11/02/2017

Cara Ubah Status GTK yang Invalid di Aplikasi Dapodikdasmen 2018

Hari ini saya akan coba berbagi tentang bagaimana ubah status GTK yang invalid di Aplikasi Dapodikdasmen 2018, tapi bukan lewat tulisan melainkan melalui video tutorial, tanpa panjang lebar silahkan disimak tahap demi tahap nya,, semoga bermanfaat


10/15/2017

Metode Pembelajaran Fisika

Metode Pembelajaran Fisika - Fisika merupakan salah satu pelajaran dalam cabang ilmu pengetahuan alam. Pelajaran yang satu ini ternyata banyak ditakuti oleh para peserta didik karena kekurangpahaman yang mereka miliki tentang pelajaran fisika ini. Karena hal tersebutlah maka para tenaga pendidik harus cermat saat memilih metode pembelajaran yang baik dalam menyampaikan materi pembelajaran fisika kepada peserta didik yang dimilikinya. \

Terdapat beberapa metode yang dapat dipergunakan oleh tenaga pendidik dalam memberikan pembelajaran fisika. Di antaranya metode pembelajaran fisika yang saya maksudkan tersebut antara lain adalah sebagai berikut.

  1. Metode Pembelajaran fisika ceramah. Metode ini merupakan metode konvensional yang lazim digunakan yakni sebuah metode penyampaian materi pembelajaran fisika secara langsung dari tenaga pendidik kepada para peserta didiknya. Umumnya metode pembelajaran ini digunakan untuk menyiasati ketiadaan media pembelajaran yang menunjang, sehingga hal tersebut membuat tenaga pendidik efektif ketika menyampaikan materi secara langsung atau lisan. Metode pembelajaran ini juga tidak memerlukan biaya yang banyak dan memiliki waktu dan tempat yang lebih fleksibel.
  2. Metode pembelajaran fisika diskusi. Metode pembelajaran  ini dengan cara membentuk kelompok-kelompok kecil di sebuah kelas. Umumnya metode pembelajaran ini lebih menitikberatkan pada problem solving atau pemecahan masalah. Setiap anggota kelompok akan dituntut untuk menyumbangkan buah pemikirannya terkait dengan permasalahan yang diberikan oleh tenaga pendidik sehingga dengannya juga sangat baik untuk mengembangkan kedekatan personal di antara para peserta didik.
  3. Metode pembelajaran demonstrasi fisika. Pembelajaran fisika sering kali berkaitan dengan praktek, karena hal tersebutlah maka pembelajaran demonstrasi atau seorang tenaga pendidik  memberikan peragaan terhadap materi yang disampaikan. 
  4. Metode resitasi fisika. Metode ini sangat baik untuk meningkatkan pemahaman yang dimiliki oleh para peserta didik terhadap materi pembelajaran fisika. Para peserta didik diarahkan untuk membuat resume atau rangkuman menggunakan bahasa mereka sendiri terkait dengan pembelajaran fisika.
  5. Metode percobaan fisika. Praktikum fisika merupakan hal yang teramat penting bagi para peserta didik untuk dapat lebih memahami pelajaran fisika. Karena hal tersebutlah maka tak salah jika banyak yang berkata bahwa metode pembelajaran fisika ini merupakan metode pembelajaran yang efektif.

Itu tadi beberapa ulasan yang dapat saya sajikan kepada anda sekalian. Semoga dengannya dapat memberikan banyak manfaatnya.

Pembelajaran Remedial yang Efektif

Pembelajaran remedial adalah suatu proses pengajaran ulang bagi siswa yang memiliki hasil belajar yang tidak memenuhi standar nilai yang dibuat oleh masing-masing tempat belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi dari remedial adalah berhubungan dengan perbaikan atau pengajaran. Remedial dikhususkan untuk siswa yang prestasi belajarnya kurang baik. Tujuannya adalah untuk membuat siswa mendapatkan nilai standar yang diharapkan dan menyembuhkan kelemahan siswa terhadap pelajaran-pelajaran yang sebelumnya dianggap sulit.

Pembelajaran remedial memilik tahapan-tahapan yang harus dipahami terlebih dahulu oleh pengajar atau pemberi materi remedial. Pengajar harus melakukan analisa dan diagnosis mengenai kesulitan yang dialami siswa. Karena tidak semua siswa memiliki kelemahan yang sama, pendekatan personal antar siswa akan lebih efektif untuk membantu berjalannya proses pembelajaran remedial. Setelah mengetahui tingkat kesulitan yang dialami siswa, pengajar sebaiknya mendalami apa penyebab ketidakmapuan siswa mendapatkan nilai yang baik. Faktor internal dan eksternal dari siswa tersebut dapat berpengaruh pada proses belajar siswa. Jika faktor keterbatasan tersebut datang dari internal siswa tersebut, pengajar dapat berusaha untuk meningkatkan percaya diri dan semangat belajar siswa. Namun, apabila faktor eksternal yang menjadi alasan keterbatasan siswa untuk belajar, pengajar harus membantu mencari jalan keluar melalui pendekatan konseling guna melancarkan proses pembelajaran remedial. Setelah melakukan analisa kelemahan siswa dan penyebabnya, pengajar dapat menyusun tindakan untuk melanjutkan proses pembelajaran remedial.

Pembelajaran dapat dilakukan dengan proses awal mencari materi yang lebih mudah diterima oleh siswa yang memiliki nilai kurang baik. Pengemasan materi yang sulit menjadi lebih ringan harus dipikirkan oleh pengajar. Ketika sebagian siswa masih tidak dapat menerima materi yang disampaikan, pengajar harus memberikan penerangan lagi secara personal. Karena tujuan dari pembelajaran remedial ini adalah untuk membuat nilai siswa tersebut menjadi lebih baik, tugas dan proses pembelajaran harus lebih intensif. Pastikan siswa mengerjakan tugas-tugas dan latihan yang diberikan pengajar secara disiplin. Peran aktif pengajar untuk membuat siswa nyaman juga sangat penting. Ketika siswa sudah merasa nyaman dengan tutornya, mereka akan merasa lebih mudah dan tidak terbebani saat harus melakukan proses pembelajaran remedial.

Pembelajaran remedial yang intensif akan membuat siswa lebih mudah mengingat materi yang disampaikan sehingga ketika menghadapi latihan atau ujian, siswa akan langsung memahami dan mengerjakan dengan benar materi yang sedang diujikan tersebut.

Pendidikan beserta filosofinya

Pengertian dari Pendidikan adalah usaha secara sadar serta terencana guna mencapai harapan bahwa peserta didik akan mendapatkan proses pembelajaran dan secara aktif bisa mengembangkan serta menyalurkan potensi diri sehingga peserta didik memiliki moral yang baik yang meliputi keagamaan, akhlak yang mulia, kepribadian yang jujur dan bertanggung jawab, dan juga memiliki kecerdasan dan keterampilan yang nantinya akan berguna bagi dirinya juga bagi masyarakat.

Menurut filosofi pengertian pendidikan adalah proses untuk menggapai suatu ilmu yang akan berlangsung seumur hidup. Banyak masyarakat umum yang berpendapat pendidikan sama dengan sekolah, pada kenyataannya tidak begitu. Sekolah merupakan sarana untuk mendapatkan suatu pendidikan, yang biasanya dibagi kedalam beberapa tahapan dan juga akan dibagi berdasarkan tingkat umur dan kemampuan seseorang.

Proses untuk menjalani suatu pendidikan berawal dari seseorang janin yang masih ada dikandungan, hingga lahir ke dunia ini dan akan berakhir sampai seseorang itu meninggal. Pendidikan pada janin bisa dimulai pada saat seorang ibu hamil dan ibu tersebut mendengarkan music klasik untuk membantu memberikan rangsangan dan perkembangan otak pada bayi. Selalu mengajak bicara dan membaca kepada janin yang ada dikandungan akan meningkatkan rangsangan perkembangan otak sebelum kelahiran. Pada bayi yang baru lahir, pemberian asi dan pembelajaran untuk mengenal benda-benda di lingkungan sekitar sudah dikategorikan ke dalam suatu pendidikan.

Anggota keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan seseorang, bahkan pendidikan dalam lingkungan keluarga memiliki efek yang jauh mendalam dibanding dengan pendidikan dari luar. Memang pendidikan dalam lingkungan keluarga berjalan tidak resmi dan berlangsung tanpa disadari, namun pendidikan didalam keluarga memiliki norma-norma yang kadang kala tidak akan didapatkan dalam pendidikan formal.

Seperti kata Mark Twain, beliau tidak ingin Sekolah mengganggu proses pendidikan yang sedang dijalaninya. Hal ini berarti tidak selalu pendidikan adalah sekolah, seperti yang ditafsirkan oleh kebanyakan masyarakat umum. Mark Twain sendiri merupakan seorang novelis terkenal pengarang beberapa buku best seller, salah satunya Tom Sawyer.

Oleh karenanya, sangatlah penting kita mengerti arti pendidikan yang sebenarnya dan bagaimana cara kita mempelajarinya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari –hari. Pendidikan adalah harta tidak terkira yang patut kita jaga.

5/18/2017

Download Penelitian Tindakan Kelas Terbaru

Download Penelitian Tindakan Kelas Terbaru
Download Penelitian Tindakan Kelas Terbaru - Penelitian Tindakan Kelas Lengkap - Penelitian Tindakan Kelas SD - Penelitian Tindakan Kelas SMP - Penelitian Tindakan Kelas SMA - Penelitian Tindakan Kelas TK.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan Guru untuk melihat atau mencari perbandingan dalam suatu masalah. Biasanya ini dilaksanakan Guru PNS untuk menambah nilai dalam angka kredit untuk kenaikan pangkat dan golongan ke tingkat yang lebih tinggi lagi.

Tentu saja memerlukan banyak waktu dan melibatkan banyak orang, karena bersifat seperti penelitian, membutuhkan instrument penelitian, masalah yang akan diteliti, dukungan warga sekolah, yang paling penting adalah menyusunnya dengan sistematika yang baik dan benar.

Maka dari itu kiranya alasan Admin membagikan file ini terutama sebagai referensi, bahan bacaan atau menambah ilmu pengetahuan tentang Penelitian Tindakan Kelas Terlengkap. Supaya Bapak dan Ibu Guru lebih yakin mengenai Artikel ini silahkan lihat preview salah satu filenya dibawah ini :


Silahkan bagi Bapak dan Ibu Guru yang membutuhkan file mengenai Penelitian Tindakan Kelas terbaru dan Lengkap bisa didapatkan dengan cara klik link dibawah ini :
Demikianlah uraian singkat dan padat mengenai Download Penelitian Tindakan Kelas Terbaru. Semoga dengan ini Bapak/Ibu Guru merasa terbaru serta meringankan pekerjaan terutama dalam menyusun Penilaian Tindakan Kelas untuk Angka Kredit. Sekian dan Terima Kasih.

Instrumen dan Perangkat Akreditasi Sekolah Madrasah Tahun 2017

Instrumen dan Perangkat Akreditasi Sekolah Madrasah Tahun 2017

Download Instrumen dan Perangkat Akreditasi Sekolah Madrasah Tahun 2017 



Instrumen dan Perangkat Akreditasi Sekolah Madrasah Tahun 2017 - Sekolah-sekolah yang akan melakasanakan Akreditasi Sekolah tentu saja harus mempelajari Instrument yang ada pada 8 Standar Nasional Pendidikan yang akan menjadi penilaian. Digunakan untuk Administrasi Pembelajaran, Administrasi Sekolah, Admnistrasi Guru, Media Pembelajaran, Penunjang KBM Siswa, Penunjang Akreditasi Sekolah, Pemenuhan Standar Isi Pendidikan, Pemenuhan Standar Proses Pendidikan, Pemenuhan Standar Penilaian.
Berikut 8 Standar Pendidikan bisa anda dapatkan dibawah ini :
  1. Standar Isi
  2. Standar Proses
  3. Standar Kompetensi Lulusan
  4. Standar Tenaga Pendidik dan Kependidikan
  5. Standar Sarana Prasarana
  6. Standar Pengelolaan
  7. Standar Pembiayaan
  8. Standar Penilaian

Berkas Pendukung Akreditasi untuk Bukti Fisik Akreditasi : 
Silahkan untuk shared kepada Rekan, Teman, Kerabat, Saudara dan Teman Guru dimanapun berada untuk lebih berkembangnya blog pendidikan ini. 

Demikianlah uraian singkat dan padat mengenai Instrumen dan Perangkat Akreditasi Sekolah Madrasah Tahun 2017. Semoga bisa membantu pekerjaan Bapak/Ibu Guru terutama dalam menghadapi Akreditasi Sekolah.

Sumber : http://www.berkassekolah.com/

3/20/2017

Apa itu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ?

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan sebuah perangkat pembelajaran yang dapat mendukung seorang guru dalam proses kegiatan belajar di dalam kelas. Banyak sekali definisi mengenai Rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP, namun menurut Undang - undang nomor 19 tahun 2005 menyebutkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran  yaitu sebuah rencana yang menggambarkan suatu proses dan prosedur dalam pengorganisasian kegiatan belajar mengajar dalam mencapai sebuah kompetensi dasar yang sudah ditetapkan dalam suatu silabus. Dari pengertian yang sudah dijabarkan di atas, dapat kita simpulkan bawa fungsi dari Rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu untuk mencapai satu kompetensi dasar dan didalam sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tidak boleh terdapat kompetensi dasar yang lainnya, melainkan hanya fokus pada satu kompetensi dasar saja. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP juga di batasi oleh ruang lingkup tersendiri yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran hanya dibolehkan memiliki satu kompentensi dasar yang terdiri dari satu indicator atau lebih dari satu indikator dalam satu kali pertemuan dalam proses belajar mengajar.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran juga dapat mencakup beberapa indikator yang bisa kita tentukan sendiri dan juga bisa digunakan untuk beberapa kali pertemuan. Namun demi membuahkan hasil yang lebih maksimal dalam proses pembelajaran diharapkan pada setiap pengajar untuk mampu membuat satu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) pada setiap pertemuan yang berlangsung. Dalam pembuatan Rencana Pelaksana Pembelajaran tentunya, alangkah baiknya jika pengajar juga mengetahui mengenai landasan dalam pembuatan dan pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.  Dalam pembuatan RPP memiliki landasan yang sudah sesuai dengan Undang - Undang Nomor 19 Tahun 2005 dalam pasal 20 yaitu : Perancangan dalam proses pembelajaran yang meliputi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang berisikan mengenai materi pembelajaran yang diberikan, tujuan pembelajaran, sumber pelajaran, metode pengajaran yang dilakukan serta pemberian nilai pada hasil belajar siswa. Dari landasan tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang akan dibuat sudah memuat kriteria minimal yang sudah ditentukan, maka Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat tersebut sudah memenuhi standar minimal Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP.

Serba - serbi Jurnal Pembelajaran

Jurnal pembelajaran merupakan sebuah dokumen yang di tulis terus menerus oleh pelajar untuk mencatat setiap hal dan kemajuan prestasinya. Jurnal pembelajaran bukan sebuah buku yang berisi ringkasan materi sebuah pelajaran, namun lebih fokus terhadap apa yang dipelajari, misalnya seorang pelajar kurang mengerti mengenai materi yang dia terima, maka dia menulis mengapa dia belum paham, lalu mencari jawaban dari sumber yang berbeda dari yang disampaikan oleh gurunya, dan dikemudian hari di buka kembali dan dipelajari kembali. Jurnal pembelajaran ini tidak hanya fokus terhadap perkembangan kemampuan akademis saja, namun juga dapat membiasakan para siswa menuliskan pengalaman belajarnya. Jadi Jurnal pembelajaran bisa disebut juga sebagai alat komunikasi dan diseminasi informasi mengenai pembelajaran. Isi Jurnal pembelajaran tidaklah harus dalam bentuk artikel, tetapi bisa juga berbentuk kalimat - kalimat sederhana. Di dalam mengisi jurnal pembelajaran dapat di tulis berupa :

  1. Menulis pertanyaan yang muncul dalam pikiran mengenai pelajaran yang di pelajari.
  2. Menulis hal - hal yang baru diketahui pada saat proses belajar mengajar.
  3. Menulis tentang apapun yang sesuai dengan materi yang dipelajari.
  4. Menulis tentang apa yang sudah dipelajari, dan menganalisa sejauh mana kita paham terhadap materi yang sedang dipelajari.

Dan masih banyak lagi hal - hal yang bisa ditulis dalam jurnal pembelajaran. Pada saat ini bentuk jurnal pembelajaran tidak hanya terpaku pada tulisan tangan dan ditulis dalam buku saja, namun bisa juga ditulis dalam buku saku yang bisa dibawa kemana saja, bisa juga kita menulisnya didalam notes yang ada pada hampir semua smartphone saat ini. Selanjutnya, hal yang perlu dilakukan selanjutnya yaitu menulis kembali kedalam sebuah buku, atau apa yang sudah ditulis dalam smartphone tadi di pindah ke komputer dan kemudian mencetaknya. Saat ini juga tersedia sebuah website yang bisa dimanfaatkan sebagai jurnal belajar, dan kita juga dimungkinkan untuk berinteraksi dengan orang lain sehingga dapat saling bertukar informasi yang imbasnya juga akan semakin memperkaya ilmu pengetahuan pembuat jurnal tersebut.

Mengenal Metode Pembelajaran Ceramah

Metode pembelajaran ceramah merupakan metode pembelajaran yang banyak digunakan saat ini. Apakah itu metode pembelajaran ceramah? Bagi anda yang ingin mendapatkan informasi tentangnya secara lengkap maka ada baiknya jika anda membaca beberapa ulasan berikut ini dengan seksama.

Pembelajaran ceramah merupakan sebuah kegiatan pembelajaran secara langsung atau biasa disebut juga metode pembelajaran konvensional atau umum. Metode pembelajaran ini memiliki ciri utama yakni seorang tenaga pendidik memberikan materi pembelajaran melalui penerangan dan penjelasan langsung kepada para peserta didiknya. Hal ini dapat kita lihat pada banyak situasi pembelajaran di Indonesia, khususnya pada pembelajaran di tingkat dasar hingga menengah.

Dapat kita katakan bahwa metode pembelajaran seperti ini adalah metode pembelajaran yang banyak digunakan oleh tenaga pendidik kita dan telah lama digunakan. Pastinya ada banyak alasan tertentu mengapa metode pembelajaran seperti ini masih tetap digunakan. Alasan-alasan tentang kelebihan dari metode pembelajaran ini antara lain adalah sebagai berikut.
  1. Alasan pertama adalah karena dengan menggunakan metode pembelajaran ini mudah dilakukan oleh tenaga pendidik.
  2. Para peserta didik dapat memperoleh pembelajaran secara langsung.
  3. Karena kegiatan pembelajaran disampaikan secara lisan, maka dapat dilakukan di berbagai tempat dan tidak memerlukan banyak biaya untuk keperluan media pembelajaran.
Meski banyak yang mengatakan bahwa media pembelajaran ini lumayan efektif digunakan oleh tenaga pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didiknya. Namun, nyatanya banyak di antara para pengembang pendidikan yang menilai bahwa kegiatan pembelajaran dengan metode pembelajaran ini kurang efektif. Hal  tersebut lantaran berbagai alasan sebagai berikut.
  1. Alasan pertama adalah karena metode ini menggunakan teacher center atau tenaga pendidik sebagai pusat pembelajaran sehingga dengannya membuat para tenaga pendidik yang lebih aktif daripada peserta didiknya.
  2. Pemahaman yang dimiliki oleh peserta didik berbeda-beda karena para peserta didik pada dasarnya memiliki tipikal yang berbeda. Ada yang bertipe visual, audio dan juga ada yang kinestetik.
  3. Metode pembelajaran ini juga dapat menurunkan tingkat keinginan belajar para peserta didik karena bosan.
Demikian yang dapat saya sajikan pada anda kali ini. Semoga dengannya memberikan banyak manfaat bagi anda sekalian.

Belajar menurut beberapa ahli

Pengertian belajar menurut beberapa ahli. berikut ini saya posting tentang pengertian / arti belajar menurut beberapa ahli pendidikan. Secara psikologis belajar dapat diartikan sebagai suatu proses memperoleh perubahan tingkah laku untuk mendapatkan pola-pola respons yang baru yang diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan yang efisien. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia belajar mempunyai arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Ahmadi mengemukakan bahwa "Belajar adalah proses perubahan dalam diri manusia". Perubahan yang dimaksud di sini adalah perubahan tingkah laku, perubahan pengetahuan dan ketrampilan seperti yang dikemukakan oleh William Burton bahwa "Belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berkat interaksi antara individu dengan individu serta individu dengan lingkungannya". Belajar adalah suatu proses usaha atau interaksi yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu yang baru dan perubahan keseluruhan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman itu sendiri. Witherington dalam Ngalim Purwanto mengemukakan: 

Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai poin baru dari pada reaksi yang berupa sikap, kebiasaan, serta kepandaian atau suatu pengertian.

Edward L. Walker menyatakan bahwa. "Belajar sebagai perubahan perbuatan sebagai akibat dari pengalaman". dari Rumusan H. Spears bahwa "Belajar itu mencakup berbagai macam perbuatan mulai dari mengamati, membaca, menurun, mencoba sampai mendengarkan untuk mencapai suatu tujuan". Slameto mengemukakan bahwa : (1) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu, (2) belajar adalah untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan, (3) belajar akan menghasilkan pengalaman pribadi setelah terjadi interaksi dengan lingkungannya. 

Perubahan yang dikehendaki oleh mereka yang sedang belajar mengarah pada tingkah laku yang baik meskipun secara umum manusia cenderung bertingkah laku buruk, namun tingkah laku yang buruk kurang tepat bila dikategorikan perubahan karena belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Purwanto bahwa "Belajar merupakan perubahan tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah pada tingkah laku yang lebih baik, tetapi kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih buruk". "Belajar adalah suatu kegiatan dimana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap dan ketrampilan". 

Dengan memperhatikan perumusan-perumusan belajar seperti disebutkan di atas, bahwa pada prinsipnya belajar itu adalah perubahan. Maka sebagai gambaran yang lebih jelas lagi, E. Usman Effendi dan sahaya. S. Praja mengemukakan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pengertian belajar, yaitu (1) belajar adalah memperoleh perubahan tingkah laku, dengan ciri-ciri perubahan yang disadari, perubahan itu bersifat kontinu dan fungsional, perubahan yang bersifat positif dan aktif, perubahan yang bukan bersifat momental dan bukan karena proses kematangan, pertumbuhan dan perkembangan, perubahan yang bukan karena pengaruh obat-obatan atau penyakit tertentu, (2) hasil belajar ditandai dengan perubahan seluruh aspek tingkah laku, (3) belajar adalah suatu proses, (4) proses belajar terjadi karena adanya dorongan dan tujuan yang dicapai, (5) belajar merupakan bentuk pengalaman. 

Djumhur dan Moh. Surya menyatakan bahwa dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang inti atau utama". Proses perbuatan belajar ini banyak sekali aspek-aspeknya, seperti mengenai latar belakang timbulnya belajar jenis dan bentuk-bentuk belajar faktor yang mempengaruhi perbuatan belajar yang efisien, transfer dalam belajar dan sebagainya. Perubahan belajar terarah pada pencapaian perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah digariskan. Berhasilnya suatu perbuatan belajar banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kematangan, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, metode belajar alas-alas teknik-teknik belajar materi yang dipelajari. Semua itu harus diperhitungkan dengan sebaik-baiknya untuk, tercapainya tujuan.

Definisi / pengertian kepemimpinan

Berikut ini adalah definisi atau arti kepemimpinan menurut beberapa ahli yang penulis coba tulis kembali. Kepemimpinan dalam suatu organisasi merupakan suatu faktor yang menentukan atas berhasilnya suatu organisasi atau usaha, sebab kepemimpinan yang sukses, menunjukan bahwa pengelolaan suatu organisasi berhasil dilaksanakan dengan sukses pula, berikut ini artikel beberapa pengertian kepemimpinan yang coba saya posting.
Kepemimpinan (Leadership) yang ditetapkan oleh seorang manajer dalam organisasi dapat diciptakan integrasi yang serasi dan mendorong gairah kerja karyawan untuk mencapai sasaran yang maksimal.
Pengertian Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan dalam bukunya “manajemen sumber daya manusia” (1997;h.157). Pemimpin (Leader = head) adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya, mengarahkan bawahan untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dalam mencapai tujuan organisasi. Leader adalah seorang pimpinan yang mempunyai sifat-sifat kepemimpinan dan kewibawaan (personality authority). Falsafah kepemimpinannya bahwa ia (pemimpin) adalah untuk bawahan dan milik bawahannya.
Head adalah seorang pemimpin yang dalam melaksanakan kepemimpinannya hanya atas kekuatan (power) yang dimiliki pemimpin. Ia/pemimpin menganggap dirinya yang paling berkuasa, paling cakap, sedangkan bawahan dianggap pelaksana keputusan-keputusan saja.
Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dengan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengertian Menurut Suwarto (1999;h.273) yang dikutip dari pendapat Gibson kepemimpinan adalah suatu upaya penggunaan jenis pengaruh bukan paksaan (concoercive) untuk memotivasi orang-orang melalui komunikasi guna mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan pengertian Menurut SP. Siagian (2002;h.235) kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam hal bawahannya, sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pimpinan, meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya.

2/08/2017

Download POS UN (Ujian Nasional) 2017

Download POS UN (Ujian Nasional) 2017
Download POS UN (Ujian Nasional) 2017 -Prosedur Operasional Standar (POS) merupakan acuan dalam penyelenggaraan Ujian Nasional 2017, dimana materi yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan Ujian telah dibuatkan kisi-kisi sebagai patokan dalam pembelajaran. Kisi-kisi UN yang dimaksud adalah sebagai acuan dalam penyusunan dan perakitan paket soal yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam Standar Isi.

Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa untuk Ujian Sekolah ini hanya berlaku untuk jenjang Sekolah Dasar, karena untuk jenjang SMP/SMA tetap menggunakan Ujian Nasional seperti tahun-tahun sebelumnya. Pengaturan/Ketetapan Ujian Nasional (UN) ini diserahkan kembali ke Dinas Pendidikan masing-masing daerah. Dengan adanya Try Out semacam ini diharapkan agar bisa mengetahui sejauh mana anak didik kita dalam menyerap berbagai mata pelajaran yang telah diajarkan di Sekolah.

Untuk mendonwnload POS Ujian Nasional (UN) silahkan kunjungi link di bawah ini.
Download POS Ujian Nasional 2017
Kisi-kisi UN Jenjang SMP dan MTS 2017
Kisi-kisi UN Jenjang SMK dan MAK 2017
Kisi-kisi UN Jenjang SMALB dan SMPLB 2017
Kisi-kisi UN Jenjang SMA dan MA Sederajat 2017
Kisi-kisi UN Jenjang Paket B dan Paket C 2017 
 
Demikian informasi terbaru mengenai POS Ujian Nasional (UN) Tahun Pelajaran 2016/2017, semoga bermanfaat. Salam Satu Data

CONTOH RAPORT PAUD TK KB TPA

CONTOH RAPORT PAUD TK KB TP


Contoh Raport PAUD Terbaru untuk Taman Kanak-kanak (TK), Kelompok Bermain (KB) dan Tempat Penitipan Anak (TPA) Versi Wikipedia Pendidikan ini terdiri dari beberapa Format Microsoft Excel, Format Microsoft Word, Portable Document Format yang bisa didapatkan melalui link dibawah ini :





Demikianlah berbagi file tentang CONTOH RAPORT PAUD TK KB TPA. Semoga bisa membantu meringankan setiap pekerjaan serta bermanfaat.

2/07/2017

RATUSAN RIBU HONORER BAKAL JADI PNS

Rapat paripurna akhirnya menyetujui Revisi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN). Salah satu poin revisi menyangkut tuntutan honorer yang meminta diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
 
Meski telah disepakati seluruh anggota DPR, beberapa anggota fraksi memberikan catatan atas Revisi UU ASN ini.


Anggota Fraksi Nasional Demokrat (Nasdem) Akbar Faisal menyatakan ada konsekuensi dari disetujuinya UU ASN ini, yakni pembayaran gaji pegawai honorer yang diangkat menjadi PNS.
Akbar memperkirakan untuk membayar gaji PNS dari sekitar 430 ribuan pegawai honorer yang akan diangkat, dibutuhkan tambahan anggaran sekitar Rp 23 triliun.

"Ada hal yang harus saya sampaikan. Pertama, negara atas kebijakan ini akan mengangkat 430-an ribu honorer. Berarti biaya yang harus dikeluarkan Rp 23 triliun per tahun. Harus ada penjelasan tuntas dari pemerintah dari mana uang tersebut. Jangan sampai mereka berharap dibayar gajinya, tapi menjadi persoalan," ujar Akbar.

Revisi UU ASN mendapatkan apresiasi dari Anggota Fraksi PDI Perjuangan, Rieke Dyah Pitaloka, yang juga merupakan pengusul revisi UU tersebut. Rieke bersyukur akhirnya revisi UU ASN telah disetujui. Pasalnya, revisi UU ASN ini menyangkut hidup rakyat.
Dia juga berharap tidak ada pihak yang menyangsikan kemampuan negara dan daerah memenuhi kewajibannya membiayai beban gaji PNS.

"Kita tidak bisa berasumsi. Ini persoalan hidup rakyat. Persoalan negara keberatan Rp 23 triliun, APBN kurang lebih ada Rp 2.000 triliun. Jika harus mengeluarkan Rp 23 triliun, itu maksimum 2 persennya. Apakah negara tidak mau memberikan 2 persen bagi mereka yang bekerja di garda paling terdepan?" ucap Rieke Diah Pitaloka.
Sementara itu, anggota Fraksi PPP Elviana mengusulkan jika pemerintah belum sanggup mengangkat seluruh pegawai honorer menjadi PNS, maka setidaknya pegawai honorer ini diberikan jaminan kesehatan.

"Namun, jika tidak semua bisa diangkat jadi PNS, mereka diberi rancangan kesehatan," tutur Elviana.
Usai disetujuinya revisi UU ASN oleh DPR, maka DPR akan mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo dan meminta surat presiden (surpres) segera dikirimkan kepada DPR agar bisa masuk ke tahap pembahasan di Panitia Khusus (Pansus) atau komisi terkait.

1/30/2017

JUKNIS DANA BOS 2017 UNTUK SD, SMP, SMA, DAN SMK

JUKNIS DANA BOS 2017 UNTUK SD, SMP, SMA, DAN SMK- Saat ini sudah masuk tahun anggaran 2017 dan sudah memasuki tahap penyaluran / Pencairan Dana BOS Triwulan 1 tahun 2017. Jika mengacu pada PMK Nomor 187/PMK.07/2016 yang telah diterbikan pada tanggal 2 Desember 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 48/PMK. 07/2016 Tentang Pengelolaan Transfer Ke Daerah dan Dana Desa.


Dalam Pasal 76 (1) PMK Nomor 187/PMK.07/2016  tersebut disebutkan bahwa bahwa Penyaluran Dana BOS untuk daerah tidak terpencil dilakukan secara triwulanan, yaitu:

a. triwulan I paling cepat bulan Januari; 
b. triwulan II paling cepat bulan April; 
c. triwulan III paling cepat bulan Juli; dan 
d. triwulan IV paling cepat bulan Oktober.

Lalu bagaimana dengan Juknis atau Petunjuk Teknis BOS tahun 2017?  Berikut ini DRAF JUKNIS BOS tahun 2017 untuk SD, SMP, SMA, dan SMK. Sebelum admin sharekan Link Download DRAF JUKNIS BOS SD SMP SMA dan SMK 2017, perlu Admin tegaskan bahwa JUKNIS BOS SD SMP SMA dan SMK 2017 masih bersifat Draf sehingga dimungkinkan masih ada perubahan.

Berikut link Download DRAF JUKNIS BOS SD SMP SMA dan SMK 2017 :

Silahkan Download DRAF JUKNIS BOS SD SMP 2017 (DISINI)

Silahkan Download DRAF JUKNIS BOS SMA 2017 (DISINI)

Silahkan Download DRAF JUKNIS BOS SMK 2017 (DISINI)
Note : Ingat JUKNIS BOS SD SMP SMA dan SMK 2017 masih berupa draf sehingga masih mungkin ada perubahan.

1/29/2017

HONORER YANG BAKAL JADI TARGET PENGANGKATAN PNS TAHUN 2017

HONORER YANG BAKAL JADI TARGET PENGANGKATAN PNS TAHUN 2017

HONORER YANG BAKAL JADI TARGET PENGANGKATAN PNS TAHUN 2017

SUARAPGRI.COM - Hasil harmonisasi revisi UU Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai pintu masuk honorer kategori dua (K2) maupun tenaga di luar K2 menjadi PNS akan diparipurnakan dalam waktu dekat ini.

Ada empat kategori yang menjadi target pengangkatan PNS yaitu pengangkatan tenaga honorer, pegawai tidak tetap, pegawai tetap non PNS, dan tenaga kontrak menjadi PNS.

Menurut Ketum Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) Titi Purwaningsih, setelah dilakukan pendataan, jumlah tenaga honorer, PTT, pegawai tetap non PNS, dan tenaga kontrak tidak sampai sejuta orang. 
"Kira-kira sekitar 750 ribu orang. Mudah-mudahan target DPR untuk menetapkan UU ASN pada Maret 2017 bisa terealisasi agar seluruhnya bisa diproses pengangkatan PNS-nya," kata Titi kepada JPNN, Minggu (4/12).

Dia juga menambahkan, sudah terbentuk presidum nasional revisi UU ASN. Dengan adanya presidium ini, seluruh forum lebih fokus dalam memperjuangkan status PNS.
"Jadi perjuangannya tidak terkotak-kotak, semuanya tercover dalam presidium itu. Misinya satu, status PNS harus di tangan dan semuanya tercover," jelasnya. 

Pihaknya pun kata dia, bertekad untuk mengawal revisi tersebut hingga disahkan menjadi UU. 
"Kami akan tetap mengawal pembahasan revisi UU ASN. Ini sudah separuh jalan, jadi tidak boleh dibiarkan. Seluruh honorer maupun non honorer harus berjuang dan terus mengawal ini," ujarnya.

Dihubungi secaraa terpisah, Ketum Forum Bidan PTT yang juga Presiden Nasional Revisi UU ASN, Mariani mengungkapkan, saat ini seluruh honorer maupun non honorer tidak lagi melihat profesi.

Yang dilihat adalah kumpulan tenaga honorer, pegawai tidak tetap, pegawai kontrak, dan pegawai tetap non PNS. 
"Perjuangan kami untuk kepentingan bersama, tidak ada pengkotakan. Walaupun masih ada forum yang belum bergabung, tapi tetap misi kami untuk semua," pungkasnya.

Sampai saat ini menurut Mariani, sudah 12 forum yang bergabung yaitu Bidan PTT Pusat Indonesia, Pager Nusantara (honorer K2), FK THLBPP Nusantara, Presidium Perjuangan ITBPPI, FK THL POPT Nusantara, FKP2I Pendamping Perkebunan, FKPPBI Penyuluh Perikanan, FTI (Inseminator Peternakan), FK BPPPN (BanPol PP), FOPPSI, PMT, dan FHK2I. 
"Kami tetap membuka ruang bagi kawan-kawan forum yang belum bergabung, bersatu kita akan lebih kuat," tuturnya.

Dalam rapat yang dipimpin Wakil Ketua Baleg DPR RI Firman Subagyo, 10 fraksi seluruhnya menyetujui revisi UU ASN dibawa ke paripurna. Revisi mengakomodir pengangkatan honorer kategori dua (K2) dan non kategori, menjadi CPNS.

Ketua Panja Revisi UU ASN Arief Wibowo juga menegaskan, pengangkatan tenaga honorer, pegawai tidak tetap, pegawai tetap non PNS, dan tenaga kontrak menjadi PNS akan dilakukan mulai tahun 2017. 
"Pengangkatannya dimulai enam bulan dan paling lama tiga tahun sejak revisi UU ASN ditetapkan. Dengan demikian, tidak ada lagi honorer maupun tenaga kontrak yang diangkat karena semua sudah ter-cover," tandas Arief yang disambut sukacita honorer K2 dan non kategori yang ikut menyaksikan rapat panja di Senayan.

Demikian berita dan informasi terbaru yang kami bagikan yang kami lansir dari laman BeritaPGRI. Semoga informasi ini bermanfaat bagi bapak/ibu honorer, dan juga rekan-rekan tenaga pendidik lainnya.

1/26/2017

Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif


Fase-1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Tingkah Laku Guru:
Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.

Fase-2 Menyajikan informasi
Tingkah Laku Guru:
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demontrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase-3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Tingkah Laku Guru:
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien

Fase-4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Tingkah Laku Guru:
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase-5 Evaluasi
Tingkah Laku Guru:
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase-6 Memberikan penghargaan
Tingkah Laku Guru:
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Scaffolding – Contoh Implementasi pada Pendidikan Anak Usia Dini

Scaffolding – Contoh Implementasi pada Pendidikan Anak Usia Dini
Scaffolding – Contoh Implementasi pada Pendidikan Anak Usia Dini


Tahap perkembangan anak usia dini terbagi dalam beberapa aspek yang berintegrasi satu dengan yang lain; yaitu:
1. aspek fisik
2. intelektual
3. seni
4. emosional

Setiap anak usia dini memiliki ciri perkembangan berdasarkan usia. Pencapaian tahap perkembangan aspek fisik pada anak usia 2 tahun berbeda dengan tahap perkembangan fisik anak usia 3 tahun. Ahli-ahli pendidikan anak usia dini telah melakukan pengamatan dan mencatat tahap-tahap perkembangan anak setiap aspek berdasarkan usia. Tahap-tahap perkembangan anak usia dini (Child Development) menjadi dasar untuk melihat keberhasilan dan kemajuan perkembangan anak. Aspek-aspek perkembangan anak merupakan satu bagian yang terintegrasi satu dengan yang lain. Karena itu bentuk scaffolding di dalam suatu saat dapat saja terintegrasi namun terdapat juga saat di mana scaffolding hanya dibutuhkan oleh aspek tertentu.

Contoh implementasi scaffolding dalam pendidikan anak usia dini penulis ambil dari salah satu daily plan kurikulum play group bilingual. Tema belajar adalah “My Vegetables”dengan sub tema “Cauliflower”. Desain tema dalam kurikulum seperti ini membuka banyak peluang terjadinya interaksi belajar; anak belajar mengenal sayur-sayuran; sesuatu hal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Pada aspek keterampilan motorik halus, anak melatih kelenturan otot jari tangan dengan memetik kuntum bunga kol.Sementara setiap anak memegang bunga kol,guru mencontohkan cara memetik kuntum bunga kol di hadapan mereka (zona perkembangan terdekat/zone of proximal development). Timbul dalam benak anak, bahwa memetik kuntum bunga kol adalah sesuatu pekerjaan dapat dilakukannya sendiri. Anak mengamati bentuk bunga kol yang ada ditangannya (menjadi pembelajar mandiri/learner autonomy); dan memperhatikan cara guru atau teman lainnya memetik kuntum bunga kol (menjadi pembelajar kelompok/cooperative learning).

Dalam hal memetik kuntum bunga kol, pemagangan kognitif tampil dengan ciri khasnya yaitu pemodelan oleh guru, penekanan; yaitu tekanan proses belajar pada latihan keterampilan otot jari, eksplorasi; yaitu mengenai manfaat, habitat dan pengolahan sayur bunga kol dan petunjuk yang meningkat kompleksitasnya; yaitu mulai dari mengenggam, memetik, mengelompokkan, dan menghitung kuntum bunga kol. Instruksi pelajaran; yang menuntun anak melakukan sesuatu dengan perintah yang jelas - meminta anak memetik kuntum bunga kol yang ada di gengaman tangannya sampai selesai; dapat menumbuhkan ketekunan dalam diri anak untuk mencapai keberhasilan (aspek emosional).Guru melakukan proses penilaian/assessment dengan sebelumnya sudah mengetahui level of actual development; yaitu belum tentu semua anak telah dapat memetik kuntum bunga kol (menurut Table Child Development).

Sedangkan level of potential development yang akan diobservasi adalah anak mampu memetik kuntum bunga kol paling sedikit 8 kuntum.Dalam 5 – 10 menit pertama, dapat diprediksi bahwa anak akan mengalami kesulitan karena jari-jari tangan belum terbiasa memetik kuntum bunga kol. Di saat ini, guru perlu menahan diri dan memberikan kesempatan pada anak untuk mengalami kesulitan; guru perlu tahu saat yang tepat untuk memberikan bantuan. Hindari bentuk-bentuk interferensi yang berpotensi menggangu proses belajar anak. Anak akan menyerukan permintaan bantuan. Di sinilah, guru menerapkan scaffolding; yaitu berupa memegang jari anak dan memberi kekuatan tertentu untuk memetik kuntum bunga kol bersama. Setelah itu,berilah kesempatan anak untuk kembali mencoba sendiri; tariklah scaffolding secara bertahap. Setelah paling sedikit 8 kuntum bungakol berhasil dipetik oleh jari tangan anak sendiri,maka anak telah mencapai level of potential development. Kadang kala sangat menarik dan lucu, saat terjadi anak berusaha menolong teman untuk memetik kuntum bunga kol; membagikan keterampilan yang baru saja dikuasainya; yang sebetulnya merupakan suatu bentuk internalisasi konsep pengetahuan baru ke dalam dirinya. Kejadian seperti ini dapat menjadi sumber tulisan narasi yang kreatif untuk dicatatkan dalam laporan perkembangan anak.

Implementasi scaffolding lainnya juga terlihat dalam contoh lebih sederhana sebagai berikut: seorang anak perempuan yang berumur 2,5 tahun dengan gembira memilih dan berusaha mengenakan sendiri baju yang akan dipakainya dan tidak mengijinkan ibunya membantu. Pada usia 2,5 tahun menurut tabel Perkembangan Anak (Child Development); tingkat erkembangan riil (level of actual development) pada aspek intelektual antara lain adalah anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi; dan pada aspek fisik sedang ingin mencoba melenturkan otot jemari tangannya. Anak belum dapat mengenakan baju sendiri, tetapi membutuhkan bantuan; berarti anak berada pada tingkat perkembangan potensial (level of potential development).

Pada waktu ini potret pembelajaran konstruktivisme sedang berlangsung; yaitu pengetahuan dibangun sendiri oleh anak secara aktif; tekanan proses belajar adalah pada anak dan bukan pada hasil belajar. Saat sang ibu mengamati anak sedang berusaha dengansungguh-sungguh mengenakan baju, timbul keinginan yang sangat besar untuk segera membantu; tetapi anak belum merasa perlu adanya scaffolds. Bila scaffolds tidak tepat waktu, akan terjadi interferensi; anak tidak merasakan keberhasilan pencapaian suatu indikator; bantuan ibu akan menyelesaikan semua proses mengenakan baju. Beberapa saat kemudian anak menyerukan perlunya bantuan; ini menunjukkan aspek emosi yang sesuai yaitu anak segera mencari pertolongan untuk mendapatkan bantuan. Saat anak telah membuka diri terhadap bantuan, scaffolding dibutuhkan. Ibu berperan Sebagai fasilitator; mencontohkan cara mengancing satu mata kancing baju. Pada waktu ini, ibu berbicara mengenai cara mengancing baju dan akan menjadi kosa kata baru bagi anak (aspek bahasa).Komunikasi dan penggunaan bahasa menjadi suatu media yang baik untuk melancarkan internalisasi konsep ke dalam diri anak. Anak mengendapkan konsep itu ke dalam pikirannya; biasanya muncul dalam bentuk self talk (berbicara sendiri) anak kepada dirinya. Setelah mendapatkan scaffolds, anak akan mencoba lagi mengenakan bajunya. Disini, bentuk scaffolding telah cukup dan perlu dihentikan secara bertahap. Anak telah menguasai keterampilan mengenakan baju lebih baik dari sebelumnya. Anak merasakan keberhasilan mencapai suatu indikator. Dari dua contoh sederhana di atas dapatlah disepakati bahwa suatu pemberian scaffoldingyang efektif adalah tepat waktu dan setelah itu ditarik kembali secara bertahap setelah ditandai dengan diperolehnya keterampilan baru Yang lebih baik dari sebelumnya yang berhasil dilakukan sendiri oleh anak pada tingkat perkembangan potensialnya. Dengan demikian, penilaian terhadap anak mencakup tingkat perkembangan riil; yaitu ketika anak mendemonstrasikan suatu keterampilan tanpa bantuan; sampai dengan tingkat perkembangan potensial (level of potential development). Bentuk assessment dapat berupa laporan narasi yang menyebutkan perbandingan dan bentuk keberhasilan kedua level perkembangan tersebut.

Implementasi scaffolding dapat dengan mudah kita temukan dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari anak usia dini. Faktor-faktor yangsederhana namun penting untuk diingat dalam implementasi scaffolding adalah bahwa pertama, kebutuhan terhadap scaffloding datang dari inisiatif anak; karena kalau bukan datang dari anak, scaffolding akan berubah menjadi suatu interferensi terhadap proses belajar anak. Suatu interferensi terhadap proses belajar anak disadari atau tidak akan menyemaikan sifat ketergantungan yang akan menimbulkan kesulitan yang lebih besar lagi di masa depan.Yang kedua, scaffolding sesuai dengan pesan pendidikan Vygotsky adalah menyediakan lingkungan sosial yang kaya dengan aktifitas yang berada dalam zona perkembangan terdekat anak dan kesempatan yang melimpah untuk bermain peran. Situasi belajar yang baik akan mereduksi peran guru (teacher centered) dan meningkatkan kemandirian belajar anak (student centered); sedemikian hingga muncul suasana yang merangsang tumbuhnya sifat pembelajaran dengan disiplin diri tinggi untuk tingkat pendidikan yang lebih lanjut kelak.

Prinsip-Prinsip Yang Harus Diterapkan Dalam penyusunan RPS (Rencana Pengembangan Sekolah)

Prinsip-Prinsip Yang Harus Diterapkan Dalam penyusunan RPS (Rencana Pengembangan Sekolah)
Prinsip-Prinsip Yang Harus Diterapkan Dalam penyusunan RPS (Rencana Pengembangan Sekolah)

RPS sebaiknya disusun secara bersama-sama antara pihak sekolah (KS dan guru), dengan stakeholder (pihak yang berkepentingan) a.l.: Komite sekolah, tokoh masyarakat, dan pihak lain yang peduli pendidikan di sekitar sekolah. Dalam penyusunan RPS ini diharapkan diterapkan konsep sbb:

1. Partisipatif, hal ini mendorong dan melibatkan tiap warga untuk menggunakan hak dalam menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, sehingga warga merasa memiliki dan ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan sekolah. Untuk itu, jika menyusun RPS sebaiknya melibatkan semua stakeholder pendidikan, misal: Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah, dan Warga. Akan lebih baik jika melibatkan stakeholder yang lain misal; unsur Pemerintah (Dinas/ kecamatan), Swasta, LSM Peduli Pendidikan, dll.

2. Transparan, hal ini diperlukan dalam rangka menciptakan kepercayaan timbal balik antar stakeholder melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.

3. Akuntabel, segala pelaksanaan rencana dan kegiatan diusahakan dapat meningkatkan akuntabilitas (pertanggunggugatan) para pengambil keputusan dalam segala bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat luas.

4. Berwawasan ke depan, karena RPS adalah suatu rencana yang disusun untuk mencapai tujuan
5. di masa depan, perlu diingat bahwa segala sesuatu haruslah disusun dengan mempunyai wawasan yang luas dan kedepan.

6. Spesifik, Terjangkau, dan Realistis, sebaiknya dalam menyusun RPS, sekolah mengacu pada hal yang sesuai kebutuhan sekolah masing-masing, tidak terlalu muluk, dan berpijak pada kenyataan yang ada (kemampuan sumber daya: manusia, keuangan, dan material)

Pendidikan Anak Usia Dini - Scaffolding

Pendidikan Anak Usia Dini - Scaffolding
Pendidikan Anak Usia Dini - Scaffolding


Implemetasi scaffolding sebagai bagian dari proses belajar konstruktivisme perlu dikenali dengan baik sehingga tidak perlu berubah menjadi interferensi yang justru akan menghilangkan kesempatan belajar anak untukmenguasai proses pemecahan masalah (problem solving). Vygotsky, 1962, dalam teori belajar konstruktivisme khususnya pada pendidikan anak usia dini telah menggarisbawahi pentingnya scaffolding yang tepat waktu dan dapat ditarik kembali secara bertahap setelah anak menunjukkan keberhasilan terhadap pencapaian suatu indikator dalam aspek perkembangan anak (child development). Anak membutuhkan scaffolding untukmenuju ke tingkat perkembangan potensial (level of potential development).

Scaffolding adalah pengembangan dari teori belajar konstruktivisme modern. Scaffolding pertama kali disebut sebagai istilah dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan anak usia dini oleh Vygotsky pada tahun 1846. Dalam pendidikan anak usia dini, scaffolding mengambil peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran di setiap aspek menuju pencapaian perkembangan anak (child development). Setiap kali seorang anak mencapai tahap perkembangan yang ditandai dengan terpenuhinya indikator dalam aspek tertentu, maka anak membutuhkan scaffolding. Vygotsky (1962) menuliskan bahwa scaffolding merupakan bentuk bantuan yang tepat waktu yang juga harus ditarik tepat waktu ketika interaksi belajar sedang terjadi saat anak-anakmengerjakan puzzle, membangun miniatur bangunan, mencocokkan gambar dan tugas-tugas pelajaran lainnya. Saat interaksi belajar berlangsung, scaffolding kadang dibutuhkan secara bersamaan dan terintegrasi dalam aspek fisik, intelektual, seni dan emosional.

Teori belajar konstruktivisme modern secara umum menyatakan bahwa siswa harus secara pribadi menemukan dan menerapkan informasi yang kompleks kemudian mengecek informasi baru dibandingkan dengan aturan lama dan memperbaiki aturan itu apabila tidak sesuai lagi. Guru tidak dapat hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa, melainkan siswa harus membangun pengetahuan ini di dalam benaknya sendiri. Guru hanya membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan relevan bagi siswa; sehingga siswa mampu menarik kesimpulan untuk menerapkan sendiri ide-idenya.

Khusus terhadap pendidikan anak usia dini teori konstruktivisme modern oleh Vygotksy dibagi dalam tiga tahap yaitu:
(1) Tahap Zona Perkembangan: atau Zone of Proximal Development (ZPD) yaitu suatu ide bahwa anak usia dini belajar konsep paling baik apabila konsep itu berada dalam zona perkembangan terdekat mereka. Artinya, suatu jarak antara keterampilan yang sudah dimiliki oleh anak dengan keterampilan baru yang diperoleh dengan bantuan dari orang dewasa (adult/caregiver/orang tua/guru) atau orang yang terlebih dahulu menguasai keterampilan tersebut (knowledgeable person/peer/siblings). Zone of Proximal Development dihadirkan di tengah lingkungan dengan fitur yang sekaya mungkin sehingga memberikan kesempatan melimpah bagi anak untuk membangun konsep dan internalisasi pemahaman dalam dirinya tentang berbagai hal sehingga anak memperoleh rangsangan yang kuat untuk mempelajari suatu konsep bagi pemahamannya dengan cara terbaik.

(2) Tahap Pemagangan Kognitif atau cognitive apprenticeship adalah suatu istilah untuk proses pembelajaran di mana guru menyediakan dukungan kepada anak usia dini dalam bentuk scaffold hingga anak usia dini berhasil membentuk pemahaman kognitifnya. Pemagangan kognitif atau cognitive apprenticeship juga merupakan suatu budaya belajar dari dan di antara teman sebaya melalui interaksi satu sama lain sehingga membentuk suatu konsep tentang sesuatu pengalaman umum dan kemudian membagikan pengalaman membentuk konsep tersebut di antara teman sebayanya (Collins, Brown, and Newman1989). Wilson and Cole (1994) mendeskripsikan ciri khas pemagangan kognitif yaitu “ heuristic content, situated learning, pemodelan, coaching, articulation, refleksi, eksplorasi, dan ”order in increasing complexity”.

(3) Scaffolding atau mediated learning yaitu dukungan tahap demi tahap untuk belajar dan pemecahan masalah sebagai suatu hal yang penting dalam pemikiran konstruktivis memodern. Scaffolding is adjusting the support offered during a teaching session to fit the child’s current level of performance ” .Scaffolding sebagian besar ditemukan dilakukan oleh orang dewasa (adult/care giver/parent/teacher) atau orangyang lebih dahulu tahu (knowledgeable person/siblings/peer) tentang suatu keterampilan yang seharusnya dicapai oleh anak usia dini.

Penelitian Tindakan Kelas - Tahapan PTK

Penelitian Tindakan Kelas - Tahapan PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Tahapan PTK

Muhammad Faiq Dzaki

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas seperti dinyatakan sebelumnya, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Namun perlu diketahui bahwa tahapan pelaksanaan dan pengamatan sesungguhnya dilakukan secara bersamaan. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut.

Tahap 1: Perencanaan tindakan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan (apabaila dilaksanakan secara kolaboratif). Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan. Bila dilaksanakan sendiri oleh guru sebagai peneliti maka instrumen pengamatan harus disiapkan disertai lembar catatan lapangan. Yang perlu diingat bahwa pengamatan yang diarahkan pada diri sendiri biasanya kurang teliti dibanding dengan pengamatan yang dilakukan terhadap hal-hal yang berada di luar diri, karena adanya unsur subjektivitas yang berpengaruh, yaitu cenderung mengunggulkan dirinya. Dalam pelaksanaan pembelajaran rencana tindakan dalam rangka penelitian dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan
Adalah pelaksanaan, yaitu implementasi atau penerapan isi rencana tindakan di kelas yang diteliti. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap 2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rencana tindakan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak kaku dan tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan.

Tahap 3: Pengamatan terhadap tindakan
Yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (baik oleh orang lain maupun guru sendiri). Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa kegiatan pengamatan ini tidak terpisah dengan pelaksanaan tindakan karena pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Sebutan tahap 2 dan 3 dimaksudkan untuk memberikan peluang kepada guru pelaksana yang berstatus juga sebagai pengamat, yang mana ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan tentu tidak sempat menganalisis peristiwanya ketika sedang terjadi. Oleh karena itu kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat ini untuk melakukan "pengamatan balik" terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi.

Tahap 4: Refleksi terhadap tindakan
Merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah "refleksi" dari kata bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini sebetulnya lebih tepat dikenakan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku tindakan mengatakan kepada peneliti pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dn bagian mana yang belum. Apabila guru pelaksana juga berstatus sebagai pengamat, maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain guru tersebut melihat dirinya kembali, melakukan "dialog" untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki. Dalam hal seperti ini maka guru melakukan ”self evaluation” yang diharapkan dilakukan secara obyektif. Untuk menjaga obyektifitas tersebut seringkali hasil refleksi ini diperiksa ulang atau divalidasi oleh orang lain, misalnya guru/teman sejawat yang diminta mengamati, ketua jurusan, kepala sekolah atau nara sumber yang menguasai bidang tersebut. Jadi pada intinya kegiatan refleksi adalah kegiatan evaluasi, analisis, pemaknaan, penjelasan, penyimpulan dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus selanjutnya.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Apabila dikaitkan dengan "bentuk tindakan" sebagaimana disebutkan dalam uraian ini, maka yang dimaksud dengan bentuk tindakan adalah siklus tersebut. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal tetapi selalu berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus.

Sumber: Penelitian Tindakan Kelas, DR. Sulipan, M.Pd.

Makalah PTK dari Jurnal Ilmiah:
Laporan PTK: Pendekatan Realistik Matematika SD
Laporan PTK: Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP
Laporan PTK: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
Laporan PTK Mata Pelajaran Bahasa Inggris: Directed Accelerated Reading (DRA)
Laporan PTK tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Laporan PTK tentang Lesson Study 

Beberapa artikel tentang penelitian tindakan kelas: