10/05/2014

Pembinaan Ideal bagi Guru

Jakarta,Kemdikbud—Pekerjaan guru sangat menentukan nasib bangsa ini. Sebab saat ini tercatat ada 53 juta siswa dari 90 juta anak Indonesia di bawah umur 19 tahun yang setiap harinya berhadapan dengan guru. Kondisi guru di Indonesia saat ini bervariasi baik dilihat dari kompetensinya, pendidikannya, dan tempat mengajarnya mulai dari perkotaan sampai ke desa-desa. Untuk itu, perlu ada seleksi dan pembinaan yang ideal terhadap guru.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan ((BPSDMPK & PMP Kemdikbud), Syawal Gultom mengatakan, ada empat hal besar mengenai pembinaan terhadap guru. Pertama, kata dia, cara pandang seluruh warga negara terhadap profesi guru. Kedua soal perencanaan dan ketiga pengadaan, serta keempat pemberdayaan. “Idealnya 207.000 sekolah di Indonesia butuh 2,2 juta guru dan saat ini ada 3 juta guru. Jadi persoalannya ialah distribusi guru yang harus ditata,” katanya dalam acara Coffee Break dengan tema “Pembinaan Profesi Guru” yang disiarkan di TVOne, Kamis (2/10).

Syawal mengatakan, untuk menyongsong Kurikulum 2013, yang dikatakan sebagai revolusi mental, telah dilakukan upaya awal. Salah satunya, kata dia, adalah guru diikutsertakan pelatihan-pelatihan yang relevan dengan kurikulum tersebut. “Di tahun 2015 akan diajukan lima indeks (pendidikan),” katanya.

Syawal menyebutkan, kelima indeks tersebut, yakni indeks kompetensi lulusan, indeks kinerja guru, indeks kepala sekolah, indeks kinerja pengawas, dan indeks efektivitas sekolah. Hal ini, kata dia, semata-mata dilakukan untuk meningkatkan kompetensi siswa dan menghasilkan lulusan-lulusan yang lebih baik. “Maka guru harus menyadari betul posisi strategisnya untuk membangun bangsa ini,” katanya.

Lebih lanjut Syawal mengatakan, Kurikulum 2013 didesain secara holistik agar siswa memiliki sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Menurut dia, tantangan dari Kurikulum 2013 itu adalah guru-guru mau mengubah ucapan, sikap dan perilakunya menjadi lebih baik. “Dalam hal ini guru yang ideal itu adalah guru yang dapat menginspirasi murid dan bisa menjadi contoh (role model) melalui ucapan, sikap, dan perilakunya,” katanya.

Tidak sekedar menjadi contoh saja, lebih jauh Syawal mengatakan, guru juga harus berubah terhadap konten-konten yang relevan sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.

Menurut Syawal, posisi strategis terhadap perkembangan dan pertumbuhan suatu bangsa itu dimulai dari ruang kelas sekolah untuk membangun karakter guru itu sendiri, sekaligus juga murid-muridnya.

Idealnya perencanaan kebutuhan guru itu formulanya sederhana yaitu adanya kebutuhan dan pengadaan (supply and demand). Selain itu, adalah kesesuaian dan kecukupan. “Kalaupun cukup, tetapi tidak sesuai tentulah kualitas tidak maksimal,” ujarnya.

Syawal menjelaskan, aspek kesesuaian dilihat dari kompetensinya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 tentang Guru dan Dosen ada empat hal menyangkut kompetensi guru yaitu kepribadian, sosial, pedagogi, dan profesional. “Keempat kompetensi inilah yang harus diimplementasikan juga di kelas oleh guru, sehingga para siswa nantinya terinpirasi oleh gurunya sendiri,” katanya.

Jika dilihat dari aspek kecukupan, Syawal menyebutkan, saat ini di SD membutuhkan 1,6 juta guru dengan rata-rata yang pensiun sebanyak 40 ribu guru per tahun. Berarti, kata dia, akan mengadakan guru sebanyak 40 ribu per tahunnya. (Agi)
Previous Post
Next Post

0 komentar: