabila dilakukan penelitian kuantitatif di bidang sosial seperti pendidikan. Kesulitan-kesulitan penerapan penelitian kuantitatif pada bidang pendidikan, untungnyadapat diatasi dengan penggunaan prosedur statistik yang baik.
Beberapa Metode penelitian Kuantitatif
Saat seorang peneliti memilih untuk melakukan penelitian kuantitatif, alih-alih penelitian kualitatif, maka ada beberapa metode yang mungkin digunakan atau dipilihnya, yaitu: metode eksperimen, metode survei, penelitian korelasional, penelitian perbandingan (komparasi), studi perkembangan, metode deskriptif, dan metode ex post facto.
Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah salah satu metode yang sering digunakan dalam penelitian kuantitatif. Metode eksperimen mempunyai tujuan untuk menjelaskan dan meramalkan apa yang akan terjadi pada suatu variabel apabila diberikan perlakuan tertentu pada variabel lainnya (variabel manipulasi).
Metode Survei
Penelitian yang menggunakan metode survei adalah penelitian kuantitatif yang tujuannya adalah untuk mengungkap bagaimana pendapat atau opini sebuah masyarakat terkait isu-isu tertentu. Hal yang khas pada penelitian kuantitatif dengan metode survei adalah banyaknya populasi subjek penelitian sehingga harus dilakukan sampling dengan teknik tertentu agar benar-benar dapat mewakili populasi yang besar tersebut.
Penelitian Korelasional
Penelitian kuantitatif korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk menemukan terdapat atau tidak terdapatnya suatu hubungan antara variabel-variabel tertentu. Penelitian di bidang pendidikan banyak yang menggunakan penelitian korelasional ini.
Penelitian Komparasi
Penelitian kuantitatif yang menggunakan metode komparasi atau perbandingan merupakan penelitian yang tujuannya adalah untuk menemukan perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan dari dua atau lebih subjek penelitian.
Studi Perkembangan
Studi Perkembangan atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai developmental study merupakan sebuah metode penelitian kuantitatif yang tujuannya adalah untuk menemukan perkembangan yang terjadi pada suatu subjek penelitian berdasarkan fungsi waktu.Studi perkembangan biasanya dibedakan lagi menjadi dua golongan yaitu studi perkembangan longitudinal dan studi perkembangan cross sectional.
Penelitian Ex Post Facto
Metode penelitian kuantitatif yang satu ini sering disebut juga dengan after the fact. Artinya, penelitian yang dilakukan setelah suatu kejadian itu terjadi. Disebut juga sebagai restropective study karena penelitian ini merupakan penelitian penelusuran kembali terhadap suatu peristiwa atau suatu kejadian dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.
Demikian tulisan kali ini yang membahas tentang penelitian kuantitatif. Pada tulisan mendatang, mudah-mudahan kita punya kesempatan untuk menguraikan masing-masing metode penelitian kuantitatif yang telah disebutkan sekilas di atas.
Penelitian Kualitatif dan Filosofi Positivistik
Untuk memulai membahas penelitian kuantitatif, kita terlebih dahulu akan menjelaskan mengenai filosi yang mendasari dikembangkannya jenis penelitian ini. Penelitian kuantittatif berlandasan filosi positivistik. Paham yang dianut filosofi positivistik adalah: sumber pengetahuan adalah pengalaman manusia. Nama lain untuk positivistik adalah behaviorisme, atau naturalisme dengan tokohnya yang terkenal John Lock dan David Home serta August Comte (1798 – 1857). Aliran filosofi potivistik telah memengaruhi filsafat ilmu semenjak awal abad ke-20.
Prinsip penting terkait aliran positivistik adalah ilmu pengetahuan memiliki 2 karakteristik penting, yaitu kriteria eksplanatori dan kriteria prediktif. Jadi setiap penelitian yang tentunya bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan,harus memiliki pula kedua kriteria ini. Sebuah penelitian harus mampu menjelaskan tentang apa yang dikajinya, baik hubungan, perbedaan, pengaruh, maupun sampel terhadap populasi. Selain itu sebagai bukti memiliki kriteria prediktif, penelitian harus mampu memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Sebuah hasil penelitian yang baik akan mempunyai daya prediksi yang tinggi.
Menurut aliran filsafat positivistik, semua ilmu pengetahuan harus memiliki sifat-sifat: objektif, fenomenalisme, reduksionisme, dan naturalisme. Imu pengetahuan dikatakan objektif karena ia bebas nilai. Ia tidak dapat dipengaruhi oleh apapun. Iaharus menjelaskan fenomena-fenomena sebagaimana adanya. Ilmu pengetahuan disebut memiliki sifat fenomenalisme karena ilmu pengetahuan hanya membahas segala seuatu yang dapat diindera: didasarkan pada data dan fakta. Dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dari penelitian ilmiah, sifat reduksionisme tidak dapat tidak ditinggalkan. Ia adalah suatu keniscayaan dimana data yang dikumpulkan harus direduksi sedemikian rupa sehingga kita dapat melihat fakta dengan lebih “jelas” untuk kemudian dapat ditarik kesimpulan. Naturalisme berarti bahwa segala sesuatu tentang alam semesta ini selalu terikat dan berada dalam hukum-hukum alam tertentu, ia berada dalam keteraturan.
Penelitian Kuantitatif dan Statistik
Pada penelitian kuantitatif, diuji hipotesis-hipotesis untuk menjelaskan keterkaitan antara satu fenomena dengan fenomena lainnya. Pada penelitian kuantitatif, ciri khasnya adalah digunakannya statistik dan teknik sampling. Untuk dapat menguji hipotesis-hipotesis dengan statistik, maka data harus dapat dikuantitatifkan, hal ini berkaitan dengan penentuan tingkat objektivitas data yang dikumpulkan itu sendiri nantinya. Pada penelitian kuantitatif akan dirumuskan variabel-variabel. Beberapa variabel dikontrol atau dimanipulasi. Dalam kaitan dengan penelitian gejala alam (naturalistik) pengontrolan dan pemanipulasian variabel lebih mudah dilakukan dibandingkan apabila dilakukan penelitian kuantitatif di bidang sosial seperti pendidikan. Kesulitan-kesulitan penerapan penelitian kuantitatif pada bidang pendidikan, untungnyadapat diatasi dengan penggunaan prosedur statistik yang baik.
Beberapa Metode penelitian Kuantitatif
Saat seorang peneliti memilih untuk melakukan penelitian kuantitatif, alih-alih penelitian kualitatif, maka ada beberapa metode yang mungkin digunakan atau dipilihnya, yaitu: metode eksperimen, metode survei, penelitian korelasional, penelitian perbandingan (komparasi), studi perkembangan, metode deskriptif, dan metode ex post facto.
Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah salah satu metode yang sering digunakan dalam penelitian kuantitatif. Metode eksperimen mempunyai tujuan untuk menjelaskan dan meramalkan apa yang akan terjadi pada suatu variabel apabila diberikan perlakuan tertentu pada variabel lainnya (variabel manipulasi).
Metode Survei
Penelitian yang menggunakan metode survei adalah penelitian kuantitatif yang tujuannya adalah untuk mengungkap bagaimana pendapat atau opini sebuah masyarakat terkait isu-isu tertentu. Hal yang khas pada penelitian kuantitatif dengan metode survei adalah banyaknya populasi subjek penelitian sehingga harus dilakukan sampling dengan teknik tertentu agar benar-benar dapat mewakili populasi yang besar tersebut.
Penelitian Korelasional
Penelitian kuantitatif korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk menemukan terdapat atau tidak terdapatnya suatu hubungan antara variabel-variabel tertentu. Penelitian di bidang pendidikan banyak yang menggunakan penelitian korelasional ini.
Penelitian Komparasi
Penelitian kuantitatif yang menggunakan metode komparasi atau perbandingan merupakan penelitian yang tujuannya adalah untuk menemukan perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan dari dua atau lebih subjek penelitian.
Studi Perkembangan
Studi Perkembangan atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai developmental study merupakan sebuah metode penelitian kuantitatif yang tujuannya adalah untuk menemukan perkembangan yang terjadi pada suatu subjek penelitian berdasarkan fungsi waktu.Studi perkembangan biasanya dibedakan lagi menjadi dua golongan yaitu studi perkembangan longitudinal dan studi perkembangan cross sectional.
Penelitian Ex Post Facto
Metode penelitian kuantitatif yang satu ini sering disebut juga dengan after the fact. Artinya, penelitian yang dilakukan setelah suatu kejadian itu terjadi. Disebut juga sebagai restropective study karena penelitian ini merupakan penelitian penelusuran kembali terhadap suatu peristiwa atau suatu kejadian dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.
Demikian tulisan kali ini yang membahas tentang penelitian kuantitatif. Pada tulisan mendatang, mudah-mudahan kita punya kesempatan untuk menguraikan masing-masing metode penelitian kuantitatif yang telah disebutkan sekilas di atas.
0 komentar: